[o1]

31 4 8
                                    


—Asa, hi!—

Hari sudah mulai gelap saat Asa baru saja keluar dari perpustakaan. Keadaan sekitar pun sudah mulai ramai, hanya ada satu orang yang ia lihat sedang berada didalam atm dan satu orang lagi mengantri diluar.

"Jangan dilihat, jangan dilihat." Tekan Asa pada dirinya sendiri. Sambil menundukkan kepala saat tak sengaja menangkap orang yang mengantri itu mengusap tengkuknya dengan gelisah. Berbeda dengan Asa yang melihat kalau orang itu mulai dikerubungi oleh mahluk-mahluk tak kasat mata yang sepertinya menyukai orang itu.

Tak ingin menjadi sasaran selanjutnya para dedemit usil itu. Asa buru-buru menaiki motornya, dan tancap gas untuk pergi dari sana.

Namun baru saja akan keluar melewati gerbang kampus ada seseorang yang menyebrang tiba-tiba. Reflek, Asa langsung membanting setang motornya kearah kiri. Akibatnya, Asa menabrak pohon jati yang lumayan besar dipinggir jalan dan jatuh tertimpa motornya.

Cewek itu memekik dan langsung berlari menuju Asa yang tengah meringis karena sebelah kakinya tertindih motornya sendiri.

"Aduh mba, makanya kalau mau nyebrang liat-liat dulu dong." Gerutu Asa sambil memejamkan matanya menahan nyeri, ia juga berusaha meloloskan kakinya dan mulai berdiri meski sedikit terpincang.

Merasa tak mendapat sahutan, Asa pun menoleh dengan dahi berkerut saat melihat cewek itu sedang menutup mulutnya dengan tangannya sendiri. Matanya tampak melotot seperti orang yang tengah syok.

"Ngapain sih? Bukannya minta maaf atau bantuin juga" gerutu Asa lagi sembari berusaha mengangkat motornya yang rebah seorang diri. Mungkin karena sudah lewat waktu maghrib, jadi area sekitar kampus ini nampak sepi sekali. Malahan tak ada satupun kendaraan yang melintas sejak Asa jatuh tadi.

"Aku ikut sama kamu ya?" Pinta cewek itu dengan percaya diri.

Asa langsung menoleh dengan tatapan sinisnya. "Apa sih?! Enggak." Ketusnya tak habis fikir, bisa-bisanya cewek ini minta ikut, padahal kenal aja enggak.

"Pleaseeee~ aku gak tau mau kemana lagi" ujar cewek itu dengan tatapan memohonnya.

"Ck! Emangnya kamu gak punya rumah apa?!" Yang dibalas gelengan mantap oleh cewek itu.

Tak percaya begitu saja, Asa lalu memperhatikan penampilan cewek didepannya ini dengan seksama. Baju kaos lengan panjang berkerah dengan belang-belang perpaduan warna orange dan merah. Celana jeans pendek berwarna hitam, dengan sepatu berwarna senada. juga, bandana hitam yang bertengger manis diatas surai kecoklatan itu. Kalau diperhatikan, cewek ini tak cocok untuk disebut gelandangan.

Jangan-jangan begal?

"Gak-enggak. Mana ada modus pembegalan kayak begini?" Gumam Asa sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Heh! Aku denger ya. Emangnya mukaku keliatan ada tampang tukang begal apa?!" Sungut cewek itu tak terima dikira yang bukan-bukan.

"Ya... abis aneh aja," Asa menggaruk pelipisnya sekilas, lalu beralih menaiki motornya "Yaudah, cepet naik. Keburu tambah malem"

Entah fikiran dari mana ia akhirnya menuruti permintaan orang asing. Padahal ia biasanya tidak begini. Asa bahkan termasuk orang yang tak begitu peduli pada sekitarnya dan tak banyak berekspresi. Maka dari itu teman-temannya menjulukinya robot.

Ajakannya langsung saja disambut dengan bersorak gembira, dengan segera cewek itu naik ke atas motor vespa warna hitam milik Asa.

Tak sampai 10 menit, mereka berdua sudah sampai didepan gerbang sebuah rumah minimalis. Untungnya juga untuk sampai kesini, mereka tak perlu melewati jalan raya jadi tak perlu takut ditilang polisi karena tidak memakai helm.

"Tunggu disini dulu, aku  izin sama temanku." pesan Asa begitu selesai memarkirkan motornya.

"Eh gak usah!" Sela cewek itu cepat. Membuat Asa heran seraya menaikkan sebelah alisnya.

"Kalo gak gitu, nanti kamu gak boleh numpang disini. Udah tunggu aja." Asa pun berlalu masuk kedalam rumah dengan terpincang-pincang. sementara cewek itu menatapnya dari belakang sambil terus menggigit kuku jarinya was-was.

"Haduh bukan gituuu" ujarnya gregetan sendiri.

Tak lama Asa pun keluar bersama kedua orang temannya yang terus menggodanya dengan terus berkata cie-cie setelah Asa menjelaskan semuanya. Tapi sesampainya mereka diteras keduanya langsung terdiam.

"Wah parah! Asa udah pinter bohong sekarang. Mana Sa ceweknya?" Tanya Jae sembari celingak celinguk.

"Ck! Lah in-"

Belum selesai berbicara, pundak Asa sudah lebih dulu ditepuk oleh Arjuna.

"Sa, kayaknya itu cewek udah pergi waktu kita masih didalem. Jae, yok kita masuk lagi"

"Nyok!" Tanpa menunggu jawaban Asa, keduanya kembali masuk sembari merangkul satu sama lain.

Meninggalkan Asa yang tampak blank sesaat dan mulai menyadari sesuatu.

"Kamu bukan orang ya?!" Tunjuk Asa tepat didepan hidung cewek yang nyata-nyatanya ia lihat sendiri sedang berdiri sedari tadi tepat di samping vespanya sambil menyengir tanpa dosa.

"Yah, ketahuan deh" balas cewek itu sambil manyun, "kenapa ketahuan cepet banget sih!" gerutunya dalam hati.

Asa, hi!
TBC

•Si Robot Indigo•

Hamada Asahi asAsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hamada Asahi
as
Asa

Asa, hi!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang