4

1K 171 10
                                    

"Kau baik-baik saja?" mark kini berjalan berdampingan dengan jungwoo setelah ia melihat jungwoo keluar dari toilet, mark menyaksikan semuanya dia juga ada disana tadi namun jaraknya cukup jauh namun ia tahu jungwoo yang ia kenal pasti tidak baik-baik saja.

"Kau mengenalku dengan baik kan mark? Apa kau perlu jawaban dari ku" jawab jungwoo menatap mata mark, dan mark bisa melihat mata memerah seakan menahan air mata yang keluar dari mata indah milik jungwoo.

"Kau mau keluar cari udara sebentar denganku"

"Tidak. Terimakasih mark, cukup hari ini. Lebih baik kau pulang"

"Ayo pulang bersama" ajak mark pada jungwoo yang mendapat gelengan dari jungwoo

"Kenapa?" tanya mark lagi

"Aku masih ada urusan dirumah sakit, aku harus mengecek kondisi jaehyun dulu"

"Mau kutemani?"

"Tidak mark, pulanglah dan istirahatlah"

"Baiklah. Hubungi aku jika kau membutuhkan teman curhat"

"Aku sudah banyak menganggumu mark" mark geleng cepat medengar ucapan jungwoo, kelemahan jungwoo ini hanya terlihat oleh mark dan doyoung. Mungkin para dokter lain serta suster lain melihat jungwoo itu kuat tapi nyatanya tidak.

"Aku tidak sama sekali terganggu olehmu. Kita sahabat sejak SMA, kau tahu itu jangan berpikiran macam-macam"

"Terimakasih mark, sana pulang" mark mengangguk paham dan kemudian dibalik badan mark, ada jaehyun yang mengamati mereka berdua sedari tadi dengan kursi rodanya.

"Aku membutuhkan dokterku" ujar jaehyun pada jungwoo, jungwoo menghela nafasnya meninggalka mark dan berjalan kearah jaehyun kemudian membantu jaehyun mendorong kursi rodanya.

"Kau baik-baik saja?" jaehyun menolehkan kepalanya kebelakang melihat wajah jungwoo yang dingin itu.

"Seharusnya pertanyaan itu yang keluar dari bibirku tuan jung jaehyun, apakah kau baik-baik saja setelah melakukan percobaan bunuh diri hm?" kini mereka sudah berada dikamar VIP milik jaehyun. Jungwoo pun membantu jaehyun berpindah dari kursi roda ke bangsal rumah sakit itu.

"Aku baik-baik saja tapi setelah mendengarmu berbicara dengan temanmu sepertinya kau yang tidak baik-baik saja"

"Kau sangat tidak sopan, menguping huh?" jungwoo menatap tak suka jaehyun. Ia benci orang lain tahu kelemahannya.

"Tidak, aku hanya lewat berniat bertemu denganmu tapi kau sedang berbincang dengannya jadi aku menunggumu dulu"

"Itu sama saja menguping! Ck. Apa yang kau rasakan? Apa kakimu masih sakit?"

"Masih"

"Lalu tadi kau naik ke rooftop bagaimana? Kurasa akan sulit bagimu tapi kau dengan mudahnya sudah berada diujung rooftop"

"Hmm. Kepo sekali"

"Ck. Terserah katamulah, jika tidak ada yang kau butuhkan aku akan kembali keruang istirahatku" jungwoo segera berbalik namun tangannya dicekal oleh jaehyun.

"Aku sudah meminta tolong doyoung" jungwoo mengeryit bingung, hal apalagi yang akan mengejutkannya? Hari ini sungguh melelahkan baginya.

"Minta tolong apa?"

"Kau beristirahat disini, akan ada tempat tidur tambahan yang bisa kau gunakan. Aku tidak ingin merepotkan bodyguadku, benar katamu aku ini tidak bertanggung jawab pada tugas mereka. Harusnya aku baik-baik saja kan?"

"Ya Tuhan... Mimpi apa aku semalam kenapa semua seperti ini. Kau berpikir bahwa kau merepotkan bodyguardmu tapi kini kau malah merepotkanku" jungwoo menjambak rambutnya frustasi.

"Aku tidak merepotkanmu, kau dibayar untuk menjadi dokterku bukan?"

"Tambahkan kata bahwa itu permintaan sepihak darimu"

"Kau tahu siapa aku kan?"

"Aku tidak peduli siapa kau, aku tidak mau berbagi ruang denganmu" rengek jungwoo pada jaehyun yang membuat jaehyun terkekeh geli dalam hati karna ternyata sisi manis dokter ini akhirnya muncul juga dihadapannya. 

"Sudahlah, tidak apa-apa. Aku jamin setelah kau merawatku aku akan minta pada pamanmu untuk langsung menjadikan salah satu dokter disini"

"Apa kau sedang bercanda?"

"Tidak"

"Kau memang selalu senang melakukan hal sesukamu tanpa memikirkan orang lain ya?"

"Memang kenapa?"

"Kau melakukan itu akan membuatku menjadi bahan perbincangan oleh semua orang, aku saat ini sudah menjadi bahan perbincangan karna merupakan keluarga yang sangat hancur bahkan ayahku pembunuh dan melakukan kekerasan pada ibuku. Dan kau akan menambah bebanku jika tiba-tiba aku naik menjadi salah satu dokter disini. Ku kira kau pandai nyatanya kau bodoh. Aku permisi dulu, jika membutuhkanku cukup pencet bel ini" ujar jungwoo menunjukkan bel didekat bangsal jaehyun dan jungwoo pun keluar dari kamar VIP jaehyun dan membuat jaehyun masih diam membisu. Sepertinya memang pemikiran jungwoo tidak semudah yang jaehyun tebak. Orang itu selalu ingin mendapat hasil dari usahanya sendiri.

"Keras kepala tapi nyatanya tidak sekuat yang ku kira" monolog jaehyun saat jungwoo sudah pergi dan menutup pintu kamarnya dengan cukup keras.

Winter (Jaewoo) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang