I'm gonna marry you

1K 55 1
                                    


***

Tap!

Tap!

Tap!


Langkah kaki berat nan tegas seakan menggambarkan bagaimana berwibawa nya Wanita itu , dalam balutan seragam pengabdi NEGERA, Yang sangat membanggakan.

Senyum yang tersungging , menampakan lesung pipi yang begitu dalam. Kedua tangan kekarnya menenteng beberapa jenis bunga tersusun rapih yang terikat menjadi satu.

Shoes pantofel itu berjalan melewati lobby utama gedung menjulang tinggi yang ia masuki. Beberapa kali tersenyum sekedar bersopan Santun pada orang-orang yang tidak sengaja berkontak mata dengannya.

"Selamat siang Captain, lama tidak berjumpa..."

Sapaan ramah seorang namja , yang bertugas untuk menjaga pintu lift , melayani dengan segenap hati penghuni unit apartemen yang mungkin membutuhkan bantuan.

"Selamat siang , jasen. Hanya beberapa bulan..."

"Haha~ , ya.. itu cukup lama Captain , apalagi untuk seseorang yang selalu menunggu kepulangan anda dengan selamat. Ku tebak ingin memberi surprise , apa aku benar?"

"Ya.. kau benar , aku sangat merindukannya"

"Jika begitu , masuklah Captain, Akan ku antar ke unit paling atas..." Mempersilahkan prajurit berpangkat tinggi itu untuk segera masuk kedalam lift , tidak ada gunanya juga berlama-lama , Seseorang sudah menunggu kehadiran si Captain pasukan khusus yang mungkin sudah menyelesaikan misinya.

"Terimakasih , jasen. Itu tidak perlu aku bisa sendiri , sampai berjumpa lagi.."

Anggukan hormat namja itu berikan sebagai salam pertemuan dan sekaligus perpisahan pada sang Captain, sebelum Pintu lift tertutup dengan sempurna.


Ting!

Pintu baja itu kembali terbuka , menampilkan satu-satunya pintu unit yang berada di lantai paling atas.

AHN'S PENTHOUSE.

Begitulah bacaan huruf dari papan yang tertempel pada bagian sisi pintu
kaca besar yang mengharuskan memasukkan beberapa digit nomor atau menempel kan key card untuk mengakses pintu.

Alih-alih repot menekan-nekan tombol beberapa nomor yang tersedia atau merogoh sakunya untuk mengambil benda ramping yang berguna membuka pintu.

Sang Captain hanya perlu menjulurkan jari telunjuknya pada akses finger print dan pintu kaca itu seketika terbuka dengan sempurna untuk sang Captain tanpa menimbulkan suara bising sedikit pun.

Degup jantung nya semakin berdebar ,
6 bulan lamanya ia bertugas untuk membantu Negara lain yang sedang memiliki konflik besar , hingga merenggut banyak nyawa orang-orang yang tidak berdosa.

Dengan berat hati meninggalkan seseorang yang berharga di hidup nya setelah 5 tahun lamanya menjalin kasih.

Beberapa ruangan dengan aksen putih , furniture tertata rapih di setiap tempat. Tak ada sedikitpun debu yang dengan lancang mengotori lantai maupun benda-benda lainya , ruang tamu di lengkapi dengan jendela kaca besar yang menampakkan pemandangan indah kota dari ketinggian.

Kakinya berjalan lebih masuk...

saat hendak menaiki anak tangga , untuk menuju kamar pribadi mereka berdua , Tidak sengaja Indra pencium sang Captain menangkap sesuatu yang mungkin sangat lezat untuk mengisi perutnya yang memang belum terisi apapun dari ia pulang bertugas.

JINJOO ONE SHOOT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang