🎧Music on : Clairo - Sofia
°£££°
Ada saat ketika semua yang kamu simpulkan tentangnya hanya terangkum dalam satu kata sempurna.
Namun juga ada waktu, dimana semua yang kini kamu sayangi hanya akan menjadi sebuah hal yang amat disesali°£££°
Happy Reading
© Jyoousha11°£££°
Bel pergantian pelajaran sudah berdering 5 menit lalu. Namun sang guru belum juga terlihat memasuki kelas. Gadis berambut kecoklatan selengan tampak mulai mengeluarkan buku dan membuka bukanya. Sesekali mencoba mengerjakan soal soal yang ada. Entah kenapa ia tidak terlalu tertarik untuk berkumpul bersama teman temannya yang lain.
"Ini gimana, ya," gumamnya, memutar mutar bulpoin sambil mencerna baik baik soal yang tengah ia hadapi.
"Kalo lo gak mampu, gak perlu dipaksa,"
Aludra menoleh dan mendapati cowok berkulit putih tengah berdiri di sebelahnya. Gadis itu mengernyit tajam, kemudian menutup buku Fisika yang sedang ia pelajari.
"Sorry, ya. Gue bukan orang yang gampang nyerah," balasnya.
"Gue gak bilang lo nyerah," sahut cowok itu cepat.
"Yaudah. Bukan urusan lo," Aludra kemudian berdiri, meraih buku didepannya . Bersiap hendak pindah tempat.
"Lo boleh belajar tapi ada waktunya, gak semua waktu lo pake belajar,"
Aludra terdiam. Ia menatap Alagra yang tengah menatapnya datar. Diam diam gadis itu membenarkan apa kata Alagra, tapi gengsinya terlalu besar untuk menerima itu semua.
"Iya, gue tau,"
Singkat, kemudian ia melangkah meninggalkan cowok itu. Sebenarnya Alagra tidak masalah jika Aludra belajar keras untuk menyainginya. Hanya saja kerap kali ia dihubungi Aldi— kakaknya Aludra agar mengingatkan gadis itu istirahat. Ia memang mengenal baik laki laki yang lebih tua 3 tahun darinya itu karena mereka pernah tanpa sengaja bertemu disuatu sore dibawah halte bus dengan hujan yang mengguyur. Pertemuan yang tidak disengaja, namun mereka sempat bertukar nomor. Tak disangka ternyata Aldi adalah kakak kandung cewek yang menjadi rivalnya.
Hh, dunia itu sempit.
Tatapannya bergulir kearah gadis itu lagi. Ada alasan kenapa mereka selalu sengit tiap kali membahas pelajaran eksak seperti itu.
Berawal dari awal mereka masuk kelas 11.
"Lo gabut apa ngikutin gue terus?" Aludra melipat tangan di dada sembari mengerucutkan bibir didepan kelas baru mereka.
"Gue? Ngikutin lo? Sorry, gue masih punya kegiatan penting,"
"Kenapa harus sekelas lagi, sih? Sebel deh," gerutu gadis itu.
"Ada masalah? Takut kalah?"
"What? Ehm, sorry juga sebelumnya. Gue gak pernah ngerasa gitu, deh,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unlimited Love |
Teen FictionMatematika? Fisika? Siapa takut? Cinta? Is that good? Aludra tanpa sadar ikut masuk dalam sebuah permasalahan yang mana ia sama sekali tidak tahu menahu asal usulnya. Berawal dari pertemuan dan persaingannya dengan Alagra, sang keponakan kepala sek...