08. jadi, erika atau zoe?

32 9 0
                                    

hari ini hari natal, karena sebentar malam seusai kebaktian dan perayaan natal di gereja haechan punya acara khusus bersama keluarganya, jadi ia memilih menghabiskan siang ini bersama erika, membeli hadiah natal untuk gadis itu, hitung-hitung membalut luka di hatinya, setelah merenungkan sikapnya pada erika, ia sadar perbuatannya salah. pastilah erika merasa tak nyaman selalu disandingkan dengan zoe, haechan sendiri tak akan suka bila harus berada di posisi seperti erika. ya, meski haechan tetap percaya diri sih, ia jauh lebih baik ketimbang pria mana pun di bumi ini. huh, ciri khas lee haechan. jadi, di sinilah mereka, sebuah toko dengan barang-barang super lucu di pajangan, sudah pasti para gadis akan suka, diisi dengan lampu kelap-kelip dan buah tangan berwarna lembut yang memanjakan mata. keduanya sudah masuk toko sejak sepuluh menit yang lalu, haechan dapat melihat wajah sumringah erika, ia senang gadis itu bersemangat.

"mau yang ini?" tanya haechan pada erika yang sejak tadi memperhatikan kalung hati putih, sepertinya erika jatuh cinta pada perhiasan indah itu, anggukan kepala jadi jawaban, haechan tersenyum simpul lantas melepas kalung itu dari patung leher plastik dan segera memasangkannya pada erika, "astaga, cantiknya" godanya usai benda itu terpasang sempurna di leher cantik erika, perempuan di hadapannya tersipu malu, "kita beli ini aja?" tanyanya dibalas anggukan lagi, haechan mengangguk paham lantas menggandeng tangan gadisnya berjalan menuju kasir, "mau dibungkus di kotak atau langsung pakai kak?" tawar si penjaga kasir, "langsung dipakai, hihi" ucap erika terkekeh manis, haechan tersenyum lagi, jangan sampai senyum erika kembali hilang karenanya, "baiklah, ini tanda terimanya, silahkan tanda tangan di sini" wanita itu mengarahkan.

kaki haechan melangkah menjauh saat erika tengah sibuk sendiri, kepalanya menoleh ke kanan kiri, lantas sebuah bola kristal salju merebut atensinya, zoe pasti suka, pikirnya, lalu segera tangannya ambil, objeknya boneka beruang imut seperti zoe, pemuda tan itu terkekeh pelan, menggoncang benda bulat itu lalu salju mulai turun mengotori si beruang yang terkurung di dalamnya, "chan!" teriakan erika membuat pria itu segera memindahkan bola itu ke balik pinggangnya, "ya, er! sudah?" katanya dihadiahi anggukan, haechan segera menuju ke tempat erika berada, "sini aku bayar, kamu ke luar duluan, ya?" ujarnya yang disetujui erika, lonceng berbunyi tanda pintu terbuka seiring gadis itu meninggalkan toko. "sekalian bungkus yang ini satu ya, kak" pesan haechan meletakkan bola kristal yang tadi ia sembunyikan ke meja kasir.

-

malam natal pun tiba, karena terlalu lama menghabiskan waktu bersama erika, ia sampai terlambat bersiap untuk drama panggung hingga akhirnya dicereweti si kakak pembina, saat ini haechan tengah memasang kostumnya yang pengap dan sungguh ribet, pria itu menghela nafas meratapi nasibnya, "butuh bantuan, ann?" justru ia menawarkan bantuan pada rekannya, anna, yang terlihat kesulitan memasang mikrofon, kepala gadis itu celingak-celinguk, sepertinya mencari keberadaan pacarnya. lalu tak lama keduanya naik ke panggung, melontarkan beberapa lelucon semasa skit komedi yang sukses mengocok perut sampai para jemaat terbahak, pria itu tersenyum bangga sembari menggandeng tangan anna dan anggota drama lain yang berbaris horizontal jelang tirai ditutup. haechan bisa melihat erika yang memberi jempol padanya, hanya dibalas senyum oleh haechan, matanya kembali menelusur seisi gedung gereja namun tak bisa menangkap keberadaan zoe darissa.

kini para anggota drama turun dari panggung dan sudah ada di balik layar, haechan segera melepas topi dan jenggot palsunya lantas mengipas sekujur tubuhnya, gerah sekali. "kerja bagus semua! keren! terimakasih ya" ujar kakak pembina, semua bertepuk tangan, haechan masih asik menarik nafas dalam, ia mendapati jisung lalu tangannya segera menahan lengan pria yang lebih kurus, "ji, jojo kemana?" segera ia mengutarakan kebingungan, "oh, jojo sakit kak, dia flu, juga katanya perutnya sakit jadi ga bisa dateng, aku rencana mau jenguk ke rumahnya setelah ini" jelasnya, haechan membulatkan bibir lalu kedua alisnya naik, "eh! ga usah datang ke sana! dia perlu banyak istirahat tuh, besok-besok aja, pasti kamu capek juga kan? adeganmu tadi banyak, yang ada kamu mudah terserang sakit juga nanti" cegatnya sok mengerti, dahi jisung berlipat, haechan kok jadi peduli padanya begini? namun akhirnya pria itu mengangguk dibarengi helaan nafas lega haechan.

[2] rumah | haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang