earthmix parte duo

755 83 13
                                    


Bogor

Mei 2020

10:30


"Biasaan banget dah Yasmin macet" Dumel seseorang berbadan kekar bernama Earth Pirapat.

"Yaudasi lewat tol aja ribet banget." Balas Mix sambil sibuk memilih foto dirinya yang hendak ia upload ke sosial medianya.

"Yaudadeh, tapi ke popolo dulu ye. Gua mau ngopi."

"Iye bacot dah."

"Lah galak?" Pertanyaan Earth hanya dibalas tatapan sinis dari Mix.

Setelah keluar dari tol Jagorawi, mobil BMW X7 berwarna black sapphire tersebut bergerak ke arah Puri Begawan. Kemudian tibalah mereka di Popolo Coffee. Mix berusaha membuka sabuk pengaman yang mengamankan tubuh mungilnya tersebut sembari berkata, "Aduh ini susah banget si seatbeltnya"

Earth tertawa kecil dan mencoba membantunya, "Makanya gausa marah-marah, bisa kan?" Reaksi Mix? Dia hanya terdiam lantaran pipinya memerah tanpa sebuah alasan nan jelas.

Kursi di pojokan tempat tersebut menjadi pilihan mereka berdua untuk memulai petualangan kuliner di kota hujan ini. Earth memesan espresso dengan 3 extra shot sedangkan iced milk nutella untuk Mix, sebab perutnya tak bisa mentolerir kandungan asam kopi di pagi hari. Ia tak mau merusak rencana yang sudah dia pikirkan matang-matang untuk hari ini.

"Abis ini kemana? Jadi ke martabak? Apasi namanya? A-choy?" Tanya Earth sembari menunggu minumannya datang.

"Hooh, jadi."

"Bukannya dia buka siang ya?"

"Lah ini udah jam 10 dah, paling bentar lagi buka. Seinget gua jam 12:30 an dah dia bukanya"

"Mau ga martabaknya dibungkus aja buat dessert? Kita makan di doyong dulu"

"Hah? Emang masih kebagian? Dia tutup jam dua gasi anjir."

"Ya kalo sekarang langsung cabut kesana abis kelar ngopi harusnya sabi."

"Gakeburu ih. Pasti abis."

"Sotau bat lo, yeu anak kicik!" Ucap Earth sambil menjepit hidung Mix menggunakan kedua jarinya.

"SAKIT ANJING APAANSI!" Balas Mix sembari memukul kencang lengan Earth. Perkelahian mereka terhenti sebentar akibat pesanan mereka berdua datang. Mix langsung menyesap minumannya untuk meredakan amarahnya.

"Lo jangan games-gemes dong." Ujar Earth setelah menaruh cangkirnya ke meja. Pusat perhatiannya tertuju pada pipi Mix yang menggelembung seperti balon.

"Apaansih?"

"Kenapasi semua geng elo galak?"

"Elonya gajelas anjrit."

"Yeu."

"Yaudah buruan abisin minumnya, katanya mo doyong. Jadi ga?"

"Hadeh cerewet." Balas Earth, tak lama ia segera menghabiskan secangkir panas espresso miliknya.

"Gila itu lidah apa kaga kebakar?"

"Kaga, kan udah biasa dibakar."

Mix diam sebentar, ia tak mengerti maksud dari Earth dan membalas, "Apaansi? Gajelas dah lu." Earth hanya tersenyum kecil mendengarnya dan bergegas ke kasir untuk membayar pesanan mereka berdua.

Setelah selesai, mereka langsung pergi ke warung doyong. Benar saja kata Mix, sesampainya mereka di sana, seluruh menu sudah ludes, bahkan serundengnya pun sudah bersih tak tersisa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

delicate. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang