Ralline's
Meleyot.
Udah.
Satu kata yang mewakili gue saat ini.
Gue mau marah nggak bisa.
Gue mau ngumpat nggak bisa.
Malah teruhuk-uhuk sama itu orang.
Ganteng banget woy, bening gila!
Parah sih, nggak kalah sama bias gue, si Jaemin. Glowing maaak, kulit gue yang hobi perawatan tiap bulan aja masih kalah.
Odading emang itu orang! Harga diri gue terluka anjrot!
Sayangnya bukan itu yang bikin gue uring-uringan setelah pulang makan malam.
Tapi...
"Saya berniat melamar putri om dan tante untuk menjadi pendamping hidup saya. Itupun jika om dan tante mengizinkan"
.......
Lamar?
.......
Pendamping hidup?
Terakhir kali gue yakin kalau telingga gue masih berfungsi dengan baik. Kotoran juga standard, nggak menyumbat aliran suara sama sekali.
Tapi bisa dipercaya nggak sih kalimat yang tadi gue dengar?
Oh shittt, sayangnya itu bukan halusinasi.
Kalimat tadi muter-muter mulu di kepala, bikin gue terdoktrin. Mau ngapa-ngapain jadi ngebug dulu, keinget dia ngomong!
Ooh laaah odading, emang!
Gue masih nggak habis pikir, atas dasar apa dia bilang begitu nggak pake pembukaan dulu?
Emang kita kenal?
Yang lebih nggak jelas lagi, bahkan orang tua kita juga sebenarnya nggak saling kenal.
Terus? Gimana bisa terjadi lamaran ala tahu bulat seperti ini?
Dari yang mama ceritain ke gue sepulang makan malam. Beberapa hari yang lalu, tiba-tiba aja ada yang menghubungi papa. Dia beneran nggak nyangka kalau salah satu keluarga terpandang berniat ngundang kita makan malam. Terpandangnya nggak kaleng-kaleng pula.
Jujur, mama sama papa awalnya ngirain mereka tertarik sama salah satu tanah papa di pinggiran kota yang emang lagi proses mau dijual. Makanya ngajakin makan malam buat ngobrolin masalah ini.
Tapi setelah dipikir-pikir lagi, emangnya orang sesibuk mereka langsung turun tangan sendiri tanpa asisten buat ngurusin masalah tanah doang? Itupun bukan tanah berhektar-hektar.
Dan kecurigaan mama sama papa pun langsung terbukti waktu mereka bilang pertemuan ini diadakan bukan karena masalah jual beli tanah. Melainkan adanya niatan dari anaknya untuk bersilaturahmi.
Yah, sekarang dipikir deh, silaturahmi dalam rangka apa? Lebaran kan udah lewat juga. Lagian saling nggak kenal, mau maaf-maafan juga rasanya nggak pernah bikin salah.
Papa sih cenderung cuek. Bukan berarti papa nggak tahu maksudnya apa. Cuma nggak mau terlalu overthinking.
Beda papa, beda pula mama. Doi yang emang dasarnya salah satu ketua geng ghibah komplek, langsung cari di google bentukan anak keluarga sultan yang katanya mau bersilaturahmi itu. Takutnya zonk. Gitu-gitu, mama pencari bibit unggul.
Dan harus mama akui, kali ini dia benar-benar tertampar kenyataan. Itu mulut langsung mangap, sampai lupa nutup karena emang se-parah itu. Nggak pakai mikir seribu kali, langsung diiyain makan malam tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bridesmaid
FanfictionJadi bridesmaid dulu, nikah bisa belakangan. Cepet lambatnya sih, tergantung jodoh kena macet nggak di jalan hehe. Yang penting aminin segera nyusul! -Ralline, si anak fakir cinta. -2020