Kiana dan Valea 1 🌻

10 2 7
                                    

Seorang perempuan berjalan masuk ke ruang kelas untuk memulai Kegiatan Belajar Mengajar, seluruh murid yang berada di ruang kelas itu sedang berkumpul untuk mengobrol dalam setiap kubu perempuan dan laki-laki.

Dalam obrolan kubu perempuan.

"Eh eh liat tuh, dia datang, kesel deh gue liat dia," bisik salah satu perempuan kepada teman perempuan lainnya dengan wajah yang sinis.

"Iya ya, sama kok gue juga, apalagi dia selalu jadi murid yang pintar, padahal kan kita yang harusnya lebuh pintar dari dia,"

"Nah iya bener juga,"

Begitulah omongan gosipan mereka kepada perempuan remaja yang sedang berjalan, perempuan remaja itu hanya menundukkan kepalanya karena malu sembari berjalan ke tempat duduknya.

Ya, perempuan remaja itu adalah Kiana Alivia Safira, dia selalu menjadi bahan gosip teman perempuan yang ada di kelasnya.

"Hai," sapa Kiana tersenyum kepada teman-teman perempuan yang sudah membicarakannya.

"Apa sih lo, sok ramah gitu sama kita," ucap Livia, salah satu murid yang paling berkuasa di kubu perempuan kelas 10.

"T-tapi kan kalau jadi orang itu harus saling sapa ke semua teman," tutur Kiana.
"Harusnya lo itu jawab sapaan gue, Via," lanjutnya tersenyum.

"Oh, sekarang lo berani ya sama gue, lo mau ngajak ribut, hah?" Livia marah dengan omongan Kiana yang menasihati dia dan teman-teman gengnya.

"Udah ayo kasih dia pelajaran kalau gitu, Via," tutur Tessa, teman gengnya.

"Sini, gue pinjem tas sekolah lo," tutur Livia merebut paksa tas sekolah yang di selendangi oleh Kiana.

"L-Livia, j-jangan ambil tas gue, tolong kembalin Via," ucap Kiana langsung merebut kembali tas sekolahnya dari tangan Livia.

Seketika itu datanglah seorang perempuan yang satu kelas dengan Kiana, dia langsung menolong Kiana yang sedang dijahili oleh Livia, dia bernama Valea Magdela Dalvira, teman sekelas Kiana.

"HEY!" teriak Valea menghampiri Kiana dan Livia.

Livia beserta teman-teman gengnya melihat ke arah Valea datang sekaligus terkejut.

"Lepasin tas itu, kasih lagi ke Kia, kalau ga lo kasih, gue laporin ke guru, biar lo dihukum," tutur Valea.

"Iya iya, nih tasnya gue balikkin dah," ucap Livia menganggukkan kepala dan memberikan tas itu ke tangan Kiana.

"Ih kok lo ikut belain dia sih, ga level deh kita sama kalian berdua," ucap Lisa kepada Valea.

"Ya udah gapapa, toh lagian juga gue sekarang ga mau deket lagi sama kalian semua," Valea jijik dan tidak suka dengan omongan dan tingkah laku Livia, Lisa dan teman-teman gengnya.

"Oke kalau gitu Lea, lo jaga tuh Kiana yang sok ramah itu," ucap Lisa ketus dan menunjuk ke Kiana.

"Iya, jelas dong, gue bakal jagain Kiana dalam keadaan apapun, jadi kalian jangan ada yang jahil ke Kia, awas aja kalian semua," ucap Valea tegas membela Kiana.

"Iya Lea," ucap kesal Lisa disusul teman perempuan lainnya.

"Ya udah ayo Kia, lo duduk sebelah gue aja yaa," ajak Valea tersenyum sembari menarik pelan pergelangan tangan Kiana untuk pergi ke kursi tempat duduk sebelah Valea.

"I-iya Lea," ucap Kiana tersenyum juga.

Mulai saat ini, Valea dan Kiana duduk bersebelahan setiap harinya di ruang kelas.

Pengorbanan Seorang Sahabat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang