Tak Selamanya Bulan dan Bintang

31 1 0
                                    

Pagi ini terasa berbeda buat Bintang, entah perasaan apa yang dia rasakan sehingga dia malas dan terlihat tidak bergairah. Bintang terlihat malas-malasan dengan wajah yang kumal dengan rambut tak karuan. Padahal cuaca di luar sangat mendukung untuk dia pergi sekedar mencari angin saja.

"Kenapa ko perasaan ku ga enak gini ya?" tanya Bintang pada dirinya sendiri. Akhirnya Bintang pun mencari handuk dan mulai melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Untungnya dia masih ingat ada jadwal kuliah pagi ini. Biasanya sih Bintang ga pernah mandi sebelum kuliah, ntah ada apa dia akhirnya mandi setelah hampir seminggu lebih dengan kumpulan daki di tubuhnya.

"Brengggggg Brenngggg" suara motor jadul miliknya mulai bersuara, ya namanya motor tua perlu di panasin dulu biar ga rontok. Sambil memanaskan motor Bintang mencari pakaian favoritnya, yaitu kaos oblong dan celana jeans kumal yang beberapa bagiannya sudah sobek. Akhirnya dipilihlah kaos warna hitam dan celana jeans hitam plus sepatu boot warna hitam kesayangannya.

"Tit tit tit" suara HP nya berbunyi, ternyata ada WA masuk dari sang kekasih yaitu Bulan. "Yang kamu dimana? katanya mau anter aku ke kampus?" isi WA dari Bulan. "Iya bentar yang ini lagi pake baju" jawaban singkat padat dan jelas dari Bintang yang artinya nyuruh Bulan buat nunggu. FYI rumah Bulan dan Bintang itu berdekatan, jadi kalo menurut lagu mereka itu pacar 5 langkah.

Akhirnya Bintang bergegas menarik gas motor tuanya, dan ga sampai 2 menit udah ada di depan rumah Bulan. Mata Bintang tertuju pada pakaian Bulan yang menurutnya sangat lain dari biasanya. Bulan terlihat cantik dengan kaos kerah berwarna merah yang terlihat pas di badan Bulan, ditambah dengan celan jeans ketat warna biru muda, dengan membawa tas gendong warna coklat kesayangan Bulan. "Ngapain senyum-senyum gitu kamu yang" tanya Bulan kepada Bintang. "Kamu cantik sayang" kata Bintang sambil dia mengarahkan kaca spion ke muka Bulan. Bulan pun tersenyum sambil tersipu dan mencubit perutnya Bintang, "bisa aja kamu yang" sambil mereka cekikikan.

"Yang aku hari ini ada kumpulan sama senior abis pulang kuliah", cerita Bulan ke Bintang. Maklum Bintang dan Bulan itu mahasiswa baru yang memang masih banyak kegiatan di kampus. Bintang mahasiswa Teknik di salah satu kampus negeri favorit, dan Bulan mahasiswa jurusan komunikasi di salah satu kampus swasta cukup ternama di Bandung.

"Oh gitu, emang sampai jam berapa acaranya?" tanya Bintang ke Bulan.

"Paling sampe jam 7 malam sih, karena katanya mau ada rapat acara gitu untuk makrab", papar Bulan.

"Baiklah, nanti pulangnya aku jemput ya?" kata Bintang

"Iya nanti aku kabarin ya" jawab Bulan sambil langsung bergegas masuk ke gerbang kampusnya.

"Brenggg' suara motor tua Bintang dengan gagahnya memcah keheningan jalanan pagi. Bergegas Bintang menarik gas seolah dia tidak memberikan nafas buat motor tuanya.

"Bintang", teriak Tafta. FYI Tafta ini temen deketnya Bintang, mereka kenal saat pertama kali masuk kuliah. "Yo Taft" balas Bintang sambil mengangkat tangan mengajak tos Tafta.

"Buruan kita udah telat nih", sambil Tafta menarik tas ransel Bintang.

Sementara itu di kampus Bulan.

"Hai Bulan apa kabar?" suara Gore kakak kelas Bulan yang membuat jalannya melambat.

"Hai ka Gore, Aku baik-baik ko ka" jawab bulan sambil memberikan sedikit senyuman pada Gore.

"Sore ini kamu ikut kumpul kan?" tanya Gore

"Ikut kak" jawab Bulan sambil menghentikan langkah kakinya.

"Ok aku makin semangat kalo ada kamu" sambil Gore tersenyum dan meninggalkan Bulan.

Bulan cukup kaget mendengar kata-kata Gore barusan. Gore merupakan kaka kelas Bulan satu tingkat diatasnya. Kata orang-orang Gore memang terlihat tertarik pada Bulan. Gore cukup terkenal karena dia salah satu gitaris di band kampusnya Bulan. Ya bisa dikata Gore itu idola mahasiswi dikampusnya.

Bulan dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang