Rumah

336 61 3
                                    

Kediaman Kita selalu terlihat bersih dan rapi dikarenakan sosok Shinsuke yang setiap hari membersihkannya. Setiap harinya juga, ada (Name) yang secara tidak sadar memberi kesibukan baru pada kakaknya.

Intinya, dia pengacau.

Karena itu, Shinsuke sedikit tidak yakin dengan keputusannya kali ini. Harus meninggalkan (Name) di rumah sendiri selama beberapa hari.

Kepergiannya bukan tanpa alasan, ia harus mengikuti acara kamp musim panas yang diadakan klub voli. Kalau bisa, Shinsuke juga ingin mengikutkan (Name) bersamanya.

Tapi sepertinya tidak mungkin.

Shinsuke menghela napas. Besok adalah harinya. Ia takut saat pulang nanti rumahnya tiba-tiba menjadi seperti gudang. Berdebu, banyak sampah.

Ia tersentak, kemudian menggelengkan kepalanya. Bagaimanapun juga, pikirannya terlalu berlebih-lebihan.

Tapi.. untuk berjaga-jaga akan terjadinya hal yang tidak diinginkan, Shinsuke memutuskan meninggalkan segudang peraturan yang harus ditaati ketika ia pergi.

"Uh.. Nii-san? Bukannya ini keterlaluan?" (Name) menatap enggan pada berlembar-lembar kertas yang ditempel di tembok kamarnya.

"Hm? Tidak. Ini wajar. Untukmu." Shinsuke menekankan perkataannya. Menempelkan kertas terakhir.

Bahkan untuk membacanya saja (Name) terlalu malas. Serius.

Matanya memicing, membaca beberapa diantaranya.

Dilarang masuk dapur untuk memasak.

"Haah? Lalu aku makan apa kalau tidak boleh masak?" (Name) mengerutkan alisnya. "Setidaknya biarkan aku memasak!"

Shinsuke melirik (Name) di sebelahnya. "Memangnya kau bisa memasak?"

"Tidak. Wkwkwk."

Shinsuke memijat pangkal hidungnya, entah kenapa tiba-tiba ia merasa pening. "Aku sudah memasakkan makanan, nanti tinggal dihangatkan saja. Setidaknya kau bisa, kan?"

"Ya.. yaa, mungkin..?"

"Kalau makanan di kulkas sudah habis, pengecualian kali ini, kau boleh membuat mie instan." Kata Shinsuke

Mata (Name) berbinar. Memang, ia dibatasi makan makanan instan sebulan sekali. Kasihan. Padahal (Name) butuh asupan micin.

"Benarkah?!"

Sekilas Shinsuke bisa melihat bintang-bintang imajiner di belakang (Name).

"Boleh." Shinsuke mengangguk. "Tapi jangan terlalu banyak juga." Tambahnya.

"Yess!" (Name) melompat girang.

Shinsuke tersenyum. "Jangan lupa, letakkan kembali barang pada tempatnya."

┉┅━━━━━━━━━┅┉

Pagi harinya, (Name) menunggu Shinsuke berangkat di depan. Shinsuke berkali-kali menatap adiknya dengan tatapan khawatir.

"Apaan sih. Ga bakal ada apa-apa kok." (Name) cepat-cepat mengalihkan pandangan.

Shinsuke akhirnya mengangguk. "Jangan berantakin rumah ya. Kembalikan barang pada tempatnya." Ucapnya sambil mengelus surai adiknya.

˗ˏˋ ❲ imperfect; k. shinsuke ❳ ˎˊ˗ | 𝚕𝚏𝚙²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang