F.R.I.E.N.D.

448 43 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.



Orang-orang bilang, masa SMA adalah masa yang penuh dengan kenangan. Entah itu kenangan tentang percintaan, pertemanan, drama, aksi, dan masalah remaja lainnya.

Well, hal itu juga yang dirasakan oleh seorang Huang Renjun.

Ini masuk ke dalam masalah percintaan, namun agak sedikit berbeda dengan kisah cinta pada remaja kebanyakan.

Jika remaja kebanyakan di luar sana akan mengumbar kisah asmara mereka. Memberi tau semua orang dari awal hingga akhir perjalanan cinta mereka. Dari pernyataan cinta hingga keputusan untuk berpisah mereka umbar sehingga itu menjadi rahasia umum. Namun itu tidak terjadi pada Renjun dan kekasihnya.

Ah benar, Renjun mempunya seorang kekasih. Kekasih Renjun begitu tampan, tinggi, berkarisma, penuh dengan wibawa, ditakuti seluruh sekolah, dan memiliki banyak penggemar dikalangan siswa dan siswi sekolah.

Dan mungkin hal-hal itu yang membuat mereka melakukan hubungan di balik layar, atau orang-orang sering menyebutnya dengan backstreet.

Renjun bisa mengerti jika kekasihnya begitu di puja di kawasan sekolah. Bahkan tak jarang jika kekasihnya menerima pengakuan dari siswi-siswi di sekolah atau surat dari pada siswa berstatus submissive. Itu tidak menggangu Renjun, sama sekali tidak. Bahkan dia sudah terbiasa melihat itu semenjak status mereka masih 'sahabat'.

'everyone must have friends, best friends, and true love. Luckily Renjun had all of that in one person'

Benar, mereka berdua berawal dari 'teman', lalu beranjak menjadi 'sahabat' sebelum akhirnya berubah menjadi 'kekasih'. Betapa beruntung nya Renjun.

Dan berkat status 'sahabat' mereka ini semua orang tidak pernah menaruh rasa curiga jika mereka tengah berduaan. Lagi pula semua hanya tau mereka bersahabat bukan?

Layaknya sekarang ini...

"Renjun-ah, apa kau tidak risih ditempeli oleh Jeno kemana pun kau pergi?"

Renjun sudah kebal dengan pertanyaan sederhana itu. Semua orang selalu melempar pertanyaan itu pada nya. Selalu.

"Selama dia tidak menggangu ya sudah."

Dan jawaban itu pula yang Renjun lontarkan pada mereka yang bertanya.

"Benarkah? Kalian bahkan terlihat seperti orang yang tengah berpacaran."

"Jaemin benar, apa kalian memang tengah berpacaran? Apa kalian menyembunyikan sesuatu dari kami?"

Renjun menatap gelisah Haechan di seberang nya, kemudian menatap Jeno yang sedari tadi diam dan memperhatikan.

"Bukannya sudah jelas jika kami ini sahabat? S. A. H. A. B. A. T! Aku berbaik hati mengejanya padamu, Haechan agar kao bisa mencernanya dengan baik."

Jujur, bukan itu jawaban yang Renjun inginkan. Namun kalau melihat kondisi dan kesepakatan mereka berdua, jawaban itu memang yang paling aman untuk diucapkan. Tapi tetap saja Renjun merasa tak enak di dalam hatinya.

"Ah benarkah? Jadi kalian masih bersahabat ya. Itu hebat sekali, persahabatan yang erat ya."

Haechan memang kagum dengan kedekatan dan status 'sahabat' pada kedua orang di depannya ini. Tapi sepertinya tidak bagi pemuda Na di sebelahnya.

"Bersahabat ya? Kalau begitu aku bisa mengajak Renjun berkencan akhir pekan nanti kan?"

Pertanyaan itu memang untuk Renjun, tapi lirikan mata Jaemin tertuju pada pemuda Lee yang sedari tadi bermain dengan benda persegi panjang hitam dengan serius. Ah tidak, bahkan fokusnya sekarang mulai teralihkan.

"Bagaimana Renjun? Kau setuju bukan jika kita berjalan-jalan di menara Namsan sambil mengunci gembok bertuliskan nama kita berdua?"

"Ohoo... Na Jaemin... kau mengambil langkah yang besar bung!"

Dan sepertinya Haechan tidak bisa membaca situasi. Dan mungkin bisa menjadi Boomerang bagi Jeno.

"Baiklah, jam berapa kita akan—"

"Tidak!"

Kini Jeno mengambil alih. Mata tajam itu menatap dingin pemuda Na yang tampak nya tengah menantang nya.

"Kenapa tidak? Kurasa Renjun tidak keberantan."

"Diamlah Na Jaemin! Aku tau kau sedang mencuri keka—"

"S. A. H. A. B. A. T! Lee Jeno, kita berdua HANYA sahabat dekat. Tidak lebih. Jadi, jemput aku jam delapan pagi, Na Jaemin."

Jeno terdiam dan hampir tersedak ludahnya sendiri. Seperti bumerang bagimu, Tuan Lee?

"Aku pastikan akan menjemputmu tepat waktu. Aku berjanji, bahkan sebelum jarum jam panjang berada di angka dua belas aku sudah berada di pagar rumahmu."

"Aku pegang kata-katamu, Na Jaemin. Aku tidak ingin kecewa."

Jaemin mengangguk dan tersenyum pada Renjun, melupakan jika ada seseorang yang sedari tadi menatap interaksi keduanya. Badannya panas, kepala, telinga, dan hatinya panas melihat itu semua. Melihat bagaimana kekasihnya digoda temannya. Mendengar kekasihnya menyindir dirinya secara halus.

"Lee Renjun!"

"Namaku masih Huang Renjun, jangan seenaknya mengganti margaku terlebih kau hanya sahabatku."

"Kau seharusnya menyemangati diriku yang tengah mengejar cintanya, Jeno. Bukannya malah menusuk dari depan."

Jeno tak percaya dengan ucapan pemuda Na itu. Menusuknya dari depan? Dia gila? Bukankah itu yang tengah pemuda Na itu lakukan sekarang?

"Aku? Menusukmu secara terang-terangan? Berkacalah Na Jaemin, satu-satunya orang yang tengah berkhianat disini adalah kau! Apa maksudmu mengajak Renjun pergi ke Namsan tower hah?! Tidakkah kau melihat jika Renjun adalah kekasihku?!"

Semua orang yang ada disana tercengang mendengar kalimat terakhir yang Jeno ucapkan. Bahkan Renjun pun ikut terkejut mendengar Jeno membongkar semuanya.

"Bukankah kau sendiri yang mengatakan bahwa kau dan Renjun sepasang sahabat? Lalu kenapa sekarang kau mengatakan jika Renjun adalah kekasihmu?"

Kini Jeno lah yang terdiam. Hendak menjawab namun tak bisa berkata-kata. Memang sudah salahnya berbohong dan tidak terus terang soal ikatan antara dirinya dan Renjun.

"Tidak Chan, Jeno berbohong. Kami selamanya adalah teman."

"Aah... kurasa Jeno sedikit takut sahabatnya dibawa pergi oleh seseorang."

"Begitulah dan Jaemin, aku menunggumu Minggu nanti. Sampai jumpa semuanya!"

Renjun pergi, keluar dari ruang kelas dan membiarkan Jeno memproses kejadian yang baru saja terjadi. Apa itu kode bahwa Renjun sudah lelah dengan permainannya?



.
.
.
.
.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just Norenmin 2.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang