Percaya atau tidaknya tapi aku percaya. Dunia punya misteri atau alam gaib. Jangan tak yakin. Kehidupanku. Kehidupannya. Dengan paksa saling terkait tak bisa enggan untuk menerima. Takdir dan garis tangan tentu saja sudah diatur oleh pemiliknya. Tugasku hanya satu, adalah menerima ini sebagai kelebihan.
***Alwi anggara namaku. Gaul sifatku. Mona minah namanya. Adikku tersayang yang apapun yang ku lakukan pasti selalu menirunya.
Pagi dengan kabut putih. Matahari belum menampakkan seluruh bagiannya. Ini hari acara wisata perpisahan sekolah. Perpisahan sekolah menengah. Barang barang keperluan selama berada di tempat wisata telah di persiapkan. Supirku menaruhnya di bagasi mobil paling belakang. Adik mungil manja ini juga ikut ternyata. Meskipun dia masih sekolah dasar. Sudah ku bilang Mona adalah adik yang mengekor kemana pun ku pergi. Untung saja guru mengizinkannya ikut.
“Kak Al, aku bawa boneka beruang gemuk atau boneka beruang kurus?” kata Mona memegang kedua boneka berbulu halus yang selalu seram ketika ku pandang lama lama.
“bawa dua dua aja. Dua dua juga pemberian almarhum Ayah. Mm... bye the way Mama mana? Kok belum ucap selamat tinggal sebelum kita pergi?” ucapku heran melirik kanan kiri.
Tiba-tiba wanita berpakaian daster yang menurun panjang hingga mata kaki itu menyuruh satpam nya membawa begitu banyak perbekalan. Itu Mamaku, wanita yang disibukkan dengan kerja dan kerja. Kemana mana selalu tampil ceria menampakkan lengkung tipis merah muda dengan gigi yang sedikit terlihat. Mayumi namanya.
“pak taruh dibagasi,” ucapnya kemudian menghampiri ku. Namun, Pak Satpam hanya diam tak menjalankan perintah.
“nak, hati hati dijalan ya, Sayang.” melirikku penuh kasih sayang. Kemudian mencium pucuk kepala Mona yang keras kepala hendak ikut.
Sadar kalau Pak Satpam hanya diam dan melihat. Mama menggertak nya pelan. “ya Allah Bapak, kenapa belum di masukkan juga?”
Pak Satpam hanya diam menunduk sesekali melihat isi bagasi yang sebelumnya juga telah di penuhi makanan. Aku yang sesegera mungkin peka langsung berkata “Ma, lihat saja. Bagasinya udah penuh. Gimana mau nambah makanan lagi? Dari subuh sibuk mikirin makanan kami mulu ih. Palingan juga gak dimakan.”
Tak mau kalah debat Mama malah bilang “enggak kok, bukan buat kalian. Untuk dimasukkan di bagasi mobil satu lagi. Siapa tau bisa buat mama ngemil pas jam istirahat kerja.”
Pak Satpam menggerutu pelan. Tapi, aku mendengarnya. “padahal nyonya bilang buat anak anak tadi.”
***Memerhatikan mobil kami yang sudah jauh berjalan. Mama berdiri di depan gerbang bersama Pak Satpam. Aku melihat dia dari jendela belakang sedang menyuruh Pak Satpam kembali menaruh makanan tadi ke dalam rumah. Mama memang pintar berbohong.
“kakak ngeliat apa?” tanya Mona sepanjang jalan memegang boneka beruang gemuk, dan yang kurus ia biarkan duduk di sebelahnya.
“gak ada. Mona, bisakah bonekanya di taruh di bagasi aja? Kakak gak suka ngeliat matanya,” ucapku menutupi wajah di balik tas ransel helo kitty milik Mona.
“gak mau!”
***Sampai di sekolahku yang sedikit becek karna rintik hujan sebelum terbit fajar. Di tambah daun daun yang jatuh dari pohon membuatnya semakin kotor. Kalau waktu senggang masih ada mungkin aku akan membersihkannya. Beberapa bis sudah menunggu ternyata. Temanku juga menungguku. Kalau anak satu ini paling suka melihat kabar misteri di ponselnya. Namanya El.
Aku menghampirinya dengan menggenggam tangan Mona bersamaku. “loh, udah datang aja?” tanyaku senyum semrinyah.
“iyah, cepetan sebelum bis nya jalan,” ucap El memegangi ponselnya terus.
“oke, em... Pak. Tolong bawakan bekalnya ke dalam bis,” ucapku sebagian memegang beberapa makanan. Pak Supir menurutiku.
***Masuk ke dalam bis. Mona merengek minta di gendong karna bis terlalu tinggi. Aku bilang “makanya olahraga biar tinggi jangan olah boneka mulu.” Mona hanya senyum malu.
Duduk di kursi paling belakang. Bersama El di sebelah ku dan Mona di pangkuanku. Heran dengan sikap El yang terus memerhatikan layar handphone aku sontak bertanya “ngeliat apa sih?”
“ini Al. Katanya di tempat kita wisata ada gedung tua peninggalan Indogo si ahli setan. Orang ini bisa ngeliat makhluk halus. Tapi dia meninggal karna dibunuh oleh salah satu makhluk halus yang dendam terhadapnya,” ucap El menatapku penuh kepastian.
“hilih. Niat kita buat perpisahan. Plish, sehari aja gak ngomong yang serem serem!” ucapku menekan suaraku.
“satu hal lagi yang buat parah, Al. Orang ini mewariskan penglihatan nya pada siapapun yang datang kesana. Sampai sekarang gak ada yang berani kesana. Karna sudah banyak kejadian aneh. Orang itu bersumpah kalau dia akan mewarisi penglihatan nya pada dua orang yang berani kesana. Uhh... ini kesempatan nih. Siapa tau aku dan kamu di takdirkan melihat setan. Kalau setannya cantik kayak bidadari boleh juga tuh... ”
“cukup cukup! Mona mau bicara sama boneka Mona bentar!” ucap Mona turun dari pangkuanku dan berpindah ke kursi lain.
Dengan kelepasan aku teriak ke telinga El. “Hoaaax!”
Salah satu guru pengawas mendengar dan menegur “tolong tenang di perjalanan!”
***Halo semua 😊 jangan lupa tekan bintangnya 😗selamat berpuasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO
Horrorpernah mendengar kata "Indigo" dalam hidup? suatu hal yang sebenarnya tidak menyeramkan. ketika makhluk itu sendiri adalah ciptaan. mengapa kita harus meratapi ketakutan? Percaya atau tidaknya tapi aku percaya. Dunia punya misteri atau alam gaib. J...