•02

109 10 1
                                    

Gita sejak SMA kelas 2 sudah mulai disuruh kerja oleh paman dan bibinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gita sejak SMA kelas 2 sudah mulai disuruh kerja oleh paman dan bibinya. Terus hasil dia gajian akan di ambil oleh kedua orang itu, Gita hanya mendapatkan 30%.

Sejujurnya Gita tidak puas mendapatkan hasil sedikit itu, itu hanya cukup buat bayar SPP, jajan dan makan kalo dia tidak di kasih makan sama bibinya.

Gita tertekan sekali karena itu, tapi mau bagaimana lagi, dia telah bersama dengan paman dan bibinya dari kecil. Mereka juga berbesarkan dirinya dari kecil.

Jadi mau tak mau ia harus kerja dan mencari uang sendiri. Pamannya hanya seorang supir dan bibinya pelayanan restoran terkenal.

Walau mereka masih dapat gaji, tapi bagi mereka itu tidak cukup. Taulah bibinya yang suka menghamburkan uang demi barang yang tidak berguna.

Gita hanya pasrah ketika di jadiin babu oleh kedua orang itu, tapi tidak apa-apa, dia tetap bersyukur.

Back to story*

Saat ini Gita bersiap-siap untuk pulang, ia mengganti pakaiannya dengan pakaian yang ia pakai ke kampus tadi.

"Chung ha eonnie, Gita pulang duluan ya" pamit Gita ke wanita yang sedang berada di kasir.

Chung ha menoleh. "Okey, hati-hati di jalan ya" katanya tersenyum manis. Dia 3 tahun lebih tua dari Gita, walau begitu mereka berteman baik.

Gita ikut tersenyum. "Iya, eonnie juga" Chung ha mengangguk, lalu setelah itu dia berjalan ke keluar cafe, tempatnya bekerja.

Ia berjalan ke parkiran sepedanya, setelah itu ia mengendarai sepeda itu untuk pulang ke rumah. Saat ini jam 5 sore, sudah waktunya dia pulang, nanti akan ada orang yang bekerja di malam hari nanti.

•••••

Clek

"Gita pulang" sahut Gita saat membuka pintu rumah.

Puk

Tiba-tiba sebuah sapu terlempar ke tubuhnya.

"Bersihin rumah ini sampai bersih, di pel juga. Jangan lupa juga cuci piring" perintah Rose dengan mensilangkan tangannya di depan dada.

Gita menghela nafas pelan, lalu ia mengangguk. "Iya bi"

"Sampai bersih, kalau enggak kamu gak makan malam ini"

Selalu seperti ini, Gita sudah masuk dengan ancaman itu. Dengan terpaksa ia mengiyakan. "Gita ganti baju dulu ya bi"

"Hmm"

Lalu gadis polos itu berjalan ke kamarnya untuk ganti baju terlebih dahulu. Setelah mengganti baju, ia mengerjakan perintah bibinya.

.
.
.
.
.

"Alhamdulillah" ucap Gita ketika selesai sholat magrib. Lalu ia mengangkat kedua tangannya dan berdoa.

Tok

Tok

BUGH

BUGH

"Gita! Jangan lama woi, setrika in pakaian!" jerit Rose menggedor pintu kamar Gita.

Dengan cepat Gita menyelesaikan doanya, ia takut bibinya marah dan menyiksanya.

Clek

"Iya bi, ini Gita udah selesai kok. Tunggu bentar bi" kata Gita.

"Ck, lama bener. Cepat!!"

"Iya bi"

Kemudian gadis itu membereskan perlengkapan sholatnya dan meletakkannya di tempat semula.

Setelah itu ia keluar kamar dan menyetrika seluruh pakaian yang ada di keranjang.

"Huft banyak banget" keluh Gita.

"Jangan lama nyetrikanya, masak makanan sudah itu" ujar Rose.

Gadis itu menghela nafas pelan. "Iya bi"

"Jangan iya-iya aja bocah!"

"Terus Gita harus jawab apa?"

"Ohh ngejawab ya!!"

PLAK

Tiba-tiba Rose menampar pipi Gita dengan kuat sehingga menimbulkan bekas tangan di pipi mulus gadis itu.

"Cepat selesaikan!" Gita mengangguk, lalu ia mulai menyetrikanya.

•••••

Satu jam kemudian, Gita telah selesai dengan setrikaannya.

"GITA! UDAH BELUM SIH? LAMA BANGET, CEPAT MASAK NANTI PAMAN MU PULANG KELAPARAN!" teriak bergema Rose. Tidak ada jawaban, Rose bedecak kesal. "Benar-benar anak ini" lalu ia menghampiri Gita.

"Gita sudah sele-- AKKHH BI SAKIT" teriak Gita ketika rambutnya di tarik kuat oleh Rose dan wanita itu menyeretnya ke dapur.

BUGH

"Ashh!" ringis Gita, pinggangnya mengenai meja makan dengan kuat.

"Cepat masak!!" perintah Rose.

"I-iya bi" dengan punggungnya yang sakit, ia pun mulai memasak makan malam.

Rose menyeringai, lalu ia berjalan meninggalkan Gita di dapur. Ia duduk di sofa dengan ponsel ditangannya.

Wanita itu sedang melihat-lihat tas mahal. "Sepertinya yang ini bagus, harganya saja milyaran" gumam Rose. "Gita, bibi mau beli tas. Nanti kalo kamu gajian langsung beri uang itu ke bibi" ujar Gita.

"Iya bibi" jawab Gita. Tapi dihatinya ia mengucapkan sumpah serapa untuk wanita itu.

'Setan banget! Ngeselin sumpah, kalo bukan orang yang ngerawat gua dari kecil, udah gua bunuh tuh nenek lampir. Sok banget beli tas mahal tapi minta uang gua, dasar!!'. Batin kesal Gita.

.
.
.
.
.

Setelah selesai makan malam sendirian, gadis cantik itu berjalan ke kamarnya untuk tidur.

Gita selalu seperti ini, ia akan makan tengah malam ketika bibi dan pamannya sudah tidur. Ya makanan bekas bibi dan pamannya yang ia makan, tapi gapapa yang penting perutnya kenyang.

BRUK

"Akhirnya bisa istirahat" ujarnya. Lalu ia membuka ponsel.

"Nah selesai" Gita terkekeh melihat postingan yang baru saja ia post di Instagram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nah selesai" Gita terkekeh melihat postingan yang baru saja ia post di Instagram. "Saatnya tidur" ia mematikan lampu kamar dan menari selimutnya bersiap untuk tidur.

.
.
.
.
.

Tbc

Update lagi nih.

Jangan lupa vote dan komen!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sugar Daddy [Kang Daniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang