Einführung

241 56 19
                                    

Netranya memang terlihat fokus menghadap depan, nyatanya pikirannya melayang tak tentu arah.

Satu kalimat, Akaashi hanya ingin tidur.

Semalam ia terlalu memikirkan bagaimana nasibnya di hari pertama masa SMA nya.

Dan ia cukup sadar diri bahwa ia merupakan tipe manusia introvert yang sulit bergaul dan beradaptasi dengan suasana baru. Pemikiran bodoh berlebihannya berharap akan adanya sesosok manusia ekstrovert yang mau menjadi temannya kelak.

Aula akademi Fukurodani merupakan tempat dimana ia berada sekarang. Tak mau dipandang buruk, ia masih berusaha menahan rasa kantuknya yang membuat iris sayunya kian menyipit. Tangan kanannya ia jadikan tumpuan dipaha untuk menahan kepalanya yang nyaris hilang keseimbangan.

Seseorang menepuk pundaknya pelan, membuat atensinya teralih penuh pada sang pelaku di belakangnya.

"Nampaknya kau mengantuk? Ini minumlah." Orang itu memberikannya sebotol air, dan diterima baik oleh Akaashi.

"Terima kasih, senpai?"

Bagus sekali Akaashi bodoh Keiji, bahkan aku tak tahu ia kelas berapa! Innernya berteriak panik.

"Eh, ahahaha santai saja jangan tegang begitu. Aku Konoha Akinori, siswa kelas 2. Dan kau?" Konoha mengulurkan tangannya.

"Akaashi Keiji desu, siswa tahun pertama." Akaashi pun membalas uluran tangan Konoha.

"Aku salah satu anggota klub voli di sekolah ini. Kebetulan, kau belum memilih ekskul kan? Apa yang ingin kau pilih?"

"Ya, kurasa aku memang akan mengikuti klub voli." Jawab Akaashi seadanya.

"Wah! Benarkah? Kalau begitu istirahat nanti langsung saja datang ke gymnasium dan bawa formulirnya ya! Aku pergi dulu, jaa ne!" Pemuda itu melambaikan tangannya pada Akaashi dan dibalas anggukan singkat oleh si empunya.

Setelah kepergian Konoha, Akaashi kembali diam ditempatnya. Ia menatap botol pemberian Konoha tadi dan seketika sekelibat pikiran masuk ke otaknya.

Aku baru saja terkena teknik marketing ya?


Istirahat pertama telah tiba, dan seperti arahan kakak kelasnya tadi Akaashi langsung bergegas pergi menuju gymnasium sekolahnya sembari membawa kertas formulir di tangannya.

Awalnya semua berjalan lancar, sebelum—

"Ohayo—

"YANG DISANA AWAS BOLA!"

DUAKK

—ia terkena hantaman bola. 

"BURHAN BODOH APA YANG KAU LAKUKAN? BISA-BISA ANAK ORANG MATI MUDA KAU TAU?!" Teriak seseorang. Ia menghampiri Akaashi yang jatuh terduduk. "Daijoubu?"

"Tak masalah Konoha-san, terima kasih."

"HEY, HEY, HEY, SUNGGUH AKU MINTA MAAF! AKU TIDAK SENGA— EEEHHHH??!!"

Akaashi memfokuskan pandangannya pada pelaku pelempar bola terhadapnya itu sambil mencoba untuk berdiri kembali dibantu Konoha. Sontak ia melebarkan matanya kala melihat sosok dihadapannya.

"KAU SI ANAK LAKI-LAKI APATIS ITU KAN?"

Huh?

Sungguh pertemuan yang sangat klise.



Entah bagaimana ceritanya sekarang Akaashi sudah berada di dalam UKS bersama salah satu kakak kelas yang merembet sebagai pelaku pelemparan bola terhadap dirinya.

Edelweiss cloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang