1. Festival

103 15 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(credit on pict)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(credit on pict)

Festival Musik tahunan yang diselenggarakan sebuah Kampus Negeri ternama di Yogyakarta.

Mata laki-laki itu menangkap sosok yang entah mengapa melekat di otaknya, padahal ia baru melihat sosok tersebut satu kali di sepanjang hidupnya. Gadis yang memakai outer kebesaran itu ternyata berhasil mencuri perhatian Bagas hari ini.

"Jan, gue kesana dulu ya? Mau beli minum" Bagas menepuk bahu Fauzan yang sedang menikmati alunan musik yang disajikan di panggung. Bagas hanya beralasan.

Bagas menghampiri gadis itu walau dengan perasaan bimbang. Tapi, apa salahnya untuk berkenalan, bukan?
"Hey, dari jurusan mana?," tanya Bagas sambil tersenyum.

Gadis yang memiliki nama Kanaya itu hanya menoleh sedikit dan menatap Bagas dengan lirikan matanya sambil mengerutkan kening karena merasa bingung. 'Hah? Apa sih?' tanya Naya dalam hati. Namun, gadis itu memilih untuk tidak merespon pertanyaan Bagas dan hanya mengangguk dengan sopan.

Tatapan aneh itu tidak mengurangi senyum Bagas. Sesungguhnya, Bagas sudah melihat gadis itu tersenyum sebelumnya. "Gue Bagas, Geodesi tingkat 2," sahut sang laki-laki walau tanpa ditanya. Terlihat 'sok' akrab? Tentu saja, tapi Bagas tidak peduli.

'Hah? Gue gak nanya ih.'
Kanaya hanya tersenyum pada Bagas dan mengalihkan pandangannya ke sekitar mencari sosok Damai, salah satu teman dekat gadis dengan panggilan Naya tersebut. Naya benar-benar tidak tahu siapa laki-laki ini dan ia juga tidak mau tahu.

'Damai dimana sih, kok pergi beli somay aja lama banget.'
Naya mulai merasa panik tapi ia berhasil menutupinya dengan bersikap santai dan bodo amat.

'Gila, susah banget ngajak kenalan!'
Bagas memutar otaknya untuk mencari topik pembicaraan, bahkan gadis itu tidak sedikitpun menjawab pertanyaan Bagas atau sekedar mengeluarkan suaranya.

Mata Naya akhirnya menemukan sosok Damai yang ia cari-cari. Naya menoleh dan menganggukan kepalanya ke arah Bagas dengan sopan sambil tersenyum tipis. "Maaf kesana dulu ya," ucap Naya dan langsung berlari kecil menghampiri Damai.

Bagas menatap kepergian Naya dengan tatapan kosong. Tidak tahu namanya, tidak tahu jurusannya, atau bahkan Bagas juga tidak tahu apakah gadis itu berkuliah di kampus yang sama atau tidak. Wajah laki-laki itu terlihat sedikit kecewa lalu ia tersenyum miris sambil mengusap belakang kepalanya.
"Ya kalau jodoh mah gak kemana," canda Bagas pada dirinya sendiri.

Malam puncak festival musik. Orang-orang bersorak menyambut sebuah band yang akan tampil di malam itu. Naya adalah mahasiswi baru di kota yang juga baru baginya. Naya tidak tahu apa-apa tentang band kampus, band indie atau semacamnya, namun melihat semua orang bersorak dengan senang membuat Naya ikut menikmati musik yang disajikan. Walau gadis itu memang tidak terlalu mengikuti musik genre rock tapi rasanya lagu itu enak didengar.

Sambil menikmati lagu dari band yang sedang tampil di depan, Naya memperhatikan satu persatu anggota dari band itu, seketika Naya mengenali gitaris yang sedang menikmati pertunjukannya sendiri sambil memainkan jari lentiknya di senar gitar dengan lihai.

"Loh! Itu kan mas-mas yang tadi?" gumam Naya pada diri sendiri. Ternyata mengenali sosok itu membuat Naya tersenyum tanpa sebab. Naya semakin menikmati pertunjukan yang disajikan oleh band tersebut dengan semangat seperti yang lain.

Sebelumnya..
_______________

"Aduh telat nih gue!" Bagas berlari sambil menggendong gitar miliknya. Harusnya sudah 10 menit yang lalu Bandtal hadir di backstage untuk briefing penampilan mereka hari ini.

Langkah bagas terhenti ketika melihat sosok seorang gadis yang sedang berjongkok di lorong kecil. Hal yang cukup aneh untuk Bagas melihat hal tersebut di tengah-tengah festival yang ramai. 'Itu orang kenapa ya? Jangan-jangan sakit?'

Bagas mengerutkan keningnya sambil perlahan mendekat dengan penasaran. Setelah perlahan mendekat, sosok gadis itu terdengar sedang berbicara namun tidak ada siapa-siapa disana.
'Eh! Jangan-jangan orang gila?' Bagas sempat kaget memikirkan kemungkinan tersebut namun ia semakin mendekat.

"Meong, makan yang banyak ya! Tau gak Naya beli sosis So Nice ini harganya 2000 demi kamu! Harusnya Naya bisa jajan es teh tau! jadi kamu harus makan yang banyak biar abis ini kamu bisa cari ibu kamu dimana." suara gadis itu mulai jelas terdengar.

Mata Bagas menangkap gambaran seulas senyum dari sang gadis yang ternyata sedang berbicara dengan seekor anak kucing kecil sambil memberi makan kucing itu dengan sebatang sosis.

Bagas tak menyadari bahwa dirinya tersenyum mendengar dan melihat gadis tersebut berinteraksi dengan kucing. Namun seketika ponsel bagas bergetar dan Bagas kembali dari lamunannya.
Ah sial. Bener juga kan gue lagi telat ucap Bagas dalam hati dan akhirnya berlari meninggalkan gadis itu dan kembali ke tujuan utamanya menuju backstage.

Chapter 1 : Festival ㅡ Selesai

Bagas dan Naya (2021)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang