4| Untill A Thousand Years

92 17 5
                                    

Have a nice day and happy reading!


.

.

.

"(Name)...?"

Namun gadis itu menjauh dari bokuto dan bersembunyi di belakang akaashi. gadis itu menggeleng. Tangisannya masih belum berhenti. Tangannya mencengkram erat baju akaashi seolah bokuto adalah monster berbahaya.

Akaashi pun mulai merasa tidak enak. Meskipun belum memiliki istri, tapi ia tidak mau menjadi penghancur rumah tangga sahabatnya.

"(Name)-san, bokuto-san sudah datang. Aku harus pulan-"

"Hiks...tidak..hiks... Akaashi-san jangan pergi...hiks.."

"T-tapi-"

"A-aku..hiks..mau dengan akaashi-san dulu...hiks..."

"Apakah (name) sudah tidak mencintaiku lagi?" akaashi mulai menyemangati dirinya sendiri dalam hati melihat bokuto malah memasuki emo mode.

"Baiklah kalau begitu.... Aku pergi...." dengan lunglai ia berbalik. Sekali lagi ia menengok menatap (name) dengan wajah sedihnya. Melihat istrinya tidak beranjak dari sahabatnya, bokuto melanjutkan langkah nya keluar ruangan.

Suara sesenggukan masih mengisi kamar itu. Hingga getaran di bahu (name) mulai mereda dan digantikan dengkuran halus.

Menyadari gadis itu telah terlelap karna lelah menangis, Akaashi membaringkannya di kasur. Selimut ditariknya hingga menutupi bahunya. Pemuda itu keluar ruangan meninggalkan (name) yang tengah beristirahat.

Ia menghampiri sahabatnya di ruang tamu. Bokuto menatap kosong meja didepannya.

"Bokuto-san"

Bokuto tetap bungkam. Akaashi duduk di sofa sebelah bokuto dan kembali memanggilnya.

"Bokuto-san"

Hingga beberapa panggilan berikutnya, bokuto tetap asik di dunia lamunannya.

Merasa tidak berguna jika terus memanggil namanya, akaashi pun ikut bungkam. Membiarkan hening melanda.

"Apakah aku melakukan kesalahan, akaashi?" bokuto bertanya tanpa menatap akaashi

"Ya"

"Ternyata aku memang tidak berguna"

"Kau tidak ingin tahu dimana letak
kesalahanmu?"

"Dimana kesalahku?" bokuto menatap akaashi

"Kau tidak langsung pulang saat kutelpon. (Name) sangat membutuhkan mu. Saat ini kondisinya sedang sangat labil, terutama emosinya. Kau harus menghadapinya sendiri, aku tidak bisa membantu."

"Tapi bagaimana caranya, akaashi? Biasanya (name) yang sering menenangkanku, tidak pernah sebaliknya" bokuti menarik rambutnya frustasi

"Kali ini kau harus serius. Tahan dirimu jika perkataan (name) ada yang tidak enak. Kau harus berjuang demi (name), bokuto-san" bokuto menatap akaashi.

"Tapi aku tak yakin bisa"

"Kau bisa. Hanya kau yang bisa. Karna kau lah satu satunya yang bisa meluluhkan hati (name)." bokuto tampak mendapatkan keyakinan pada dirinya dan berdiri

Ia menarik nafas dalam dan menahannya  //gak. Ntar mati, gw yg digebug masa.

Ia menarik nafas dalam dan menghembuskannya.

SUNSHINE PROJECT • Bokuto Kotarou✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang