━━━━━━━━━━
--- Reuni.
Mendadak dia berubah total. Semasa kecil kita bersama, aku tahu betul sifatnya bagaimana. Jujur saja aku merindukannya. Bagaimanapun begitu, sepertinya ia melupakanku. Sangat terlihat sekali ketika dia memanggilku, yang seharusnya ia memanggilku dengan nama kecil. Aku menyadari ada yang salah dengan dirinya. Satu hal yang dapat mendeskripsikan ini, ini bukan Mikage.
Tak lama setelah itu, ada suatu bayangan yang bergerak membuat postur tubuh seorang perempuan, postur yang mirip seperti Mikage. Kemudian ia berbalik badan dan menghadap tepat di depan ku.
"Izuku-san." panggilnya.
Tentunya aku terkejut. Ini Mikage, Mikage yang sebenarnya, kan?, pikirku. Tapi kenapa kita bertemu di sini? Lantas aku menyoba untuk menyentuh pundaknya. Namun tubuhnya seperti sinar matahari yang tidak tergapai.
'Mikage' menundukkan kepalanya dan mengangkatnya kembali, menatapku dengan pandangan serius. "Mungkin kamu sudah menyadarinya, yang disana bukan diriku. Aku... sudah berbeda tempat denganmu."
"Eh, maksudnya?" pastinya aku kebingungan. Mendadak ia mengucapkan hal seperti itu.
"Yang disana bukan jiwaku. Aku tahu ini hal paling gila yang pernah kamu dengar tapi inilah jiwaku, seperti arwah yang tersesat disini." Ia menarik napas, "Aku meminta 'seseorang' yang hampir sepadan denganku untuk menggantikan diriku di... sana."
Tak masuk akal. Ini bukan cerita sci-fi yang biasa dalam buku-buku itu, ini realita. Tentunya aku tidak bisa mempercayainya, mana mungkin hal seperti itu terjadi sekalipun dunia ini penuh dengan kekuatan-kekuatan aneh. Sedikitpun aku tidak bisa menalarnya. Apa aku sedang bermimpi hari ini? Kepalaku sedikit pusing untuk memahaminya.
"..ha-hah...? Apa yang kamu--"
"Sudah ku bilang. Aku mati."
"Jadi? Dia mengatakan dirinya sudah mati?"
Perempuan yang mirip dengan 'Mikage' ini atau bisa dibilang Alter ego-nya dengan warna rambutnya yang bertolak belakang, menghela napas, "...iya. Dari dulu memang anak itu sangat aneh. Bukannya membencinya atau apa, tapi anak itu selalu saja memikirkan suatu hal yang aneh seperti saat ini."
"Seperti membuat dirinya lenyap--ugh... bunuh diri?"
"Hee... tanggap sekali. Itu benar, dan jiwanya berpindah dimensi setelah itu bertemu denganmu. Bodohnya lagi, kenapa kamu menyetujui kontrak itu?!" Perempuan itu mengomel padanya dan berkecak pinggang dengan sebal.
Mikage terdiam.
Dia benar. Kenapa dia malah menyetujuinya? Lagipula, ia tidak memikirkan bahwa konsekuensinya sebesar ini. Perkataannya membuat ia merasa harus menolong dirinya. Mikage terlihat pusing saat ini, "Mana ku tahu, andai saja aku tahu konsekuensinya akan terjebak disini hingga masalah dirinya kelar... haah..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Chimera; ーmha
Fanficー ❝Scenery instilled in us from our birthplace. Negate a destiny linked to irises and skin and just dreams of a future where all is accepted.❞ ══════════════ 𝐃𝐄𝐒𝐂; terjebak di ruang dimensi yang menyebalkan. Yang mana, dimensi penuh calon hero k...