Surat Cinta

188 0 0
                                    

Hwe Dharles'a

“Seninle ne zaman ilgilendiğimi bilmiyorum. bu his fark edilmeden gelir. Seni ilk gördüğümde kendini rahat hissettim ve seni hayatımın bir parçası haline getirmek istedim .Bunun ani olduğunu ve çok korkak olduğunu biliyorum. Ama benimle evlenir miydin? Sonsuza kadar sizi mutlu edecektir söz veriyorum. Seni seviyorum”

Kirana'dan

“Aku sudah membaca suratmu kemarin di dalam tasku. Awalnya aku kebingungan dan menduga itu adalah bahasa asing. Dan ternyata benar, itu adalah Bahasa Turki. Sejak kapan kamu bisa Bahasa Turki? Modal google translate saja sudah mau melamar orang. Apakah kamu ingin aku memuji keberanianmu, Kirana?” Tanya Dharles yang menatap lekat wajah Kirana yang terlihat pucat.“Awalnya aku mengira penulis surat ini adalah sosok pemberani dan mapan secara finansial sehingga berani melamarku. Namun, hanyalah mahasiswi baru yang ingin mengusili dosennya sendiri. Sungguh berbeda dari ekspektasi yang kubayangkan.” Lanjut Dharles.
“Kenapa Kirana diam saja? Di dalam surat, Kirana kelihatan sangat dewasa dan membuatku terkagum.” Tanya Dharles yang ingin memancing respon dari Kirana yang hanya menundukkan kepala dan terdiam. “Kalau aku tahu akan membuat panggilan untuk patung seperti ini, aku menyesal telah melakukannya. Aku bahkan telah menyia-nyiakan waktu berhargaku dengan mempersilahkannya memasuki ruang pribadiku.” sindir Dharles sambil menyilangkan kakinya.“Ada yang ingin kamu sampaikan? Kalau tidak ada, kamu boleh meninggalkan ruangan ini” Ucap Dharles dengan datar.

Siang itu setelah mata kuliah pengantar Statistik, Dharles sengaja memanggil Kirana untuk membahas surat yang terselip dalam tasnya. Wajah Kirana tampak bingung, tidak tau harus menjawab apa. Menulis surat cinta memang terlihat kuno, namun Kirana yakin bahwa Arthur lebih suka cara yang klasik dalam mengungkapkan cinta daripada kekinian. Sambil menghela nafas dan mengumpulkan keberaniannya, Kirana pun mulai mengungkapkan isi hatinya.

“Aku mencintai Mas, dan aku serius dengan surat itu” Ujar Kirana pelan. “Hum.. ini baru menarik. Aku suka suasana hidup seperti ini. Jadi katakan padaku kenapa kamu melamarku?” Tanya Dharles dengan semangat.
“Aku hanya berpikir, kalau aku ditolak jadi pacar maka aku tidak ada kesempatan lagi. Tapi kalau lamaranku ditolak, setidaknya aku masih berkesempatan jadi pacar dan melakukan pendekatan ulang. ”Jawab Kirana penuh percaya diri sambil menatap mata Dharles.
"Hmm.. boleh juga. Jadi kamu sudah menyiapkan mahar untuk menikahiku?” Sindir Dharles. “Saya orang Pontianak dan Mas juga, kita sama-sama bukan orang Minang yang menerapkan pihak wanita yang harus membayar mahar dan menyelenggarakan pernikahan. Lantas kenapa kita tidak berusaha bersama saja? Saat ini ini saya masih belum berpenghasilan tetap, namun saya memiliki pekerjaan sampingan sebagai guru les. Gajinya selalu saya tabung untuk keperluan ke depannya. Sejauh ini kurasa cukup untuk pernikahan yang sederhana” Jawab Kirana dengan berani.
'Mahasiswi baru asal Bengkayang, umur 20 tahun. Mendapatkan beasiswa jalur prestasi. Sekarang melamar dosen yang bahkan sudah berpengalaman dan mapan sepertiku.. Hahaha, Dasar Anak Kecil. Balik sana, belajar yang benar biar IPK mu tidak turun. Nanti kalau nilainya jatuh, beasiswamu bisa dicabut." Ucap Dharles
"Aku tidak akan menyerah meskipun mas mengatakan begitu! Sa-saya akan berusaha menjadi layak untuk mas! Ucap Kirana dengan sedikit gagap.
"Baiklah.. aku menghargai usahamu anak kecil. Biasanya mahasiswa baru memang sangat bersemangat di awal. Haha" ucap Dharles keluar dari ruangannya.

3 Days/13 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang