Seorang gadis tengah berjalan santai, dimalam yang sunyi dengan membawa 1 kantung plastik berisi cemilan.
Tanpa melihat kekiri dan ke kanan, gadis itu menyebrang jalan dengan santainya, seolah jalan itu dia yang punya.
Namun saat gadis itu masih berada di pertengahan jalan, Ia melirik kekiri saat mendengar suara deru motor melaju dan melihat sebuah motor berwarna hitam tengah melaju kearahnya.
"AAAA!!! MAMA ADA MOTOR MAU NABRAK MAURA!!!"
Refleks Maura memejamkan matanya setelah berteriak.
Ya gadis itu adalah Maura Arabela, gadis dengan tampang polos yang membuat orang kesal sekaligus gemas padanya.
Namun tidak ada yang tau kebenaran dari dirinya sendiri.
BRAK
"Bangsat!" umpat orang yang hampir menabrak Maura.
Maura membukanya matanya secara perlahan, karena tak merasakan apa pun.
"Maura dah ko ngit yah?" tanyanya pada diri sendiri.
"Kok ngaak ada malaekat mautnya, Huh! apes banget kamu Maura udah mati jomblo pulak lagi."
Maura terus merutuki dirinya, karena ia berfikir dirinya telah mati, namun suara erangan membuatnya menoleh.
"Lah kok malaekat mautnya malah rebahan sih, kan seharusnya bawa Maura ke kayangan, eh emang Maura bisa kekayangan yah kalo mati?"
Masa bodo dengan hal itu, Maura memutuskan untuk mendekati orang yang katanya malaekat mautnya itu.
"Bang malaekat maut, kok malah rebahan disini sih."
Maura menggoncang goncang tubuh Alaska, hingga membuat Alaska berdiri dan melepaskan helm karena kesal.
Ya orang yang hampir menabrak Maura ialah Alaska.
" HUA MAMA! Maura ketemu malaekat maut turun dari motor keren."
"Kamu malaekat maut yah?" Maura bertanya dengan raut bingung.
Alaska hanya menggeleng saja sebagai jawaban, karena kepalanya tengah terasa sakit, akibat benturan dengan aspal. Ayolah, ia tengah mencoba menahan diri untuk tidak menonjok gadis itu, karena ia memegang prinsip tidak akan melukai seorang perempuan.
Maura memiringkan kepalanya membuat Alaska terpaku pada wajah gadis mungil dihadapannya itu. Meski dalam kegelapan Alaska mampu melihat jelas wajah maura.
Alaska menatap Maura dari atas sampai bawah, tiba-tiba kepala Alaska terasa nyeri, seakan ada kilasan memory yang tiba-tiba muncul.
'Laska.'
'Ih, Laska mah gitu ama Ura'
'Laska ganteng deh, Ura jadi suka.'
'Laska mau kemana?'
Alaska menggeleng kepalanya saat beberapa ingatan itu muncul, namun detik selanjutnya ingatan itu kembali datang namun dengan keadaan yang berbeda.