2. Melody

8 2 0
                                    

"Kiw, Melody"

Panggil Dian dengan nada penuh menggoda saat melihat gadis pujaan hatinya sudah pulang dari Yogyakarta dan berjalan didepan nya.

Melody menoleh dan menaikkan satu alisnya tanda bertanya, "kenapa?"

"Oleh oleh buat aku ada nggak?"

"Hm? Oleh oleh? Kamu mau oleh oleh?"

"Iyaa, hehe"

"Datang aja ke kelas ku pas jam istirahat pertama"

Setelah itu Melody berjalan meninggalkan Dian sendiri di koridor yang kini telah melompat kegirangan.

Memang dasar tidak tau malu Dian ini, tapi katanya 'Rejeki anak soleh'.

Dian berjalan ke kelas nya sembari menampilkan senyum lebar mengingat apa yang tadi dia dan Melody lakukan di koridor.

Padahal hanya sekedar mengobrol, memang dasar nya orang bucin mah begini.

Chanial menaikkan satu alisnya, heran kenapa sahabatnya itu senyum senyum sendiri layak nya orang gila.

"Lo kenapa anjir?"

"Tadi gue ngobrol sama Melody di koridor"

"Gitu doang"

"Heem"

"Ewh bucin" Setelah itu Chanial kembali sibuk dengan handphonenya.

"Kok lo bisa bucin ke Melody? Padahal bukan siapa siapa nya?" Tanya Jaerion.

Dian lagi lagi mengembangkan senyum lebarnya.

"Melody itu, bikin candu"
"Cih, bucin"

Mark hanya menggelengkan kepalanya melihat adik adiknya itu.

"Dian mending cepet cepet ngambil posisi start buat dapetin Melody deh, keburu diambil" Kata Jeano sambil memakan Chiki kesukaan nya.

Dian lagi lagi tersenyum lebar, sampai sampai membuat Mark kewalahan takut bibir Dian menjadi pegal karena tersenyum terus.

"Tenang saja, Dian sudah mengambil garis star sejak kemarin"

Dan kini Dian kembali sibuk dengan Handphonenya.

"Dasar aneh"

Kini tiba saatnya jam istirahat di mulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini tiba saatnya jam istirahat di mulai.

Dian dengan semangat 45 nya berjalan kearah kelas Melody bersiap siap menemui pujaan hatinya itu.

"MELODYY SAYANG KUUU! DIAN DATANG!"

Seluruh murid kelas IPS menoleh ke arah pintu kelas dan menatap Dian aneh begitupun dengan Melody.

Sungguh memalukan.

Dian berjalan ke meja Melody dengan senyum sumringah nya.

"Melody, udah jam istirahat"

Melody mengangguk kan kepalanya lalu mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

Bakpia kukus tugu jogja, dan juga baju batik, serta Blangkon.

"Itu, gue yang pilihin buat lo"

Hati Dian kini berbunga bunga saat mendengar ucapan Melody yang memilih kan tiga oleh oleh sederhana itu darinya sendiri.

"Untuk aku? Serius? Kamu yang pilihin?"

"Heem, gue udah tebak lo bakal minta"

Dian mencubit pipi Melody gemas membuat satu kelas yang belum beranjak dari kelas menuju kantin menatap mereka berdua.

"Uuuuuu makasih banyak yah calon pacar"

Melody menepis tangan Dian saat menyadari jika mereka berdua menjadi pusat perhatian.

Suara anak kelas yang sedang menggoda mereka berdua terdengar jelas di telinga mereka. Apalagi si  teman sebangku dan sohib Melody.

"CIEEE UHUY UHUY"

Melody yang malu dibuatnya pun berjalan keluar kelas dan disusul oleh Dian.

"Hehehe ciee Melody malu"

"Diem."

"Utututututu"

Dian terus menggoda Melody membuat Melody ingin meninju pipi Dian dibuatnya.

"Dian"

"Ya?"

Kini mereka berhenti tepat di koridor sekolah.

Melody membalikkan badannya menghadap ke Dian.

"Bisa diem gak, sayang?"

Apa? Sayang? Dian tidak salah dengar kan?

Melody membuat wajah Dian merah merona akibatnya perbuatannya sendiri.

Melody yang melihatnya memamerkan senyum nya lalu mencubit pipi Dian dan meninggalkan nya sendiri di koridor yang sedang mematung.

Chanial yang kebetulan lewat di koridor melihat Dian mematung menjadi bingung.

"Dian kenapa? Kesambet apa gimana?"

Chanial menghampiri Dian dan menepuk nepuk pipinya.

"Woy! Dian! Lo kenapa? Kesambet ya lo?!"

Tak lama kemudian Dian berteriak kemudian jingkrak jingkrak di koridor seperti orang kesetanan membuat Chanial terkejut.

"ANJ- beneran kesurupan kayaknya"

Shasha yang kebetulan lewat koridor menatap Dian aneh dan menghampiri Chanial.

"Chanial, temen lo kenapa?"

"Kesambet"

Shasha bergidik ngeri, lalu memikirkan sesuatu. Apakah dengan serbuk emas yang ada di kantongnya itu dapat membuat Setan yang ada didalam tubuh Dian itu keluar dan beralih dengan serbuk serbuk emasnya itu?

Siapa tau setan nya matre kan?

Shasha ini adalah teman kelas Chanial. Jika Chanial sultan maka Shasha juga tak jauh beda dengan Chanial. Sama sama Sultan.

Ya hampir seluruh rata rata teman kelas Chanial sultan semua.

Tak lama kemudian Dian pun kembali normal dan kembali berjalan ke kantin berniat untuk mencari Melody.

Siapa tau gadis itu ada di kantin kan?

"Chanial lo mau main gak di kelas? Diajak sama Guanlin main UNO














Yang menang dapet emas batangan katanya"

"Boleh deh, kuy"

Hadeuh dasar orang kaya.

°D I A N°
•mlodyyyyy•

Melody Dan DianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang