-Hutan-

3 4 0
                                    

  Derap langkah seorang pria menggema di sebuah Istana besar nan megah. Para maid di ruangan itu menundukan setengah badannya kala sang pria melintas. Tubuh yang Tinggi dan tegap di dominasi dengan mata yang tajam dan datar mampu menghipnotis kalangan kaum hawa.

Matanya terarah pada sebuah lukisan yg bergambarkan pohon pohon dan beberapa ekor rusa.

"Siapkan alat alat berburu!"

"Biarkan saya berkelana sendiri di hutan tanpa ada pengawalan!" tuturnya penuh ketegasan.

"Apa tuan yakin?" ujar seorang pria muda. "Di hutan itu sangat berbahaya tuan, dan tuan belum pernah berburu sendirian sebelumnya" lanjutnya

"Saya yakin, biarkan saya pergi untuk menenangkan diri saya. Saya pasti baik baik saja"

Seorang maid datang lalu menundukan badannya "Kuda dan alat alat berburu sudah siap tuan"

"Saya pergi sekarang" ucap pria tersebut, Langkahnya terhenti tanpa menolehkan kepala nya "jangan ada yang mengikuti perjalanan saya!"

****

  Di sebuah kamar kecil bernuansa Pink terdapat seorang gadis yang sedang termenung. Kepalanya tenggelam diantara lutut lututnya, isak tangis yang mereda menjadi lagu yang pilu di ruangan yg sangat sepi itu.

Semua derita telah dia rasakan, Derita yang tak berpenghujung. Bahkan dia merasa jika dia adalah manusia yg paling menyedihkan di dunia ini. dia lelah, dan dia ingin pergi.

"Gue pasti pergi, ya gue pasti pergi secepatnya" monolognya dengan seringaian dan tatapan nya yg kosong.

Ia bangkit lalu mengobrak abrik lemari dan laci laci membiarkan sampah sampah dan baju semakin berserakan dan membuat ruangan itu semakin kacau.

Hal yg ia cari akhirnya ia temukan, sebuah tali yang ia rasa kuat untuk menahan berat tubuhnya.

Keinginan nya untuk pergi benar benar mantap ketika ia mencoba mengikatkan tali di atap teras kamarnya.

Ia kembali bergegas kedalam kamar dan menuliskan sesuatu pada sebuah kertas, Seringaian yang terus ia terbitkan di bibir tipisnya membuat ia nampak mengerikan.

Setelah segala rasa telah ia tumpahkan melalui pena merah itu ia menaruh kertas itu diatas kasur.

bruggg

bruggggg

brugggg

Suara asing yg tiba tiba muncul itu menghentikan pergerakan gadis itu. Gadis itu mencari sumber suara benda berjatuhan yg suaranya terus bersahutan itu.

Langkahnya terhenti pada dinding yg mulai retak, ia mendekatkan kupingnya pada dinding itu. penasaran, tentu saja yg mulai bercampur rasa takut. karna pasalnya di samping dinding itu adalah hutan belantara yg tak mungkin ada orang yang datang.

"Please, jangan bikin gue takut" gerutu nya.

lambat laun suara tersebut semakin keras dan

Brakkkk

Dinding itu roboh dan menampilkan sebuah hutan yang indah dengan sungai yang airnya sangat jernih.

gadis itu membelalakkan matanya takjub "Tunggu, hutan nya ko berubah? Ko ga gelap?"

Refleks gadis itu melangkahkan kakinya menuju hutan tersebut, matanya terus menerawang menikmati keindahan yg belum pernah ia temukan sebelumnya. Tanpa ia sadar ia melangkah sangat jauh dari tempat sebelumnya.

"Gue dimana deh?"

"Eh serius, gue nyasar?"

"Demi apa gue nyasar?" ia berbalik dan berjalan melalui jalan yg sebelumnya ia tempuh. Tanpa ia sadari, ia mulai tersesat dan sangat jauh dari tempatnya.

Kaki nya mulai melemas, ia mendudukan dirinya di bawah rindangnya pohon beringin.
tatapannya kembali sayu.

"Apa gue karma gara gara mau bunuh diri?"

"Tuhann, Adis janji gaakan coba coba mati lagi. Adis nyesel banget udah nyoba mati, Adis gaakan gitu lagi. tuhan Adis pengen pulanggggg" ucapnya dengan tatapan pada langit yg mulai menggelap

"Ish gue laperr" dengusnya

"Ribet bener jadi manusia". tatapan matanya memutar mencari hal yg bisa ia makan. langkah demi langkah ia tempuh dengan berbagai pertanyakan yg ntah ia ajukan untuk siapa

"Kenapa manusia harus makan?"

"Kenapa manusia harus minum?"

"Kenapa manusia harus baik?"

"Kenapa manusia harus nikah?"

"Karena manusia di ciptakan berpasangan dan manusia tidak akan pernah bisa hidup sendiri" ujar seseorang

"Lah, gue bisa hidup sendiri. bokap gue ajarin gue mandiri sedari bayi. so, gue gabutuh pasangan hidup" jawab gadis itu acuh

"Ada masanya manusia membutuhkan pasangan untuk mendengarkan segala keluhan dan menjadi sandaran di segala keadaan" ujar seseorang itu lagi

"lah ko bucin ya mas nya"

"Sejatinya manusia sangat membutuhkan seseorang yang mampu membuat dia merasa paling spesial dan paling beruntung"

"Alay banget jih" gadis itu terdiam dan menyadari sesuatu "gua ngomong sama siapa anjir?"

"eh buset semoga gaada setan disinii"

"demi tuhan gue ko merinding!". ucapnya bergidik. "tuhan cobaan apalagi ini, gue salah apalagi. gue gamau liat setan"

"Anda sendiri yang membuat setan itu hadir"
ucap seseorang yg entah darimana sumber suaranya

"Gue salah apa, kalo lo beneran setan please jan tunjukin rupa lo"

"tapi kalo lo mirip tehun si bihun kesayangan gue tunjukin sekarang aja gppa deh demi alek"

" Eh ampun nggak,gajadi cancel deh gue salah ngomong" gadis itu menerawang matanya ke segala arah mewaspadai setan yg ia takutkan benar muncul di hadapan dia.

"Tapi ga ada siapa siapa. apa bnr yg barusan setan?"

"iya"

"Eh anjir nyaut"

"Saya setan yang anda maksud"  ujar seseorang keluar dari semak semak. seorang pria berkulit putih susu dengan mata yg tajam.

"ish setannya ko ganteng" ucapan spontan yg tidak gadis itu sadari.

"Saya Pangeran Naveen Areez" ucapnya membungkukan setengah badannya.

"Ni orang kebanyakan ngehalu jadi pangeran apa gimana si?" ucap gadi itu dalam hati

"Anda siapa?"

" e-eh gue Maharani Raikana Gladysa"

"Dari kerajaan mana?"

"Ha?"

"Putri dari kerajaan mana?" ucap pria yg mengaku pangeran itu.

"Lo halu ya?"

"Dari kerajaan mana? setidaknya saya bisa membantu mengantarkan ke istana anda sebelum matahari tenggelam"

"Gue bukan Putri dari sebuah kerajaan dan gue bukan member dari kerajaan"

"Ck, lo kebanyakan halu si jadi kaya gini" gadis itu melangkahkan kakinya pergi.

"Kasian, ganteng ganteng tukang halu".

"mana masih muda lagi" gerutunya hingga

brugggg

Gladysa terperosok kedalam sebuah jurang, tubuhnya berguling guling diatas tanah yg menurun tajam itu, sepertinya tuhan mengabulkan keinginannya untuk pergi

Who Almahera? Where's Gladyssa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang