The Truth

28 0 0
                                    

"Kamu juga lihat sendiri kalau mas tidak punya bekas lukanya" ujar Dharles
"Bisa jadi mas menghapus lukanya biar aku tidak bisa mengenali mas" sangkal Kirana
"Kalau aku adalah Arthur, buat apa aku menyangkalnya? Kamu itu cantik, ceria, pintar.. Kamu adalah perempuan yang menarik. Aku malah akan merasa beruntung jika aku adalah Arthur" jelas Dharles
"Jadi mas menyukaiku?" Tanya Kirana
"Kalau kamu benar-benar ingin mencintai seseorang, cintai sampai akhir. Sampai kamu tau bahwa kamu tidak bisa memilikinya, kamu boleh menyerah. Kamu sudah menunggu begitu lama, jangan melampiaskan perasaanmu hanya karena kamu tidak tau harus menunggu berapa lama lagi" jelas Dharles
"Aku mengerti, tapi aku boleh berharap kalau mas adalah Arthur?" Tanya Kirana
"Kamu sangat naif, Arthur dan Aku adalah orang berbeda. Pribadi yang berbeda tidak bisa dicocoklogi kan." Balas Dharles
"Kalau aku beneran suka mas gimana?" Tanya Kirana
"Aku sebenarnya mengidap philophobia" jawab Dharles
". . . Penyakit takut jatuh cinta? Mas bercanda" ragu Kirana
"Umurku tidak muda lagi, Terkadang banyak tuntutan seiring bertambahnya usia. Menikah misalnya, aku merasa trauma dalam percintaan ketika gagal menikah 2 tahun yang lalu. Tapi keluarga mas selalu menanyakan kapan nikah, mas sudah beberapa kali memulai hubungan. Tapi perempuan yang mas dekati selalu meminta kepastian, sedangkan mas tidak bisa memberikan kepastian hubungan kami kedepannya. Memikirkan keseriusan apalagi rumah tangga membuat mas menjadi pusing, terkadang kalau mulai jatuh cinta, dadaku mulai terasa sesak. Makanya mas lebih suka one night standing"
"Aku masih belum mengerti maksud mas" ucap kirana
"Kalau kamu mau ikut mas ke hotel, mas akan memberitahumu" balas Dharles
"Baiklah, aku ikut dengan mas. Lagian sudah mulai malam, tidak enak bercerita di sini" jawab Kirana

Mereka pun beralih obrolan setelah check in salah satu hotel bintang 4 terdekat. Setelah sampai di kamar, Kirana pun menjadi gugup.
"Kamu bisa tiduran dulu, nonton tv, atau ingin memesan makanan? Tanya Dharles
"Tidak apa-apa.. aku masih belum lapar" jawab Kirana yang bingung harus bagaimana
"Baiklah, aku mau mandi dulu" balas Dharles
Ini pertama kalinya Kirana ke hotel, meskipun sudah mengetahui sedikit tentang hubungan dewasa. Tapi Kirana masih terlalu canggung untuk memulainya. Beberapa menit kemudian Dharlespun keluar dari kamar mandi. "Kamu tidak mau mandi dulu?" Tanya Dharles
"Uhm.. baiklah" ucap Kirana berusaha menghindari tatapan Dharles. Namun Dharles menyadarinya dan segera memegang tangannya Kirana. "Hey, ada apa? Jangan takut begitu. Aku tidak akan macam-macam kok, Aku tidak mau memaksa seseorang untuk melakukannya denganku. Aku malas balik ke rumah, mending malam ini ke hotel saja, kamu juga tidak keberatan menemaniku kan? Jadi malam ini ku tidak tidur sendiri." Kirana hanya berlalu dan masuk ke kamar mandi terus menguncinya. Ia takut jika Dharles akan masuk ke kamar mandi dan melihat tubuh bugilnya, meskipun ia ingin terlihat berani dan tidak takut ditantang. Tapi tetap saja dalam hati kecilnya ia begitu takut, karena ini pertama kali baginya. Ia pun menyalahkan shower air hangat dan membahasi tubuhnya, air hangat membuat pikiran dan tubuhnya menjadi rileks sehingga dia tidak perlu mencemaskan apapun yang terjadi. Karena terlalu asyik mandi, Kirana sampai kelupaan waktu. "Kirana? Kamu baik-baik saja?" Tanya Dharles mengetuk pintu. Kiranapun dibuat kaget, "Ti-tidak apa apa mas, sebentar lagi selesai". Ia pun keluar mengenakan kimono yang tersedia. "Mau makan apa? Kamu pasti lapar kan?" Tanya Dharles sambil menyerahkan daftar menu yang tertera di samping telepon. Awalnya Kirana sedikit sungkan, tapi akhirnya ia mulai memesan makanan. Dharlespun memesan makanan lewat telepon. Suasana menjadi hening seketika, Kirana kemudian menjaga jarak duduk dengan Dharles. "Tadi kamu cerewet dan sekarang kamu menjadi pendiam, ada apakah?" Tanya Dharles. "Aku takut" Jawab Kirana. "Kalau kamu takut, tidak seharusnya kamu menerima ajakanku tadi." Jawab Dharles sambil membelai kepala Kirana.

3 Days/13 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang