Puasa hari ke-16

1.2K 119 1
                                    

Istimewa

DLDR — Don't Like Don't Read

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DLDR — Don't Like Don't Read.

Written by : Vennaex

Rate : PG-13 — Parents Strongly Cautioned

Disclaimer :
© Boboiboy dan tokoh lainnya hanya milik Animonsta Studios Sdn. Bhd.

 Bhd

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok

Tok

"Aih! Kebiasaan bertamu sore-sore gini!"gerutu Taufan. Dia disuruh yang lain untuk membukanya.

Tok

Tok

Tok

"Ya tunggu!! Allahu Akbar!!"

Cklek

"Pakcik?"

"Hehehe, halo!"

"Apa yang Pakcik buat di sini?"tanya Taufan.

"Ada paket untuk kalian semua dari tuan Amato, kalian kaya eh?"

"Maksud Pakcik?"bingung Taufan.

Pakcik tersebut hanya senyum-senyum tidak jelas membuat Taufan semakin bingung. "Yang lain mana?"tanya balik Pakcik tersebut.

"Mau saya panggilkan Pakcik?"tawar Taufan.

"Boleh."

Taufan pergi meninggalkan Pakcik di depan pintu dan pergi menuju ruang bioskop, tadi mereka akan menonton film sebelum ada bel.

"Korang,"panggil Taufan yang membuat mereka semua memandang Taufan.

"Kenapa Kak Fan?"tanya Gempa sambil berdiri dari setengah tidurannya.

"Pakcik yang kemarin antar paket balik lagi, aku tidak tahu apa yang dia mau lakukan,"jawab Taufan. Mereka berjalan menuju ruang utama.

"Pakcik? Ada apa?"tanya Gempa.

"Ini surat dari tuan Amato," Pakcik tersebut menyerahkan satu surat kepada Gempa lalu pergi dari sana.

"Surat apa ni?"gumam Gempa. Dia membolak-balik surat tersebut.

Gempa akhirnya membuka surat tersebut dan dikelilingi oleh yang lain hingga membuat Gempa berada di tengah.

Gempa membacanya hingga yang lain bisa mendengar.

"Tahniah! Kerana Kakak Tertua korang nak baca buku yang ayah kasih dan Korang membantunya serta memakai dengan baik hadiah yang ayah kasih, seperti yang dijanjikan. Ayah memberikan hadiah yang tidak dijangka! Dengan ini, penutup hadiah yang ayah kasih, Semoga dengan ini Korang akan lebih berdikari. Dan sebagai permintaan maaf kerana tidak dapat pulang untuk lebaran bersama. Tertanda Ayah Amato."

"Pantas baik, ada alasannya,"kata Blaze dan diangguki yang lain.

"Jadi, hadiahnya di mana?"tanya Solar.

"Entah, Pakcik penghantar paket tak kasih tau,"jawab Taufan.

"Luar,"ucap Halilintar.

Mereka semua memandang Halilintar bingung sebelum Halilintar menunjuk arah luar. Mereka mengikuti arah tunjuk tersebut dan terbelalak apa yang mereka lihat.

KERETA!
Translate : Mobil

"Ini tidak mimpi kan?"tanya Ais.

"Woah!"kagum Duri.

Mau tau mobil apa yang dikasih?

Mobil Lexus LX 570
Harganya sekitar 950346.80 ringgit Malaysia (Rupiah = 3.365.000.000)

"Apa ini tidak terlalu mewah?"tanya Gempa. Sebenarnya Gempa tidak enak dengan ini semua.

"Ini sepadan, karena ayah tidak bisa lebaran bersama lagi,"balas Ais.

"Mau mencoba?"tanya Blaze.

"Huwaa, nak! Nak! Best nye bisa ngabuburit pakai kereta!"kata Duri.

"Okay! Jom,"ajak Taufan.

"Eit, tunggu dulu, siapa yang nak jadi pemandu?"tanya Gempa.

Mereka berlima secara bersamaan menunjuk Halilintar.

"Apesal aku!?"tanya Halilintar

"Kalau ada apa-apa kau yang tanggung jawab, Abang Hali~"jawab Taufan.

"Kenapa tak Gempa je?!!"

"Alah~ Mengalah jelah,"balas Solar.

"Kalau Kak Fan yang jadi pemandu pasti tau macam mana kan?"

"Kalau Kak Gem, dia terlalu taat dengan peraturan jadi tak ada adrenalin, hehe,"

"Kalau Kak Blaze bisa-bisa keretanya tak berbentuk lagi,"

"Sedangkan Kak Ais, tidur dia di perjalanan, kemalangan mulu kita,"

"Kak Duri, eumm, jangan di pikirkan pasti bakal tau macam mana,"

"Kalau aku-"ucapan Solar terpotong oleh ucapan Taufan.

"Kalau Solar nanti dia berkaca mulu di kaca mobil," Solar memandang kesal Taufan yang sudah tertawa.

"Jadi tidak ini?"tanya Gempa.

Mereka berlima menunjuk Halilintar lagi.

Halilintar menghela nafas dan masuk ke bagian kursi pemandu. Sementara yang lain tepuk tangan satu sama lain karena berhasil menjadikan Halilintar pemandu mereka.

Gempa duduk di samping Halilintar. Solar, Duri dan Ais di bagian tengah dan sisanya di bagian belakang.

"Jangan lupa pakai sabuk pengaman,"ingat Gempa.

"Sudah!"jawab mereka.

"Sudah bawa duit Gem?"tanya Halilintar.

"Eumm, sudah!"

Halilintar mulai menjalankan kereta dengan hati-hati karena ini pertama kalinya ia mengendarai kereta dan juga ia membawa adik-adiknya.

Ramadan with Elemental Siblings [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang