01

792 29 1
                                    

Selamat membaca, Crazy Rich Squad👑

👑👑👑

"Selamat untuk kalian atas terbentuknya organisasi Indonesian's Golden Generation."

Secara otomatis, hampir seribu murid SMA Galaksi Andromeda yang pagi ini berkumpul menjadi satu di lapangan karena ada acara rutin upacara hari senin bertepuk tangan. Belum ditambah lagi dengan seluruh guru dan karyawan yang turut bangga dengan keenam murid terbaik mereka.

Aldo, Bryan, Citra, Dave, Ersya, dan Fey yang kini berdiri di atas podium bersama dengan kepala sekolah mereka kompak tersenyum lebar. Inisiatif mereka ternyata mendapatkan sambutan meriah. Melihat teman-teman mereka yang dengan suka rela memberikan tepuk tangan bahkan ada yang menyerukan nama mereka di saat matahari mulai meninggi membuat mereka tersanjung. Tidak ada balasan yang lebih baik selain ucapan terima kasih.

Seusai mengambil gambar bersama dengan kepala sekolah, mereka berenam turun dari podium dan berdiri di tempat mereka semula, menunggu hingga upacara selesai. Selepas tiga puluh menit kemudian, ketika upacara selesai, Dave buru-buru ke kamar mandi sekolah dengan meminta izin dulu kepada kelima sahabatnya yang sibuk menerima hadiah dari teman-teman sekolah mereka.

"Awas ketahuan," pesan Aldo.

Fey yang mengetahui maksud Dave langsung menyerahkan dua benda yang dia bawa pada Dave. "Biar baunya nggak bikin curiga."

"Sohib gue banget, nih." Dave menepuk pundak Fey. "Gue ke kamar mandi dulu," pamitnya.

Dave bergegas menuju ke salah satu kamar mandi terdekat yang ada di bawah tangga. Setelah mengunci pintu salah satu bilik kamar mandi, dia kemudian mengambil vape yang dia kalungkan di lehernya dan dia letakkan di punggung dengan ditutupi seragamnya. Sengaja memang, agar tidak ada yang curiga.

Beberapa kali asap keluar dari bibirnya setelah dia menghisap rasa asam yang disajikan dalam rokok elektrik tersebut. Sampai dia puas, barulah dia mengalungkan kembali vape tersebut ke tempat semula. Mengambil dua benda yang Fey berikan padanya, Dave menyemprotkan parfum dan mengambil salah satu permen rasa mint kesukaan Fey. Dirasa sudah aman dan tidak akan ada yang curiga, Dave keluar dari kamar mandi untuk bergabung bersama teman-temannya.

"Udah nggak kecut lagi mulut lo?" Fey bertanya begitu melihat Dave bergabung.

"Sudah. Terima kasih." Dia mengembalikan parfum dan sekotak permen rasa mint.

"Bikin gue pengen nyebat aja lo."

"Tahan. Sepulang sekolah, puas-puasin sambil party."

"Party?"

"Gimana, Do?"

Aldo yang sedang menata hadiah pemberian untuknya itu menjeda kegiatannya sebentar. "Meskipun nggak gue izinin, kalian tetap datang, kan?"

"Pastinya." Fey tanpa ragu merangkul pundak Aldo yang lebih tinggi sedikit darinya. Sedetik kemudian, rangkulan tersebut terlepas.

Pelakunya tak lain ialah Ersya yang tengah bersidekap menatap Fey. "Belajar jadi pelakor, Anda?"

"Boleh kalau mau diajarin sama senior," jawabnya seraya menatap balik Ersya.

👑👑👑

"Party, yuk."

Seruan Fey segera disanggupi oleh Dave yang turut berdiri. "Di kelab biasa atau di rumah ini?"

Rumah yang Dave maksud adalah rumah milik Aldo yang sengaja dibuatkan oleh kedua orang tuanya ketika Aldo menginjak usia 17 tahun. Rumah yang pantas mendapatkan julukan mewah lantaran memiliki lima lantai dengan lift untuk akses tiap lantainya serta basement dan kolam renang pribadi itu memang terkesan mewah. Apalagi di lantai teratasnya yang terdapat ruang bersantai seperti tempat karaoke, home theater, dan kolam renang, biasanya menjadi tempat favorit mereka untuk berkumpul.

CIRCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang