twenty-four

7.6K 663 278
                                    

Hari berlalu begitu saja dan semua berjalan dengan baik baik saja. Ini sudah memasuki bulan ketiga Jaehyun bekerja sebagai pelayan ditempat kerja ayahnya.

Uangnya sudah terkumpul cukup banyak dan jika dihitung hitung bisa untuk membuat acara nikahan dengan Taeyong. Mungkin hanya butuh beberapa puluh juta saja. Ternyata ayahnya masih mau membantunya sedikit sedikit tentang ekonominya dengan Taeyong. Ayah memang yang terbaik bagi Jaehyun.

Namun ada yang tidak beres dengan Taeyong. Laki laki mungil kesayangan Jaehyun itu kian hari sifatnya semakin aneh, menjadi pendiam dan jarang bercerita dengan Jaehyun bahkan sekarang dirinya sudah tidak seranjang lagi dengan Jaehyun.

Jaehyun sendiri tidak tau letak kesalahannya dimana dan untuk tzuyu, wanita itu hanya bekerja satu minggu ditempat ayahnya jadi... tidak mungkin tzuyu menjadi salah satu akibat Taeyong yang pendiam. Apakah mungkin laki laki itu cemburu (?)

Biasanya Taeyong akan selalu memasakannya Ayam dengan keju mozzarella diatasnya dan sekarang, makanan kesukaan Jaehyun itu sudah tidak pernah dihidangkan lagi oleh Taeyong. Dia jadi lebih sering masak sayuran ketimbang daging.

Perubahan drastis ini membuat tidur Jaehyun terganggu. Ia selalu tidak bisa tidur dengan nyenyak karena terus terusan memikirkan kenapa Taeyong seperti ini. Ia hanya takut jika terjadi hal hal yang tidak tidak pada laki laki manisnya itu.

Sekarang sudah pukul dua subuh, Jaehyun belum bisa tidur  dan memutuskan untuk menghitung uang uang hasil tabungan masa kecilnya sampai dirinya dewasa. Mungkin sudah mencapai puluhan juta (?)

"70 juta kira kira cukup ga ya buat nikahin Taeyong" Ucapnya. Dan ia pikir 70 juta masih belum cukup karena ingat Taeyong itu adalah anak dari dua orang dengan kasta tinggi.

"pusing ah"

Ceklek...

Pintu kamar Taeyong terbuka. Disana menampakan Taeyong yang sedang berjalan ke arah Jaehyun dengan pakaian tidurnya. Awalnya Taeyong sedikit terkejut karena melihat Jaehyun yang belum tidur.

Yea... karena biasanya Taeyong akan bangun untuk menemui Jaehyun diruang tamu dan memberinya satu kecupan kecil entah itu di bibir atau dipipinya.

"sayang belum bobo?"

Taeyong menggeleng lalu duduk disampaing Jaehyun dengan mata sendunya.

"kak, taeyong minta maaf"

"huh?"

Taeyong menatap buku tabungan diatas meja yang berserakan dimeja. Taeyong tau nominal dibuku tabungan itu tidak sedikit.

"uang ini kakak simpen buat kakak aja yya? kita batalin aja semuanya... kasih taeyong hidup sama kay"

deg...

"lah? kenapaaa?" Jaehyun menatap heran laki laki yang sudah ia cintai selama beberapa bulan ini dengan tatapan kecewanya. Tidak mungkin Jaehyun bisa melepas laki laki laki yang amat sangat ia cintai begitu saja.

"gapapakan? demi masa depan Taeyong dan anak kita juga. Ak-aku kasihan lihat kakak mati matian bekerja hanya untuk nikahin taeyong. Kakak sama yang lain aja yya"

"ini untuk taeyong juga..." sambungnya.

"sayang? kalo aku punya masalah sama kamu bilang aja jangan kaya gini... ga lucu bercandanya"

"Taeyong ga bercanda kak... besok mama papa taeyong mau jemput. maafin Taeyong ga bisa bertahan sama kakak...   maaf maaf" Taeyong menundukan kepalanya menahan tangisnya walau air mata itu tetap keluar.

Baby yong [Jaeyong][END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang