12

903 151 16
                                    

Ciye dapet triple update :p

------------------------------

Sekarang keluarga besar junmyeon selaku kakak dari ibunya jungwoo sudah hadir di gimpo. Membantu jungwoo untuk menyelesaikan segala urusan administrasi untuk almarhum ibunya dan kakaknya. Sedangkan jungwoo, jiwanya hilang entah kemana. Tatapannya kosong, ia seperti mayat hidup. Tak ada yang berani mendekatinya. Kecuali 1 orang, jung jaehyun yang selalu menemaninya walaupun merema berdua tak bertukar kata tapi jaehyun selalu setia disisi jungwoo.

Hingga hari pemakaman itu tiba, jungwoo masih diam. Ia tak menangis atau bahkan ia tidak memberontak. Semua orang yang melihatnya menjadi kasihan. Ayahnya membunuh adikmya, ibunya meninggal akibat sakit dan kakaknya yang meninggal karna memilih melahirkan bayi kembar yang sampai saat ini jungwoo tak sudi melihatnya.

"Jungwoo.... Ayo pulang" kata doyoung mengajak jungwoo kembali kerumah namun ia masih diam tak dapat berpaling dari makam kakak dan ibunya yang berdampingan.

"Kau pulanglah, biar aku yang disini bersamanya" ujar jaehyun memberikan instruksi pada doyoung. Pemakaman hari ini sangat ramai, yuta dan taeyong pun hadir. Tak lupa mark sahabatnya pun juga hadir namun ia belum bisa mendekati sahabatnya. Ia tahu jungwoo sangat terpukul akan hal ini jadi mark membiarkan jungwoo untuk tenang terlebih dulu.

Sudah hampir setengah jam jungwoo tak kunjung bergerak dari tempatnya. Jaehyun pun mendekat pada jungwoo, mengelus bahu jungwoo memberikan kekuatan padanya.

"Pulanglah"

"Tidak. Aku tidak akan pulang jika kau tak pulang"

"Jangan menyiksa dirimu"

"Sekarang aku paham, mengapa kau ingin bunuh diri. Ternyata begini rasanya ditinggalkan semua anggota keluarga kita"

"Jangan mencobanya. Kau membuatku sembuh bukan berarti hal itu terjadi padamu"

"Apa yang kau mau dariku? Aku ini pembawa sial bagi semua orang. Kembalilah ke seoul" ujar jungwoo sambil tersenyum miris.

"Kau bukan pembawa sial. Berhenti meracau, ayo kita pulang. Kau terlihat pucat"

"Biarkan. Aku ingin menyusul mereka semua yang kini meninggalkanku disini"

"Jungwoo... Jangan keras kepala"

"Apa urusanmu!" teriak jungwoo sambil menangis yang akhirnya emosinya pun mulai keluar setelah 2 hari ia menahannya, namun sepertinya jungwoo tidak dalam kondisi baik karna ia merasa pusing. Salju pun mulai turun, dan cuaca semakin dingin. Jaehyun menyampirkan jasnya pada jungwoo membawanya kedalam mobil milik jeno yang sengaja ia pinjam.

"Berteriaklah, menangislah keluarkan semua yang kau pendam jungwoo...." ucap jaehyun saat mereka sudah didalam mobil. Kemudian jungwoo menangkup wajahnya dan bisa jaehyun lihat, bahu jungwoo bergetar. Ia tahu jungwoo sedang menangis sekarang. Ia membiarkan jungwoo menangis sekencang-kencangnya agar emosinya tersalurkan, jaehyun belum melajukan mobilnya ia menatap salju yang jatuh. Winter kali ini ia bertemu dengan jungwoo tapi di winter kali ini pula ia melihat kerapuhan jungwoo.

"Ayo pulang" jungwoo sudah mulai membaik, jaehyun pun melajukan mobilnya meninggalkan makam tersebut.

Sesampainya dirumahnya masih ada paman dan bibinya beserta doyoung dan jeno yang menunggu mereka.

"Aku ingin bicara dengan keluargaku, boleh kau pulang ke apartemen jeno saja?" pinta jungwoo pada jaehyun, jaehyun menatap mata jungwoo dalam. Ia pun mengangguk paham, jungwoo memang butuh keluarganya saat ini. Jadi jaehyun pun membiarkan jungwoo turun dan kemudian masuk kerumahnya yang saat itu bibinya sedang memasak didapur.

Winter (Jaewoo) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang