Andria tak bisa menutupi kegugupannya saat turun dari mobil yang dikendarai oleh supir perusahaan. Mrs Anderson yang melihat sikap Andria akhirnya tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya.
"Ia tak seperti yang karyawan bicarakan, Andria. Santai saja. Mungkin kau akan sedikit terintimidasi tapi aku rasa itu hal yang wajar mengingat ia harus bersikap begitu agar perusahaan yang menjadi saingannya tak berani macam-macam padanya. Lagipula sepertinya ini pertama kalinya kau bertemu dengannya jadi aku rasa itu wajar," ujar Mrs Anderson mencoba menenangkan Andria yang sama sekali tak berhasil bagi Andria sendiri.
Secara refleks Andria membenahi pakaian dan rambutnya. Satu dari kelemahan Andria adalah ia tak memiliki kepercayaan diri walaupun wajah wanita itu sebenarnya terlihat manis dengan bola mata berwarna coklat terang, hidung kecil, dan bibirnya yang tipis dengan dipoles lipstik berwarna pink pucat.
Pintu lift terbuka dan Andria segera mengikuti Mrs Anderson berjalan menuju meja tempat Mr Mikaelson berada. Andria hanya bisa menunduk karena kegugupannya semakin terasa apalagi restoran yang didatanginya merupakan restoran mewah yang berada di tengah kota New York dan yang Andria tahu restoran ini milik seorang chef terkenal. Suasana restoran yang elegan dan sepi membuat Andria semakin gugup. Beberapa saat kemudian Mrs Anderson berhenti berjalan, membuat Andria ikut berhenti.
"Mr Mikaelson," sapa Mrs Anderson dengan lembut sambil tersenyum.
Andria mengangkat kepalanya begitu Mrs Anderson berbicara. Matanya kemudian menatap seorang pria yang menggunakan kacamata minus dengan bingkai hitam sedang membaca sesuatu pada iPadnya. Pria itu segera menengadah dan tersenyum ramah pada Mrs Anderson dan pada saat itu juga rasanya seluruh oksigen di sekeliling Andria menghilang.
Ya Tuhan, itukah bos ku? tanya Andria dalam hati.
Pria yang dipanggil Mikaelson itu segera melepas kacamatanya dan berdiri menyambut Mrs Anderson juga memeluknya membuat Andria membelalakan matanya namun segera mengontrol wajahnya kembali formal.
"Nate, kenalkan ini sekretarismu yang baru namanya Andria Delanna. Andria, ini Nate Mikaelson, bos yang selama ini belum pernah kau ketemui," seru Mrs Anderson sesaat setelah mereka melepaskan pelukannya.
Secepat kilat Andria segera mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Nate.
"Saya Andria Delanna, Sir. Senang bertemu dan bekerja dengan anda." Andria berusaha menjaga suaranya untuk tak bergetar dan tersenyum dengan gugup walaupun ia sudah mencoba untuk profesional. Tentu saja ia tak imun terhadap pria tampan manapun dan ketampanan Mr. Mikaelson membuat Andria pusing dan ingin pingsan.
Nate tersenyum tipis.
"Ya, senang berkenalan denganmu, Andria Ariene Delanna," sahut Nate membuat Andria kaget karena seingatnya ia tak pernah menyelipkan nama tengahnya di dalam datanya di perusahaan.
****
Bola mata berwarna abu-abu milik Nate sibuk bergerak membaca seluruh kata-kata yang tersusun di layar iPhone nya. Ia baru saja terbangun dari tidur ketika ponsel yang berada di atas nakasnya berbunyi. Senyum tiba-tiba mengembang dari bibir Nate. Laporan yang diberikan oleh Jake lebih cepat 6 jam dari yang ia pinta.
Aku akan memberikan bonus pada Jake nanti, gumam Nate dalam hati. Ia segera keluar dari selimut dan berjalan hanya dengan menggunakan celana piyama berwarna hitam. Nate tak suka tidur menggunakan kaus karena terlalu panas baginya. Ia berjalan pelan menuruni tangga dalam rumah megah miliknya yang berada di pinggir pantai South Hampton, New York.
Nate segera duduk di kursi makan karena ternyata sudah tersedia pancake dengan madu yang masih mengepulkan uap panas. Ia meraih cangkir putih yang berisi kopi dan menyesapnya perlahan. Secara teknis Nate sendirian di rumahnya walaupun ada banyak sekali pelayan, tukang kebun, sampai bodyguard yang berada di sekelilingnya namun entah bagaimana bisa sejauh mata memandang, Nate tak menemukan makhluk hidup yang disebut manusia selain dirinya.
Jake sudah ada di depan pintu begitu Nate sudah rapi dengan setelan formal Zegna miliknya.
"Aku ingin kau menjelaskan lebih detailnya di mobil, Jake." Nate segera berjalan menuju sedan mewah Jaguar miliknya.
"Jadi?" Nate membuka pembicaraan saat mobil mulai melaju meninggalkan mansion mewahnya.
"Sepertinya yang sudah anda baca, namanya Andria Ariene Delanna, berumur 24 tahun. Hidupnya biasa saja sampai ia bertemu dengan Frans Sharman, anak dari pemilik perusahaan jasa pengiriman barang dan mereka sekarang sedang menjalin kasih dan akan segera menikah," singkat Jake. "Dan ya, ia adalah sekretaris anda yang baru," tambahnya.
Menikah, menikah, menikah. Otak Nate menolak gagasan itu. Ia benci mengetahui bahwa wanita mungil itu akan menikah. Perasaan tak nyaman itu datang lagi saat Nate menyambungkan gagasan menikah dan wajah Andria. Wanita itu baru berumur 24 tahun dan sudah ingin menikah, apa ia gila? jerit Nate dalam hati. Ia tak akan membiarkan wanita itu menikah sebelum Nate memilikinya. Atau paling tidak, bisa membawa ke ranjangnya.
"Apa hanya itu saja?" tanya Nate segera setelah berhasil meredakan emosi aneh yang tiba-tiba bergemuruh dalam dadanya.
"Ya. Untuk saat ini hanya itu yang dapat saya berikan, Sir," sahut Jake.
Nate menganggukan kepalanya perlahan sembari menatap jalanan lewat jendela sebelah kirinya. Pikirannya berkecamuk rencana-rencana yang mungkin akan ia gunakan untuk membuat wanita bernama Andria itu bertekuk lutut pada pesonanya, memohon padanya untuk menghangatkan ranjangnya. Dan entah mengapa, ia ingin Andria mengemis cinta yang tak pernah Nate berikan kepada siapapun.
Begitu pemikirannya mengingat bahwa Andria kini telah menjadi sekretarisnya membantu Mrs Anderson, senyumnya mengembang dengan lebar. Rencananya akan berjalan semakin mudah kalau begitu, pikirnya sambil tersenyum licik.
"Aku ingin makan siang dengan Mrs Anderson dan Miss Delanna dimajukan menjadi hari ini di Maze, Jake. Kabari mereka secepatnya," perintah Nate yang segera di laksanakan oleh Jake.
"I get you, little kitten," bisik Nate penuh ancaman.
****
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Set Me Free
RomanceAku menginginkan mu dan tidak ada yang bisa menahanku. Sekalipun itu kekasih psikopat mu. - Nate Rolland Mikaelson -