MBG • BAB 2

113 5 0
                                    

"Bacot lo!!" ucap Rose membuat Ryan, Riko, dan Naufal tertawa terbahak-bahak mendengarnya.

"Dah lah mending cus kesana aje yuk!!" ucap Erlin melerai mereka berempat supaya tidak terjadi perdebatan yang panjang dan tidak ada ujungnya.

"Cuss!!" ucap Rose, Ryan, Riko, dan Naufal bersamaan.

Rose, Riko, Ryan, Naufal, dan Erlin berjalan menuju rumah dekat sekolah mereka yang menjadi tempat parkiran motor untung anak-anak yang cabut. Setelah sampai di sana mereka membayar parkir dua ribu dan mengambil kunci motor mereka.

Setelah menaiki motor mereka masing-masing tanpa babibu mereka menancapkan gasnya menuju tempat bermain billiard.

Sebenarnya tempat bermain billiard mereka termasuk untuk kalangan atas namun karena mereka sudah menjadi langganan disana maka terkadang mendapat potongan.

Dan yang terpenting orang-orang yang bermain high quality bukan kreak-kreak atau para jamet. Ketika sampai di sana Rose, Riko, Ryan, Naufal, dan Erlin langsung turun dari motor gede milik mereka dan masuk ke dalam.

"Lo cari tempatnya ya," ucap Ryan sembari menepuk bahu Rose membuat Rose menaikkan salah satu alisnya.

"Sendirian?" tanya Rose.

"Iye!! Kenapa? Lo takut heh?" tanya Riko membuat Rose memutar kedua bola matanya malas.

"Kagak elah!! Lo kata gue bocil?!" kesal Rose membuat Riko, Ryan, Naufal, dan Erlin terkekeh mendengarnya.

"Ya sapa tau gitu," ucap Naufal.

"Emang kalian mau kemana?" tanya Rose.

"Kita mau ganti baju," jawab Erlin yang di jawab anggukan oleh Ryan, Riko, dan Naufal.

"Yauda gih ganti baju biar gue cari tempatnya," ucap Rose kemudian berjalan mencari tempat.

💫💫💫

Tak lama akhirnya Riko, Ryan, Naufal, dan Erlin datang dengan pakaian yang sudah berganti. Ketika mereka sudah duduk dan mencari posisi sekarang giliran Rose yang pergi untuk berganti pakaian. Saat menuju ke kamar mandi semua masih lancar tanpa kendala namun ketika sampai Rose bingung mana untuk cowo dan mana untuk cewe.

Walau Rose sudah lama di tempat itu kalau urusan memasuki kamar mandi Rose paling payah karena selalu salah. Namun, jika bersama Erlin ia tidak pernah salah. Jika sendirian saja akan selalu salah.

"Duh masuk yang mana ya gue?" tanya Rose sembari menatap kedua bilik tersebut.

"Yang kanan cewe apa cowo ya?" tanya Rose.

Rose coba mengintip ke dalam namun sama sepi tidak mendapatinya. Akhirnya Rose menggedikkan bahu dan memilih cap cip cup untuk masuk. Setelah menentukan pilihannya Rose segera masuk ke salah satu bilik dan berganti baju.

📍 Another Place 📍

Tok tok tok

"Masuk!!" ucapnya dengan suara berat dan dingin.

Setelah mendengar balasan darinya seseorang yang mengetuk pintu tersebut masuk ke dalam.

Cklek

"Permisi tuan, hari ini ada jadwal anda ke casino untuk mengecek tuan," ucapnya.

Mendengar ucapan tersebut membuat seorang laki-laki dewasa yang menggoda iman seketika menghentikan aksinya yang menandatangani dokumen dan menatap bawahannya dengan tajam. Laki-laki tersebut adalah Allard Dexter dan bawahannya sekaligus tangan kanannya berbama Rendi.

"Jam?" tanya Allard dingin.

"Jam dua belas tuan, tepat saat waktu istirahat makan siang," jawab Rendi.

Allard melirik jam yang berada di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul sebelas siang yang berarti satu jam lagi. Allard mengusir Rendi dengan tangannya. Rendi yang paham segera membungkukkan badan dan pergi keluar ruangan.

Allard bangkit dari duduknya dan merapikan pakaiannya. Setelah rapi Allard menyambar jas yang bertengger di kursi kebesarannya dan menggenakannya. Selesai memakai Allard keluar ruangan untuk ke tempat casino miliknya.

Bukan hal yang aneh jika saat Allard keluar dari ruangannya maka akan di sambut tatapan memuja dan tatapan lapar dari para kaum hawa. Bukannya Allard tidak bergairah apalagi dengan pakaian yang mereka kenakan rata-rata sangat tidak waras.

Namun, untuk menyalurkan napsu binatang dan liarnya Allard ia hanya menyewa jalang dan melakukan one night stand. Apalagi Allard pecinta sexs keras atau hard sex. Ia adalah dominan jadi bagi Allard untuk memilih pelacur atau jalang ia akan pilih-pilih dan tentu saja yang menyeleksi adalah Rendi.

"Tuan maaf tapi topeng anda," ucap Rendi.

Bukan pesta topeng yang mau mereka hadiri namun bukan hal yang aneh jika orang yang masuk ke dalam casino milik Allard memakai topeng. Hal ini bertujuan untuk identitas mereka tidak di ketahui. Walaupun Allard sang pemilik casino tersebut.

Allard yang mendengar ucapan Rendi hanya menatap sekilas tanpa berniat membalas. Bagi Allard apa yang di tampilkan di ipadnya lebih menarik ketimbang pemandangan di luar jendela mobil atau jalanan atau juga supirnya.

💫💫💫

"Tuan kita sudah sampai," ucap Rendi.

Allard yang mendengar ucapan Rendi segera mematikan ipadnya kemudian memakai topeng yang biasanya ia pakai dan yang tersedia di mobil tersebut. Rendi sudah terlebih dahulu turun kemudian membukakan pintu milik Allard.

Setelah pintu terbuka Allard keluar dan memasuki casino miliknya dengan gagah dan tegas di susul dengan Rendi yang berada di belakang Allard. Ketika masuk mereka langsung di sambut dengan wanita yang memakai pakaian minim dengan gaya menggoda.

Bukannya tergoda, Allard justru merasa jengah. Bahkan tangannya sudah gatal untuk menarik pelatuk dari pistol yang berada di saku jasnya. Rendi hanya tersenyum paksa ketika melihat wajah bengis dari tuannya.

Untung saja orang kepercayaan Allard yang memegang casino milik Allard segera menghampiri Allard membuat Rendi bernapas sedikit lega.

"Ah selamat datang tuan!! Maaf atas keterlambatan saya dalam menyambut tuan," ucap orang itu.

"Tiga menit dua puluh delapan detik," ucap Allard sembari menatap jam yang bertengger di pergelangan tangannya.

Orang itu meringis kala mendengar ucapan dari Allard yang sangat menghargai waktu.

"Mari tuan kita berkeliling terlebih dahulu," ucap orang itu membuat Allard seketika menatapnya dengan sorot mata yang sangat tajam.

"Dennis!!" geram Allard membuat orang itu atau orang yang bernama Dennis meringis mendengarnya.

"A-ah iya tuan maaf!! Mari kita bicarakan di ruangan saya," ucap Dennis.

Tanpa perlu menunggu Allard sudah berjalan terlebih dahulu dari Dennis karena ia sudah tau letak ruangan tersebut dan Dennis yang setia mengekor Allard seperti Rendi. Setelah memasuki ruangan segera Dennis menjelaskan apa yang terjadi di casino tersebut dan billiard milik Allard.

Mendengar penjelasan Dennis yang aman-aman saja hanya membereskan masalah kecil Allard menganggukkan kepalanya dan pergi keluar dari ruangan tersebut menuju tempat billiard karena di tempat tersebut masalahnya. Yaitu tempat yang harus di perbesar sedikit dan mulai mengatur kembali meja billiard.

"Duluan," ucap Allard menyuruh Rendi berjalan menuju ke tempat billiard terlebih dahulu dari Allard. 

TBC
SEMARANG, 04 MEI 2021

Mafia's Baby GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang