Sejak pembicaraan itu, Genta dan Kak Langit jadi makin dekat. Apalagi Tante Sarah sering sekali mengajak Genta pergi. Tante Sarah senang Langit sudah mau menganggap Genta adik seperti Wulan.
Di sekolah pun Langit mulai sering menyapa Genta dan mengenalkan Genta sebagai adiknya.
Kadang mengajak Genta makan bareng di kantin bersama Arka,Kiki,Pram dan Nia.
Oo tak lupa Paula dan Naya sahabat Paula. Paula ini dari kelas 1 sudah suka sama Langit.
Tapi jika ada Paula, Genta gak mau berlama-lama di kantin.
Genta pun mulai membuka diri ke Nia. Sedikit demi sedikit Genta cerita ke Nia.
"Gen, gw mau tanya. Lo beneran cuma anggap Kak Langit kakak?" Tanya Nia saat mereka memilih balik kelas sebelum pesan makanan.
"Iya...kenapa emang?"
"Gw perhatiin tiap ada Kak Paula Lo menghindar."
"Nggak enak aja kali,Nia, kita gabung mereka."
"Kenapa ga enak? Kalo ga gabung kan kita bisa pindah meja? Bukannya malah balik kelas"
"Canggung aja buat gw,Nia."
"Gw yakin nih perasaan Lo lebih dari sekedar adik ke kak Langit"
"Gw kagum sama dia. Udah itu aja sih. Lagian juga kita masih kecil,Nia. Belum waktunya suka-sukaan."
"Ya..Asal jangan sampe nyesel aja keduluan Kak Paula."kata Nia.
"Gw cukup senang jadi adiknya,Nia. Bisa kapan aja dekat kak Langit"
"Ya semoga Lo bener yakin dengan omongan Lo" kata Nia.
Jam pulang sekolah,Kak Langit menunggu di gerbang. Ga ada teman-temannya. Genta keluar dengan Nia.
"Gen,ayo bareng! Mama jemput!" Kata Langit. Genta langsung tersenyum senang.
"Nia,gw duluan ya?!" Pamit Genta.
Langit dan Genta masuk mobil Tante Sarah.
"Tumben Tan jemput?" Tanya Genta.
"Tante lagi ga ada jam praktek. Kalian udah makan?"
"Langit udah. Genta belum,ma" jawab Langit.
"Genta...jangan pernah nunda makan! Tante gak mau ya kamu sakit. Udah tau sering dirumah sendiri!"
"Kan ada dokter Tante Sarah yang ngobatin" kekeh Genta.
Langit menjitak Genta.
"Nyusahin orang kalo sakit!" Gerutu Langit.
"Iya...iya..ga mau sakit" sahut Genta.
"Makan apa nih?" Tanya Tante Sarah.
"Pizza Tante." Jawab Genta.
"Langit?" Tanya Tante Sarah ke langit.
"Ngikut aja ma sama bocah satu ini" jawab Langit.
"Okeee...pizza we're coming!" Seru Tante Sarah.
Mereka makan pizza gak jauh dari sekolah. Genta dibebaskan pesan.
"Langit, bentar lagi lulus. Mau lanjutin SMU dimana?" Tanya mamanya.
"Disekolah itu aja ma. Emang mau kemana lagi?" Jawab Langit.
"Gak bosan? Dari TK disana" kata mama.
"Nggak ma. Teman-teman dah enak."
"Opamu di Semarang tanya,kamu mau gak temenin opa disana? Dia sendirian soalnya." Kata mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langitnya Magenta
Short StoryCerita pendek ringan tentang Langit dan Magenta. Sok atuh diintip. Walau kuterlambat menyadarinya,tapi aku yakin kamu selalu milikku ~Langit Arkadinata~ Mencintainya seumur hidupku adalah cita-citaku ~Magenta Putri~