🎧Music on : Halsey - Without Me
°£££°
Love is not about finding a right person, but creating a right relationship.
Canva
°£££°
Happy Reading!
© Jyoousha11°£££°
Suara berisik berhasil membuat Aludra merasa terusik dalam alam bawah sadarnya, perlahan ia mencoba membuka mata walau terasa cukup berat. Sejenak ia terdiam menatap langit langit kamarnya yang berwarna putih dan mencoba mengumpulkan kesadaran.
"Oh gosh, sudah bangun?"
Gadis itu menoleh dan mendapati Astrid— Mamanya tengah duduk di kursi meja riasnya.
"Minum~," pinta Aludra pelan. Wanita yang sudah berkepala 4 itu langsung meraih segelas air yang sengaja disiapkan diatas meja samping ranjang dan memberikannya.
"Duh, Aldi gimana sih. Tehnya keburu dingin. Kamu mau minuman hangat?" tawar Astrid setelah putrinya itu meletakkan segelas air yang ia sodorkan. Aludra menggeleng pelan kemudian mencoba untuk bangun. Ia melirik jam yang tergantung di dinding kamar. Pukul 5 pagi.
"Aku kenapa, Ma?"
Astrid tersenyum tipis, lalu mengusap rambut Aludra dengan lembut.
"Kamu pasti kecapekan, sayang. Hipotensi, kamu nggak lupa minum obatnya? Atau vitamin?"
Aludra menggigit bibir. Dia ingat, semalam kan dia ada di Mini Park. Lalu— ah iya, jangan bilang pingsan.
"Maaf ya, Mama gak bisa selalu dirumah buat jagain kamu. Tapi Mama mantau terus, kata Aldi kamu sering kurang tidur. Bener?" Astrid menatap Aludra, menunggu gadis itu menjawabnya. Aludra hanya diam, kemudian mengangguk pelan. "Jangan, ya. Kamu harus sadar diri kalo kamu itu nggak boleh terlalu capek, kamu mudah pingsan tanpa kamu sadari. Ini sudah yang keberapa kalinya dalam 3 bulan terakhir? Ke 4 kalinya. Terbukti kamu kecapekan, sayang,"
Astrid menghela nafas. Sebenarnya ia ingin lebih dekat lagi dengan anak anaknya, seperti mengurus rumah setiap hari. Tapi ia tidak bisa, pekerjaan menuntutnya hanya pulang di malam hari dan kembali pergi pukul 6 pagi.
"Iya, Ma," gadis itu menunduk.
"Mama kaget banget loh waktu kakakmu bilang kamu pingsan lagi. Masa pulang pulang disambut berita gitu, sedih banget," Astrid merapikan gelas yang ada di atas meja. "Ini masih terlalu pagi, belum ada makanan. Kamu mau apa, sayang?"
"Nggak deh, Ma. Nggak laper, kok,"
"Kalo gitu Mama buatin minuman hangat, ya? Biar nggak lemes," Astrid tersenyum dan berlalu menuju dapur. Aludra menyisir rambut dengan jari jarinya, kemudian berjalan keluar kamar. Ia tidak begitu ingat bagaimana ia bisa ada di rumah setelah kemarin malam. Terakhir ia hanya mengingat bahwa semua gelap secara tiba tiba.
"Dek?" Aldi yang baru saja keluar dari kamar tampak kaget. Ia sudah rapi dengan kemeja dan rambut yang mengkilat, mau berangkat kuliah. "Udah enakan belum? Dibilangin suka ngeyel, sih. Makanya kalo tidur tuh jangan kemaleman, dikasih refreshing lah dirinya itu," ujar Aldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unlimited Love |
Teen FictionMatematika? Fisika? Siapa takut? Cinta? Is that good? Aludra tanpa sadar ikut masuk dalam sebuah permasalahan yang mana ia sama sekali tidak tahu menahu asal usulnya. Berawal dari pertemuan dan persaingannya dengan Alagra, sang keponakan kepala sek...