Menunggu

593 51 3
                                    

Hinata menaiki tangga, pemuda yang berusia 21 tahun itu berjalan menuju kamarnya. Baru saja naik beberapa anak tangga, pemuda itu terdiam. Memperhatikan anak tangga yang tersisa.

"Sedang membaca apa?" Sebuah tangan memeluknya dari belakang dan duduk dibelakang pemuda berambut orange yang sedang membaca novel di tangga itu. Dia merasakan, bibir dingin mencium tenguknya.

"Aku sedang membaca novel, Oikawa-nii.."

"Kenapa disini? Lebih baik, di kamar saja," ucap pemuda tampan dibelakangnya masih menciumi tenguk sang kekasih.

"Tidak... aku mau.. akh!! Oikawa-nii!! Jangan digendong, aku-aku.. hmppph..."

Pemuda berambut orange itu sudah pindah posisi dengan digendong ala bridal style oleh kekasihnya. Mulutnya pun dikunci oleh ciuman sang kekasih. Buku novel yang dipegangnyapun jatuh.

Hinata menghelanafas, lalu kembali berjalan menuju kamarnya. Pemuda bermanik madu itu membuka pintu kamarnya, disana dia melihat bagaimana dirinya yang telanjang dengan bekas gigitan dimana-mana. Dia masih ingat bagaimana hari itu dia dan snag kekasih menghabiskan waktu di kamar itu.

"Hinata-chan..."

Hinata membuka matanya, dia melihat sang kekasih dengan keringat membasahi tubuhnya kini menatapnya lekat.

"Menikahlah, denganku.."

Hinata mengusap pipi sang kekasih. Oikawa adalah kakak kelasnya saat di SMA, mereka sudah berpacaran selama 4 tahun ini.

"Mau ya?"

Hinata tersenyum, "memaksa heh?"

Oikawa mencium pipi sang kekasih sekilas, "iya."

Hinata menjatuhkan dirinya di kasur empuknya. King Size yang selalu menjadi saksi bagaimana lembut dan hati-hatinya Oikawa memanjakan tubuhnya. Pemuda berambut orange itu memiringkan tubuhnya, ah dia bisa melihat dengan jelas frame photo dirinya dan sang kekasih saat kelulusan SMA-nya.

"Selamat ya..." ucap Oikawa yang saat itu mengenakan kemeja berwarna navy pada Hinata yang baru saja lulus. Oikawa memberikan setangkai mawar putih pada pemuda pendek didepannya.

"Oikawa-nii datang juga.."

"Iya dong, kita kan akan langsung merayakan kelulusanmu."

"Kuliahmu?"

"Aku tidak ada mata kuliah hari ini, jangan khawatir."

"Hei pasangan yang selalu mesra!! Lihat sini, aku akan memotret kalian," seru Yamaguchi dengan camera ditangannya.

"Aku rindu.. Oikawa-san.." bisik Hinata dengan setetes air mata mengalir dari mata madunya.

.
.

"Aku harus pergi hari ini, tidak apa'kan kau menungguku?" Tanya Oikawa pada pemuda yang baru beres mandi itu. Rambut Hinata masih basah.

"Jam?"

"Nanti sore," ucap Oikawa lalu berjalan menghampiri Hinata.yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk. Oikawa meraih handuk tersebut, dan membantu Hinata mengeringkan rambutnya.

"Pergi saja, ini'kan sudah jadi pekerjaanmu, Oikawa- nii."

Oikawa membalikan tubuh sang kekasih, "sepulang dari sana, kita akan menikah."

Hinata mengangguk, "aku tunggu."

"Ah.. chibi-chan, kenapa kau selalu bisa membuatku jatuh cinta..." Oikawa memeluk Hinata erat. Wangi jeruk dari rambutnya, selalu dia suka.

Sweet And HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang