Pulang sekolah kali ini Milia diantar pulang oleh Vanio. Sedangkan mobilnya ia tinggal di sekolah dan akan menyuruh sopir untuk mengambilnya nanti.Setelah 20 menit perjalanan, akhirnya Vanio dan Milia sampai dirumah Milia yang sangat besar itu.
"Makasih sayang...." Milia turun dari motor Vanio dengan hati - hati.
"Iya"
"Nggak mau mampir dulu??" Tawar Milia.
"Nggak, langsung pulang ajha"
"Ya udah hati - hati pulangnya."
"Iya" Vanio memakai kembali helmnya yang sempat ia lepas tadi.
"Pamit duluan" Ujar Vanio sebelum beranjak meninggalkan Milia.
Milia segera melangkah masuk. Ia sedikit melirik garasi mobilnya yang terdapat 1 mobil disana. Milia menghela nafas kesal.
Dengan berat hati ia membuka pintu rumahnya dan masuk dengan tenang. Ia melanjutkan langkahnya menuju tangga untuk naik kekamarnya sebelum seseorang memanggilnya.
"Milia" Milia menengok dengan malas kearah orang yang memanggilnya.
"Apa?"
"Tadi pagi berantem lagi sama Mamah?"
"Iya"jawab Milia seraya menaiki tangga menuju kamarnya.
"Kenapa lagi?"
"Biasa" Milia masih tak acuh.
"Lo jangan cari masalah terus deh sama Mamah" Milia tak menanggapinya, ia terus melangkahkan kakinya di tangga ke atas.
"Dasar nggak tau diri. Udah dikasih kehidupan sama Mamah juga. Malah nyusahin!".
Syahila Davina Athivata
Gadis yang memiliki paras sama persis dengan Milia itu memandang tak suka kearah Milia. Menurutnya Milia merupakan sebuah kesialan setelah kejadian beberapa tahun yang lalu.
"Bencana banget tau nggak lahir bareng lo!"
Teriakan Davina dibalas dengan suara bedebum pintu yang di tutup keras.
Milia mengacuhkannya lagi
"Dasar nggak tau diri" Setelahnya Davina memilih untuk melanjutkan menonton siaran TV nya.
Sedangkan dikamarnya Milia tengah berbaring seraya menatap langit langit kamarnya.
"Sampah!" Menghela nafas Milia bangun untuk membersihkan badan kemudian istirahat dengan tidur untuk menghilangkan penat.
🍀🍀🍀
Setelah mengantarkan Milia, Vanio langsung pulang kerumahnya.
Ia tak ingin orangtuanya khawatir karna pulang telat. Kedua orangtuanya memang seprotektif itu kepada dirinya. Tapi Vanio tak mempersalahkannya, ia malah bersyukur memiliki orang tua seperti itu.Diluaran sana mungkin banyak yang memiliki kisah hidup menyedihkan karena tidak mendapatkan kasih sayang orangtua. Dan ia tak ingin seperti itu. Terlalu drama menurutnya.
Cukup lama akhirnya Vanio tiba di rumahnya yang cukup mewah itu meskipun tak semewah rumah milik Milia.
"Bunda....Vanio pulang" Teriaknya begitu memasuki rumahnya. Terlihat Wanita yang masih cantik di usianya yang tak lagi muda itu menghampiri Vanio dengan panik.
"Anak Bunda kenapa pulang telat sayang?" Wanita cantik yang tak lain Bunda dari Vanio itu terlihat begitu khawatir sekali.
"Bunda....Vanio nggak apa apa. Tadi Vanio nganterin pacar Vanio dulu."
"P-pa-pacar?" Vika_Bunda Vanio_ terperangah. Pasalnya selama ini anak semata wayangnya ini tak pernah bercerita tentang seseoramg yang disukainya sama sekali. Lalu apa ini, anaknya tiba - tiba berkata mengantarkan pacarnya.
Vanio tersenyum melihat respon Bundanya yang berlebihan.
"Iyha Bunda. Anak Bunda udah punya pacar. Anaknya cantik".
"Kamu serius Vanio? Kamu nggak lagi bercanda kan sayang?".
"Nggak Bunda" Vika tersenyum lebar. Bahagia sekali rasanya mendengar anaknya memiliki pacar setelah selama ini selalu fokus dengan sekolah nya.
"Kenalin sama Bunda Vanio, secepatnya."
"Nanti ya Bun, kalau pacar Vanio mau" Vika mengangguk senang. Merasa tak sabar ingin bertemu dengan cewek yang telah meluluhkan hati sang anak.
"Ya udah sekarang kamu ganti baju sana, bau acem kamu" Vika berkata dengan berlagak menutup hidungnya dengan kedua jarinya.
"Ih enggak Bunda, masih wangi kok" Vika tertawa melihat anaknya yang menciumi bajunya.
"Dah ah sana. Nanti cepet turun Bunda udah siapin makan siang" Vanio menurut, ia beranjak naik ke kamarnya yang ada di lantai 2.
Setibanya di kamar, Vanio langsung membersihkan diri lalu duduk di pinggiran kasur sembari mengecek ponselnya.
Sejenak ia tersenyum melihat foto Milia yang di jadikannya Walpaper ponselnya.
"Cantik banget sih" Gumamnya. Ia teringat ketika ia memaksa gadis tersebut untuk menjadi pacarnya. Entah apa yang merasukinya hingga melakukan hal konyol seperti itu.
Milia adalah cewek bar - bar dan petakilan. Sama sekali tidak masuk dalam list cewek yang disukainya, tapi kenapa dia bisa jatuh hati seperti ini?
"Vanio.....udah belum sayang kok lama?" Teriak bundanya dari bawah.
"Iya Bunda udah selesai kok" Gara2 memikirkan Milia ia jadi telat turun.
Gawat!
Vanio bisa gila lama - lama memikirkan Milia.
🍀🍀🍀
Tbc........😊😊😊

KAMU SEDANG MEMBACA
ABSURD
General Fiction"fuc**k lo anjir....!" Savira Hemilia Athivata. "Mulut lo pedes banget, perlu gue cium biar jadi manis???" Revanio Lucas Stephanillo.