Layaknya biasa, pagi ini gue pergi bawa-bawa tong sampah pakai seragam putih abu. Kena hukum? Engga, cuma kebiasaan dateng duluan sebelum guru.
Tapi hari ini bukan jadwal sekolah gue, sih...
Penjaga sekolah kami susah bolak-balik angkut tong sampah apalagi jarak antar kelas ke TPA jauh. Harusnya sekolah cari orang baru. Mengingat bapak itu sudah tua, tapi kasihan juga. Tempat tinggalnya cuma disekolah ini.
Lupakan itu, tempat pembuangan akhir ini ada di belakang kantin pojok sekolah. Entah apa maksud sekolah membangun kantin ditempat yang jorok ini. Memang benar setiap pagi petugas kebersihan mengangkut semua sampah dari sekolah tercinta ini, namun ketika puncak panas-panasnya hari pasti baunya menguap sehingga murid terpaksa tutup hidung.
Lalat? Tentu ada, lagipula kantin ini tak selalu buka karena teguran dari pihak berwenang.
Riak air memantul, bayangan gue juga ada disana.
SPLASH!
"ARGH AIRRR!" Teriaknya kesal, yang lompat dikubangan dia kok yang marah dia juga.
Anak itu menoleh dengan muka yang kacau, banget. "Huhuhu telat deh.. Kamu kena air juga? " Tanyanya dengan bulir air di pelupuk mata.
"Err engga sih. Kamu pakai seragam batik, ini kan hari rabu?"
Orang ini syok berat, gue sempat lihat ada asap putih keluar dari mulut, bentuknya kayak Casper.
Bentar, jangan-jangan itu arwahnya?
"ARGHHH APA LAGI INI, YA TUHAN?!" Teriaknya frustasi sambil mengacak-acak rambut. "Matilah aku ditangan Bu Patmi..."
Gue nyaris aja mau buka kancing kemeja, berniat minjemin baju ke anaknya. Tapi katanya Bu Patmi? Berarti ada urusan sama klub buku bermasalah itu?
".. Aruna Prameswati?"
"Huh? Iya, aku Aruna Prameswati"Gawat, kalau telat begini klub itu benar-benar bisa dibubarkan bu Patmi!
"Pakai seragamku!" Sambil menyodorkan kemeja putih berlogo OSIS pada kantungnya. Entah kenapa gue jadi ikut-ikutan panik sama anak ini, karena klubnya?
Gadis itu keliatan panik, dia juga ngga mungkin ganti baju di pinggir jalan begini.
"ARGH CEPET ARUNA CEPET" Teriaknya tiba-tiba yang ternyata udah lepas rok abu-abu. Sekarang yang dia pakai cuma celana olahraga warna ungu punya sekolah.
Bener-bener anak aneh.
"Sebentar dulu, masuk ke dalam sini." Gue bilang sambil narik lengannya. "Kenapa?", " Ya karena mau ganti baju? Entar diliatin orang lewat."
Pagi ini gue pusing habis buang sampah ketemu cewek berponi aneh yang telat masuk sekolah, terlebih lagi pakainya seragam batik.
"Engga, maksudku. Ganti bajunya sudah dari tadi. Yang kenapa itu kamu yang minjemin baju ke orang ga dikenal." Ucapnya.
"Oh? Gue kenal lo, kok."
Mampus! Keceplosan bilang lo-gue segala! "Gotcha, Aseru Prasetya sekretaris OSIS ya?" Tanyanya.
Apa-apaan gotcha?! Ini anak habis ditolong mau lapor atas sikap tidak sopannya anggota yang seharusnya mengayomi rakyat? Maksudku rakyat sekolah.
Sekedar informasi aja, sekolah ini agak lebay soal tata krama. Dan bahasa lo-gue itu harusnya dapat teguran.
"Santai aja, oh iya ini pin namanya. Sesuai rumor kamu bener-bener datang pagi-pagi buta ya. " Ucapnya santai sambil berjalan memberikan pin berwarna hitam bertuliskan putih 'Aseru Prasetya'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile
FantasyTentang Aruna Prameswati yang bertemu dengan pemilik senyuman terindah sedunia. Tentang Aseru Prasetya yang ingin memiliki pemilik senyuman bahagia sedunia. Jika indah dan bahagia adalah komponen penting dari suatu planet, pastilah bentuknya seper...