10

962 148 2
                                    

Pagi hari yang sunggung canggung dikamar VIP jaehyun setelah kejadian tadi malam. Jaehyun pun kini meminta bodyguardnya untuk membantu mengemasi barang-barangnya, seseungguhnya 2 hari lalu jaehyun sudah diperbolehkan pulang dan ia bisa melakukan rawat jalan tapi jaehyun memilih untuk menetap lebih dulu. Dan hari ini jaehyun berubah pikiran, melihat jungwoo yang canggung pun membuat jaehyun tak enak hati.

"Aku akan pulang hari ini, kau bebas sekarang" ujar jaehyun tersenyum miris

"Ya aku senang kau membaik"

"Aku mungkin akan berganti dokter lagi, aku sungguh merepotkanmu bukan?" ujar jaehyun sambil membenahi kancing bajunya

"Oh begitu? Tidak apa-apa. Memang aku tidak cocok untuk menjadi dokter"

"Tidak, bukan begitu maksudku" jaehyun menatap manik mata jungwoo yang tergambar kesedihan disana.

"Tidak apa-apa. Kalau begitu aku permisi dulu, aku akan memanggilkan dokter doyoung" jungwoo pun pergi meninggalkan jaehyun dan kedua bodyguardnya yang sedang membereskan barang-barang jaehyun.

"Tuan... Mengapa anda tidak mengejarnya jika anda menyukainya?" tanya lucas yang sedaritadi mengamati mereka berdua.

"Apa itu sangat terlihat bahwa aku menyukainya?"

"Sudah lama kami tidak melihat tatapan penuh kasih didalam manik mata anda tuan, kami pikir tatapan itu sudah hilang. Tapi ternyata saat tuan melihat dokter jungwoo terlihat hal itu kembali hadir" kini giliran johnny yang buka suara.

"Tapi dia sepertinya menolak kehadiranku"

"Mengapa anda pesimis? Bukankah tuan jung yang kami kenal itu ambisius? Hanya karna dokter jungwoo anda menjadi pesimis seperti ini. Ternyata kehadiran dokter jungwoo membawa anda ketahap yang sulit"

Kedua bodyguard jaehyun sangat mengenalnya dengan baik, mereka selalu mengamati dan mengecek cctv yang memang sengaja mereka pasang untuk memantau jaehyun. Dan dari cara jaehyun menggoda jungwoo hingga mencium jungwoo pun mereka berdua tahu dan paham bahwa perasaan dari jaehyun itu telah jatuh pada dokter yang merawatnya itu.

"Tiba-tiba sekali aku mendapat kabar bahwa kau sudah berkemas dan akan pulang saat ini juga" itu suara doyoung yang masuk kedalam kamar vip jaehyun yang sudah ditempati hampir 2 minggu.

"Aku sudah bisa berjalan tanpa kruk dan aku sudah membaik"

"Aku tahu kau dengan baik jaehyun, ada apa?" doyoung menatapnya dengan serius. Jaehyun hanya menghela nafasnya berat.

"Bisakah kalian berdua keluar terlebih dahulu?" pinta jaehyun pada kedua bodyguardnya yang kemudian dituruti pula dengan keduanya.

"Aku menciumnya tadi malam" doyoung tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Apa kau sudah kehilangan kewarasanmu?"

"Terserah katamu doy, tapi aku tak bisa melihatnya menangis didepanku. Aku akan membunuh siapapun yang membuatnya menangis, kau tahu itu"

"Apa yang membuatnya menangis?"

"Kami bertukar sakit yang kami derita selama ini" doyoung langsung menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa dan menatap langit-langit.

"Pantas saja... Sekarang kau bisa lihat kan? Rapuhnya dia disaat ia selalu mencoba kuat?"

"Ya aku melihatnya"

"Dan apa yang dia lakukan saat kau menciumnya?"

"Dia hanya diam. Tak membalasanya ataupun menamparku, tapi aku tahu ia menghindariku"

"Pantas saja ia meminta cuti untuk pulang ke gimpo"

"Gimpo? Dia pulang kerumah?"

"Ya. Katanya ia ingin melihat kondisi ibunya dan kakaknya karna sudah lama ia tidak pulang, hampir 1 tahun lamanya dan ia bahkan tak bisa mengabari kakaknya sejak seminggu yang lalu"

"Yasudah, mungkin benar katamu doy. Jalan yang kupilih ini salah, ia tak tertarik juga padaku"

"Man... Jika dia tidak tertarik padamu maka saat ia memintaku untuk menjadi doktermu lagi ia tidak akan memasang ekspresi sedih"

"Maksudmu?"

"Tadi ia menemuiku, bilang bahwa kau akan pulang dan berganti dokter namun ku lihat ekspresinya sangat sedih. Ku tanya ada apa, dia hanya bilang merindukan kakaknya dan ibunya maka aku ijinkan dia pulang ke gimpo"

"Bisa jadi ia memang merindukan keluarganya" jaehyun mencoba tidak percaya diri akan apa yang doyoung katakan.

"Kau menjadi pesimis saat bertemu seppuku itu, ternyata dia membawa hal menarik didalam hidupmu ya?"

"Entahlah, dia seperti dikirim Tuhan untuk menemaniku"

"Lalu mengapa kau berhenti? Kau bisa mengejarnya dan mengutarakan perasaanmu. Kau tidak gentle sekali setelah menciumnya lalu pergi dari hidupnya"

"Aku bukan tidak gentle, hanya saja aku takut jungwoo menjadi jijik karna ku"

"Dia seseorang yang berpikir logis jae... Bahkan dia memiliki hati yang lembut, dia akan paham jika kau mengutarakannya"

"Jadi sekarang kau mendukungku huh?"

"Sebenarnya aku tidak mendukungmu, tapi aku mendukung keputusan jungwoo. Melihat dia tadi seperti tidak bersemangat hidup rasanya aku paham bagaimana perasaan dia padamu. Kau mau kerumahnya di gimpo? Adikku tinggal disana. Kau bisa menginap dan meminta tolong padanya"

"Jeno berada disana?"

"Ya. Dia kuliah disana, namun jarang sekali ia berkunjung kerumahnya jungwoo karna kesibukan kuliahnya"

"Baiklah, kabari adikmu aku akan kesana hari ini"

"Hari ini? Kau memang sudah gila kawan".

"Itu karna sepupumu yang membuatku gila" jaehyun dan doyoung terkekeh geli. Doyoung sudah menyerah, ia tak bisa membantah perasaan jaehyun pada jungwoo. Walaupun itu salah tapi ia yakin jungwoo pun juga merasakan hal yang sama pada jaehyun. Itulah sebabnya ia memberikan kesempatan pada jaehyun untuk mengejar jungwoo ke gimpo.

Winter (Jaewoo) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang