Part 3

57 0 0
                                    


Sarapan yang banyak ya sayang, jangan sungkan anggap saja ini rumah mu" Ucap anneth yang tak lain adalah ibu dari Angga.

"Padahal Fiona udah makan siang Lo Tan tapi gak pa² demi Tante dah Fiona bakalan libur diet dulu hari ini hehe" sambil menyuapi beberapa makanan kedalam mulutnya "ow ya Tan Angga kapan pulang, tadi ku telfon gak diangkat soalnya makanya fi samperin kesini"

"Biasanya si sore pulang"

.....

Hembusan angin membuat wajah cantik nya terekspos sempurna, sorot mata teduh yang menatap pantai membuat orang yg melihatnya klo hatinya sdg dalam keadaan kurang baik apalagi dengan tubuh seorang diri. Jarinya memutar pasir yg di dudukinya ntah apa yang ia tulis yang pasti fikirannya tidak menyatu. Kata² Angga 2 hari yg lalu masih teringat jelas di memori nya. Angga bukanlah orang baru dihidup Lea yg bisa dg mudah momen mereka lupakan. Angga adalah cinta pertama nya. Kekasih yang mengajarkan banyak hal positif di hidupnya. Bahkan masih teringat jelas saat dia kls 2 SMA saat sang mama meninggal Angga lah yang selalu ada untuk nya, menghibur dan menemani sampai Lea benar benar kembali ceria.

Angga menyodorkan bekal makanan untuknya dan sekali lagi Lea menolak nya.
" Gua udah kenyang"

"Bohong"
Angga duduk di meja panjang belakang kelas saat jam istirahat ia menemui Lea di tempat ini tempat ia selalu menyendiri. Terhitung sudah satu bulan setelah mamanya tiada tapi Lea masih saja cuek dengan kesehatan nya.

"Makan lah meski hanya dua suap atau tiga suapan saja, setelah itu baru gua akan pergi " Angga memuka kotak nasi nya lalu mencoba menyuapi Lea "A....." Angga menyodorkan sendok yg berisi nasi.

"Sudah gua bilang udah makan, Lo maksa deh " Lea yg mulai kesal menatap Angga gak suka

"Ia. Gua maksa. Gua tetep maksa sampai Lo mau buka mulut Lo buat makan, gua gak mau ya le Lo sakit "
Tatapan serius Angga membuat Lea tak berkutik. Mau gak mau ia membuka mulut dan makan nasi kotak Angga. Tanpa obrolan mereka masih menjadi orang yg menyuapi makanan dan si penerima makanan. Angga tersenyum kecil saat nasi kotak nya hampir habis.
Setelah itu Angga memberikan minuman kaleng yg sudah ia beli tadi di kantin.

"Ok. Sekarang gua pergi"

"Ha?" Lea gak ngerti maksud Angga.

Angga tersenyum singkat lalu mengusap rambut Lea gemas.

"Besok gua bakal lakuin kayak gini lagi, jadi jangan coba² bandel yah"

Ingatan itu masih terputar rapi di otaknya. Lea yg saat ini hanya mengenakan tanktop putih dan celana jins panjang baru menyadari klo anginnya sdg tak bersahabat.

........

"Ga... Lo Yaqin dengan keputusan Lo, Lo beneran berakhir sama Lea" Dino teman Angga sekaligus sahabat karibnya sedang menginterogasinya.

"Iya. Lo tau sendiri kan gua gak bisa nolak klo itu seputusan bokap gua"

"Gimana dengan Lea. Lo gak mikirin perasaan dia" Dino masih ingin tau apa g terjadi pada sahabatnya setelah menghilang dari Lea " dan gua juga merasa bersalah saat Lo lost kontak ma dia gua bilang klo gua juga gak tau apa². Lea cinta bgt sama Lo ga"

Angga menghela nafas beratnya "gua tau, gua pun masih sama. Cuma apa pentingnya? Saat ini gua hanya fokus pada Fiona dan akhir kuliah gua. Lo tau kan gua disini juga gak lama"

Dino manggut manggut mengerti. Dino sangat paham Angga bukanlah budak cinta yg berani melawan ayahnya hanya karna pacar. Angga menerima Fiona juga bukan tanpa sebab. Fiona juga bukan orang baru dalam hidup Angga. Mereka sudah berteman sejak kecil jadi mungkin memang begitulah akhir kisah cinta mereka.

BertahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang