Sepulangnya dari kegiatan hari itu membawa hawa yang tak biasa dalam hidupnya namun terlalu dini juga untuk dikatakan cinta. Tak habis-habisnya ia mengendus-ngendus bunga lavender pemberian Tantra yang beraroma menenangkan jiwanya. Saking sayangnya ia terhadap bunganya itu, ia berharap bunga itu takkan layu. Dalam upaya menjaga kesegaran bunganya, ia berpikiran untuk meminjam kepada Becca sebuah toples kaca yang kelak ia jadikan sebagai wadah bunga lavendernya.
Tanpa basa-basi ia pun menghampiri Becca yang sedang berada dilantai bawah untuk memberi makan Betty. Ia pun menuruni anak tangga dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara bising yang dapat membuat White family terbangun dari tidur mereka. Hal ini tentu saja karena letak kamar Mr dan Mrs White berada di lantai satu yang bersebelahan dengan tangga menuju lantai dua.
"Becca.." panggilnya dengan suara lirih. Becca pun menoleh kebelakang saat mendengar namanya dipanggil.
"What's up Saby?" tanya Becca yang kebingungan saat Saby menghampirinya.
"May I borrow your jar? I want to keep my lavender stay fresh.." pintanya dengan raut wajah penuh harap kepada Becca sambil menempelkan kedua telapak tangannya tanda memohon.
Melihat ekspresi Saby barusan, Becca malah tertawa sambil berjalan kearah dapur yang terlihat gelap. Ia lalu menghidupkan lampu dapur dan membuka lemari perkakas ibunya yang bersanding di samping kulkas berwarna putih. Kemudian dikeluarkannya lah sebuah toples kaca polos dan diberikannya kepada Saby.
Melihat itu, mata Saby seketika berbinar mengekspresikan rasa senangnya. Dengan senyuman bahagia ia pun mengambil toples yang diberikan Becca kepadanya sambil melontarkan kata "Thankyou..." . Ia pun mengisi toples tersebut dengan air keran yang berada di westafel dapur White family.
Sesudahnya, ia pun membawa toples berisikan air itu dengan hati-hati ke kamar Becca dilantai dua. Tak lupa ia masukkan bunga yang menjadi barang berharga nya sejak ia berada di London itu dan disimpannya diatas meja yang terletak disamping tempat ia tidur. "Goodnight" Bisiknya kepada benda hidup yang tak berbicara itu.
Di hari berikutnya, Tantra dan juga Saby menjadi sering bertemu karena padatnya kegiatan yang diselenggarakan dari beasiswa itu. Seperti hari ini, mereka akan mengunjungi salah satu museum yang terkenal di kota London yaitu British Museum. British Museum yang terletak di Great Russell Street itu merupakan salah satu museum terbaik di London yang berisi koleksi artefak langka dari seluruh dunia seperti Rosetta Stone, patung dari Parthenon, dan mumi Mesir. British Museum ini adalah museum nasional pertama yang dapat dikunjungi oleh publik.Saat sampai disana, Saby berkali-kali mengedipkan matanya sambil bercelingak-celinguk ke segelah arah. Mulai dari pintu masuk hingga saat memasuki Museum itu. Sama hal nya ketika ia mengunjungi Oxford University, Museum berwarna kecoklatan yang tidak kalah megah itu membuatnya terpana. Bagunan yang bagian depannya terdapat tiang-tiang bulat besar berbaris sejajar itu berdiri megah layaknya kastil kerajaan. Ketika memasuki ruangan yang luas itu, tercium aroma lemon yang menyegarkan. Selain aromanya, suhu ruangan yang mencapai 24 derajat celcius itu sama sekali tidak membuat Saby kepanasan. Saat masih asyik memperhatikan tatanan ruang museum yang berdinding warna putih, para panitia kemudian memberi arahan kepada peserta untuk berkumpul dan membagi peserta untuk tugas kelompok yang harus mereka lakukan hari itu. Kegiatan itu yakni menganalisis artefak yang ada di Museum British. Secara kebetulan Tantra berkelompok dengan Sabrina. Mendengar dirinya akan berkelompok bersama Saby, Tantra tampak senang sehingga ia menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan senyum bahagianya itu. Begitupula dengan Saby yang merasa senang karena menurutnya ini adalah kesempatan baginya untuk mengenal sosok Tantra lebih dalam.
*Haahhhh....* Saby menghela nafasnya.
Tantra yang penasaran pun lantas bertanya kepada Saby, "Kenapa? Asma?"."Ihh engga lah.. aku hanya gak berhenti berpikir bahwa semua ini nyata.." ujar Saby yang masih terkesima akan kemegahan British Museum yang ia kunjungi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAVENDER
RomanceKeindahan kebun Lavender di sebuah daerah di London, mempertemukan seorang gadis dari keluarga harmonis asal Jogjakarta dengan seorang cowok yang memiliki keluarga broken home. Apa yang telah rusak tidak selalu buruk, begitupun anak dari keluarga br...