[02]

23 2 7
                                    



Brak!

Ajun dan Jae yang sedang asik menonton drakor di ruang tengah berjengit kaget saat mendengar suara pintu yang dibanting keras.

Keduanya kompak menoleh dan melihat Asa tengah berjalan terpincang-pincang dengan raut kesal yang sangat kentara. Asa melewati kedua temannya begitu saja dan masuk kekamarnya. Tak lupa membanting pintu seperti sebelumnya, menimbulkan suara debuman yang jauh lebih nyaring karena jarak tempat mereka yang berdekatan.

"Kenapa tu robot satu? Gak biasanya gitu."

Ajun mengedikkan bahu tanda tak tau.
"Habis di ghostingin ama cewek kali"

Keduanya lalu kembali mengedikkan bahu bersamaan dan melanjutkan aktifitas mereka menonton drakor lagi.

"Tok tok tok! AsaaAaa Aku masuk yaa" ujar cewek itu lalu merubah suaranya menjadi lebih berat "Ya masuk aja" baru setelahnya menembus pintu kamar Asa dengan mudah.

Sementara didalam kamarnya, Asa lagi-lagi merasa kesal karena cewek itu, ralat–dedemit usil itu nyatanya sekarang tengah asik berkeliling sambil mengamati seisi ruangan yang ada di kamar Asa dengan bersenandung ria.

Ini setan Bener-bener gak punya malu apa ya!

Asa yang duduk di kasurnya lama-lama jengah juga melihat cewek itu terus bolak balik seperti setrikaan, " Woi tan! Keluar atau aku siram air yasin?" Ancam Asa sambil membuka tutup botol air mineral yang ada di atas meja kecil samping kasurnya. Yang sebenernya cuma air biasa.

"Tega banget, emangnya aku setan apa!" Protes cewek itu ngegas.

"Ya emang! Dasar setan gak sadar diri!" Balas Asa tak kalah ngegas, lalu mulai meneguk air dari botol yang ia pegang tadi. Asa baru tau satu hal lagi, walaupun beda alam, ternyata yang namanya orang gak sadar diri itu berlaku juga buat mahluk astral.

Kesal dikatai setan melulu, tanpa diduga cewek itu menyentak botol minum itu hingga tumpah mengenai wajah Asa.

Lalu cewek itu terbahak keras begitu melihat wajah Asa yang sudah basah kuyup ditambah wajah yang terlihat memerah akibat menahan amarah."Hahaha! Makanya jangan ngatain aku setan. Mana ada setan secantik aku" ujar cewek itu sembari mengibaskan rambutnya centil.

Bruuuhhhh!

Asa langsung berdiri dan menyemburkan air tepat kewajah cewek itu. Balas dendam ceritanya.

"Aaaa!! Iewiewiew, bau jigong tau gak!" Teriaknya kesal sendiri sementara kini gantian Asa yang tertawa keras sampai-sampai pintu kamarnya dibuka oleh Ajun dan Jae yang kaget mendengar suara ngakak Asa yang jarang sekali terdengar.

"Sa, sehat kan?" Tanya Jae takut-takut, apalagi saat melihat keadaan lantai kamar Asa yang sudah becek dimana-mana.

Perlu diingat, selain seperti robot, Asa ini sangat pembersih. Jadi melihat kejadian langka seperti ini, wajar saja membuat kedua orang itu merasa kalo ada yang tidak beres dengan temannya. Takutnya kalo Asa bener kemasukan setan kan, ribet urusannya.

"Sa, kalo mau kesurupan bilang jauh-jauh hari yak! Biar kita ready-in dulu ustadnya" Tambah Ajun yang tak kalah sawan. Jujur, mereka beneran takut kalau sampai Asa bener kemasukan.

Tawa Asa langsung mereda begitu saja, dan berganti raut wajah datarnya seperti biasa
"Udah bubar, bubar, bubar! Keluar kalian semua" Asa sontak mendorong ketiganya keluar dari kamarnya. Iya termasuk cewek dedemit usil itu.

"Asa dari pulang tadi aneh banget dah!"

"Ho'oh, kayaknya beneran habis kena ghosting cewek tu anak!" Balas Ajun yang mulai percaya bahwa tebakannya pasti benar.

Sementara cewek berambut sebahu itu menyandar pada tembok dengan melipat kedua tangannya didepan dada. Sedari tadi ia menyimak obrolan keduanya dengan sesekali terkekeh, karena pembahasan tak mutu mereka tentang kemungkinan-kemungkinan yang sedang terjadi pada salah satu teman mereka.

Setelah itu pun ia memilih mengikuti kedua orang itu kembali keruang tengah daripada masuk kembali ke kamar Asa. Cewek itu ikut mengintip apa yang sedang ditonton oleh kedua cowok bongsor itu.

"Lah badan doang gede. Tontonannya drama korea anjir" ejeknya, tapi dengan mata masih tetap ikut menonton juga "Eh?! tapi judulnya apaan nih?"matanya melirik kearah samping kiri pojok atas layar "Ooow Rumah Manis. Kayanya seru juga" ia pun mengambil posisi duduk tepat ditengah-tengah Ajun dan Jae.

Akhirnya ketiganya larut dalam tontonan itu.
Bahkan saat kedua cowok itu berteriak kaget, cewek itu juga ikut reflek berteriak saat ada adegan dimana manusia-manusia itu berubah menjadi monster yang mengerikan sesuai dengan keinginan terakhir si manusia.

Asa yang baru saja selesai membersihkan diri juga kamarnya langsung keluar dari kamar saat mendengar teriakan heboh teman-temannya. Tapi fokusnya malah jatuh pada sosok cewek demit yang menyempil ditengah-tengah kedua temanya.

Aku baru tau kalo setan juga doyan nonton drakor.

Asa geleng-geleng kepala sembari mendekatinya dan dengan segera menarik tangan cewek itu hingga bangkit dari duduknya dan terpaksa mengikutinya hingga masuk ke kamarnya lagi. Padahal drakornya belum selesai.

Asa juga tak perduli pada tatapan teman-temannya yang bertambah heran karena dimata mereka Asa seperti menangkap lalu menyeret angin.

"Kayanya kita memang perlu sediain ustad deh Jae" celetuk Ajun yang langsung diangguki oleh Jae yang tengah menatap pintu kamar Asa yang sudah tertutup lagi.

—Asa, hi!—

Kini kedua orang beda dunia itu, tengah duduk di atas karpet bulu yang baru saja digelar oleh Asa.

Dengan Asa yang memberi cewek itu tatapan tajam. "Kalo kamu memang mau ikut tinggal disini. Kamu harus penuhi syarat dari aku"

"Apa syaratnya?" Tanya cewek itu spontan.
"Gak apa-apa pake syarat-syaratan segala, yang penting aku udah dapet tempat tinggal. Dan gak luntang-lantung dijalanan" Imbuhnya dalam hati.

"Oke, yang pertama kamu harus kasih tau aku data diri kamu dulu" Asa pun membuka sebuah buku tulis dan mengambil pulpen. "Nama?" Tanyanya kemudian

"Anonim."

"A,n,o–" Asa berhenti menulis saat merasa aneh dengan nama yang dipakai cewek itu.
"Jawab yang bener!" Galaknya lagi.

"Ck! Kalo aku inget siapa aku sendiri, gak mungkin aku disini sekarang"

"Perdana lagi aku nemu setan yang amnesia kayak gini. Kamu emang bukan setan biasa ya"
Jawab Asa dengan santainya, yang langsung saja mendapat hadiah sebuah  jitakan keras didahinya.

"Yeu, dibilangin jangan manggil aku setan. Sebut aja aku ini arwah. Kapan lagi ya kan, kamu ketemu arwah yang glowing shimmering splendid kayak aku" cewek itu lalu menangkup pipinya dengan kedua tangannya dan dengan sengaja menggerakkan jemari-jemarinya lentik sembari mengerjap-ngerjapkan kedua matanya lucu.

Tapi bagi Asa itu sangat menjengkelkan. Ia merasa menyesal karena telah membawa cewek itu kesini.

"Pilih berhenti kayak gitu, atau keluar dari rumah ini sekarang juga?!"

—Asa, hi!—
TBC.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Asa, hi!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang