"Excuse me, would you like to drink?"
Sapaan ramah pramugari bertubuh tinggi semampai bermata biru dengan senyum ramah yang memperlihatkan sederet gigi veneernyaa membuat Saby tersentak dari lamunan."Uhmmmm...anything please,"
jawab Saby gugup. Bukan karena ia tak merasakan haus, melainkan hatinya terlalu gugup untuk bisa merespon tuntutan panca inderanya. Saby masih nggak percaya kalau kurang dari dua belas jam lagi kakinya sudah bisa menapak tanah kota London. Oh wait, bukan tanah. Saby ingin berjalan jalan di atas aspal kota London, trotoarnya sambil meraba dinding bata, kotak telpon umum yang legendaris berwarna merah, bersandar di tiang lampu jalanan kota London. Menghirup aroma scone dan chamomile yang beda dari aroma teh tubruk kesukaan Bapak."Wine, or Champagne, Miss?"
Saby spontan menggeleng panik.
'uh..no. no alchohol please."
Jawabnya gugup. Si pramugari mengangguk mengerti sambil tangan lentiknya mulai menuangkan Cranberry juice ke sebuah gelas plastik.Lima menit kemudian seluruh cranberry juice hingga tetes terakhir telah meluncur masuk tenggorokan Saby, membuat hatinya sedikit tenang dan berusaha menikmati fasilitas berbagai film dan music dari AVOD atau TV berukuran sekitar 6-7 inch yang ada di kelas ekononomi Qatar Airways.
Tak sampai satu menit berikutnya, Saby sudah mengenakan headset sambil menyandarkan punggungnya dengan nyaman dan memejamkan mata mendengarkan lantunan suara seksi Elivis Costello yang membuatnya jatuh cinta saat pertama menonton Film Noting Hill kesukaan Hastuti.
She..
May be the face i can't forget
A trace of pleasure of regret
May be the treasure or the price i have to pay
She
May be the song that summer sings
May be the the chill that autumn brings
May be a hundred different things
Within the measure of a day
Memori Saby berputar seperti film lawas, saat dirinya duduk di depan teve yang memutar adegan di film Noting Hill, tapi kedua matanya justru tertuju pada Bapak dan Ibu yang sedang menari sambil berpelukan di depan teve. Suara Bapak yang lumayan fals mengikuti lantunan Elvis Costello yang membuat bibir Saby tersenyum geli, namun justru membuat mata Ibu berbinar-binar menatap Bapak seolah Bapak adalah Hugh Grant.
Cinta.
Itu yang selalu Saby lihat dari Bapak dan Ibunya. Cinta yang sempurna. Seperti cinta Olaf si manusia Salju pada hidung wortelnya, seperti cinta Habibi pada Ainun, cinta nobita pada Shizuka, cinta Popeye pada Olive, cinta Saby pada Es Coklat kantin kampus.
Tanpa sadar Saby tersenyum. Ia harus menemukan es coklat paling enak di London!
Bulan April, London sedang musim panas kala Saby berkunjung. Cuaca yang terasa berbeda pun menyelimuti kota London yang ada Saby didalamnya.Ketika benar-benar telah sampai, Saby dan juga para peserta dan panitia lainnya pun disambut oleh panitia penyelenggara program tersebut dan juga mahasiswa London yang turut berpartisipasi. Salah satunya adalah Rebecca.
Rebecca atau yang dipanggil Becca adalah anak asli London yang mempunyai mata biru dan rambut blonde panjang yang agak bergelombang berparas cantik khas bule Inggris. Ia merupakan mahasiswa dari kampus yang bekerja sama dalam program pertukaran mahasiswa antar negara.
Rebecca berpartisi sebagai Buddy dan juga Hostfam untuk Sabrina. Buddy merupakan sebutan bagi volunteer yang berasal dari mahasiswa yang menjadi teman dari mahasiswa lintas negara yang mengikuti program pertukaran mahasiswa. Sedangkan Hostfam ialah sebutan bagi keluarga yang menyediakan tempat tinggal bagi mahasiswa lintas negara yang mengikuti program pertukaran mahasiswa seperti yang diikuti oleh Sabrina.
Hari pertamanya di London, Saby diberi waktu untuk beristirahat oleh panitia sambil untuk mengenal sang Buddy dan Hostfamnya lebih dalam sebelum mengikuti program yang akan dimulai dalam beberapa hari kedepan. Becca pun mengajak Saby untuk ke rumahnya. Rumah Becca berada di kawasan Spitalfields di sisi timur London, Inggris. Rumah yang terdiri dari dua tingkat itu tampak bergaya seperti ruko yang berdempetan dengan rumah lainnya. Rumah Becca berwarna coklat yang menyelimuti dinding luar dari atas hingga bawah. Walaupun tampak kecil bila dilihat dari luar namun cukup luas bila masuk ke dalam.
Becca sempet bengong kebingungan melihat Saby memekik girang menemukan dinding bata merah dan berlari memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAVENDER
RomanceKeindahan kebun Lavender di sebuah daerah di London, mempertemukan seorang gadis dari keluarga harmonis asal Jogjakarta dengan seorang cowok yang memiliki keluarga broken home. Apa yang telah rusak tidak selalu buruk, begitupun anak dari keluarga br...