11. Perkara nasi padang

607 142 24
                                    

Kesel ah! Kalo aneh maafin ya. Soalnya draft ini kehapus dan harus ulang dari awal. Sedangkan otak gue nggak bisa inget yang udah gue tulis apa aja :')

Btw selamat berbuka :)








Ralline's

Gue nggak pernah sama sekali merasa mirip Ralline Shah meskipun nama depan kita sama. Bukan dari segi penampakan ya, jelas beda kasta. Tapi dari segi kepopuleran. Gue bahkan nggak inget kapan pernah sepopuler ini.

Ya lo bayangin aja, ada 3 orang yang nggak ada angin nggak ada hujan tiba-tiba chat lo. Lumayan intens lagi. Gimana coba?

Awalnya sih senang, tapi lama-lama gue jadi bingung mau balas gimana. Maklum lah, pengalaman pertama. Yang malah berakhir, gue anggurin chat mereka. Maap-maap nih bukannya gue mau jadi pemberi harapan palsu. Tapi emang otak gue aja terlalu tolol buat memanfaatkan keadaan. Bahasa kerennya sih, sambil menyelam minum air. Dideketin sini oke, dideketin yang di sana juga oke.

Pertama, si Jonathan alias Jo.

Untungnya, gue sama dia nggak satu kantor dan jarang ketemu juga. Jadi ya nggak telalu merasa bersalah-bersalah amat. Palingan, dia kadang bom chat aja. Tapi gue cuekin, yaudah kelar. Simple.

Yang kedua, si Mas Hitam yang sampai sekarang identitas aslinya bahkan belum gue ketahui. Gilee nggak tuh?

Jujur aja kalau soal dia, sebenarnya gue juga nggak ngerti maksud dan tujuannya dia chat itu apa. Karena setiap kali chat, pasti berujung bahas roti yang udah gue makan waktu itu.

Hellaaaaw, rotinya bahkan udah tercerna dengan baik melewati lambung, masuk ke usus dan berakhir di closet. Tapi seretnya itu loh, masih kerasa di tenggorokan kalau diungkit terus.

Dia juga jarang chat sih, mungkin kalau lagi iseng doang. Dan mungkin gue adalah objek yang bisa jadi sumber hiburannya kalau lagi suntuk. Kok ngenes?

Lah, terus ngapain ya gue masukin dia ke list ini? Lagian gue juga nggak ngarep di chat sama dia sih, bodo amat!

Nah, giliran yang terakhir ini yang paling bikin gue merasa serba salah. Siapa lagi coba kalau bukan Galang?

Gue juga nggak ngerti kenapa dia jadi hobi chat gue. Padahal yang chat dia kan bejibun sampai numpuk-numpuk. Jangan tanya kenapa gue tahu yang chat doi banyak! Di chapter lalu kan udah pernah dijelasin, kenapa dia sempat nggak balas chat gue! Karena ketimbun! Ya ampun, nyeseknya bahkan kerasa sampe tulang kalau keingat!

Dan terlebih lagi, kalau sama dia nggak akan sesederhana itu dibanding dua orang sebelumnya. Kalaupun gue cuekin bom chat nya dia, masalah nggak akan kelar sampai situ.

Lo bahkan bisa panggil Galang jelangkung. Kenapa? Karena gue nggak tahu dari mana arahnya dia datang, eh tiba-tiba udah di samping gue aja. Maka dari itu, gue yang kelabakan sendiri karena dia nggak akan ragu buat nanya secara langsung di kantor. Nyamperin gue tanpa dosa, yang tentunya bikin gue hampir kena serangan jantung mendadak.

Bukannya gimana-gimana sih, tapi fans nya dia banyak, agak anarkis pula. Bisa dihadang nanti gue pulangnya lewat mana.

Mungkin kalian bakal mikir, gue kayaknya jadi makhluk kurang bersyukur amat. Kemarin-kemarin aja ngeluh jadi fakir cinta. Sekarang ada kesempatan malah disia-siain.

BridesmaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang