Chapter 1

12 0 0
                                    

Hujan. Alena seorang gadis hangat dikota yang dingin.

Berjam-jam dia berdiri dihalte, berharap nantinya ada kendaraan yang mau mengantarkannya pulang.

Suara motor terdengar cukup keras, dia berhenti. Itu Al; dia menoleh kearah Alena kiiranya dia akan memberinya tumpangan (pikir Alena).

Al lebih tepatnya Alfarezi cowok yang dikagumi banyak siswi di sekolah

Ternyata dia sudah ditunggu oleh seorang perempuan yang tengah duduk di bangku halte disamping Alena

Siapa perempuan itu? (Batin Alena)

Bagaimana seorang cowok cool seperti Al dapat bersikap romantis.

"Hai," sapanya kepada perempuan itu

Gadis itu tersenyum lalu menaiki motornya.

Merekapun berlalu pergi

Apakah aku salah jika berekspektasi terlalu tinggi?

Satu jam berlalu. Hujan masih cukup deras dan mulai membasahi sebagian dari tubuhnya, Alena kini mulai pasrah kiranya ia harus pulang dengan berjalan kaki, karena sudah lama dia menunggu dihalte tak ada kendaraan yang mau mengantarkannya pulang. Alena pun membuka tas nya mengambil jaket untuk menutupi tubuhnya.

Tanpa berpikir panjang alena berjalan satu langkah dua tiga empat lima kakinya mulai meninggalkan halte, sialnya ditengah hujan yang cukup deras tiba-tiba saja tali sepatunya terlepas, terpaksa Alena harus menghentikan langkahnya untuk membenarkan tali sepatunya yang terlepas.

Tiba-tiba saja seperti ada yang melindungi kepalanya dari air hujan. Rintik air yang membasahi kepalanya kini berhenti.

Alena menoleh dan mendongak dia membuka mulutnya lebar karena kaget ternyata ada seorang cowok yang tengah berdiri sambil memegang payung berada didepannya.

Ngapain dia kesini? Batin Alena heran

Alena seketika berdiri menatap dengan jelas cowok yang ada dihadapannya. Cowok itu Al, dia ada disini melindungi Alena dengan payung yang dia pegang.

Alena menatap Al dengan tatapan heran, sesekali ia mengusap wajahnya karena air hujan menyapu wajahnya dan menastikan bahwa yang ia lihat tidak salah

Pikirannya masih normal dia sedang tidak halu, cowok itu benar-benar Al

"Lo ngapain disini?" Tanyanya heran dengan keberadaan Al yang secara tiba-tiba

"Gue cuma mau ngasih payung ini buat lo" ucap Al tanpa basa basi langsung memberikan payung yang dia pegang

"Terus lo gimana? Nanti lo kehujanan" sahut Alena seolah menolak

"Lo gak usah mikirin gue, rumah gue gak jauh dari sini. Lo yang lebih membutuhkan payung itu" tegasnya tanpa pamit Al langsung pergi meninggalkan Alena yang masih keheranan dengan keberadaannya

"Tunggu" teriak Alena yang seketika menghentikan langkah Al. Al menoleh tanpa berbicara apapun pada Alena

"Makasih payung nya, besok disekolah gue kembaliin" ucapnya dengan lantang

"Gak perlu, lo simpen aja" pinta Al yang seketika berlalu pergi

Dasar cowok kulkas (batin Alena)

Sebenarnya dia ingin mengatakan hal tersebut dengan keras agar Al mendengarnya, namun percuma saja sikap Al tidak akan berubah tetap seperti itu, dingin dan cuek.

Cowo aneh. Dia seketika bisa bersikap baik namun disisi lain dia juga bisa bersikap dingin dan seperti tak peduli dengan siapapun.

"Sebenarnya apasih yang dia mau?" Ketus Alena

Tak lama hujan mulai reda, Alena bersyukur akhirnya hujan mengerti dengan keadaanya. Namun percuma saja badannya sudah lumayan basah kuyup dan tubuhnya seketika mulai mengigil kedinginan rambunya yang terurai rapih kini jadi berantakan

Namun ia tak memikirkan hal itu, yang dia rasakan sekarang ingin segera sampai rumah agar dia bisa menghangatkan tubuhnya

Sampailah ia didepan pintu rumahnya

"Tok.....tok.....tok....." suara ketukan pintu itu cukup keras yang membuat mama langsung membukanya

"Alena, sayang kamu kenapa basah kuyup kaya gini?" Tanya mama khawatir. "Ayo masuk, mama siapkan air hangat ya untuk kamu mandi"

Alena hanya mengangguk dia tak sengucapkan sepatah katapun pada mamanya, badan sudah sangat menggigil kedinginan

"Sayang, kenapa kamu gak bilang sama mama biar nanti papa jemput kamu kesekolah" ucap mama yang seolah tak berhenti berbicara karena panik melihat keadaan anaknya

"Alena gapapa kok ma, mama gak usah khawatir Alena cuman kedinginan aja. Ya udah ma Alena mandi dulu ya"

"Ya udah sayang kamu sekarang mandi, nanti abis mandi kamu langsung makan ya biar badan kamu gak kedinginan" pinta mama

Seusai mandi dia langsung membaringkan badannya diatas tempat tidur, kiranya hari ini lumayan cukup menguras tenagnya.

Tak lama perutnya berbunyi dia pun segera turun kebawah untuk makan makanan yang sudah disiapkan mamanya

"Ma, papa mana belum pulang ya?" Tanya Alena

"Iya sayang kayanya papa pasti lembur lagi" ucap mama sambil memberikan secungkil nasi dan ayam goreng beserta susu hangat untuk anak kesayanganya

"Sayang, kenapa tadi kamu pulang sekolah hujan-hujanan sih?"

"Ya abis tadi aku udah nunggu satu jam di halte gak ada juga angkot yang lewat, mungkin karena hujan kali ya ma" sahut Alena sambil memakan makanan yang ada didepannya

"Terus kenapa kamu gak nelpon mama atau papa?" Tanya mama cemas

"Aku kan gak tahu kalau nantinya gak akan ada angkot yang lewat, lagian aku juga gapapa ko ma" tegasnya agar mama tidak menghkawatirkannya

Seusai makan Alena segera pergi kemarnya, seperti biasa sebelum tidur dia pasti duduk di balkon kamarnya menikmati udara dinginnya malam. Apalagi di malam ini suasana sejuk setelah hujan mulai terasa ditemani cahaya bulan dan bintang yang meneranginya.

Alena selalu menulis kejadian dihidupnya didalam sebuah buku, ya bisa dibilang dairy. Dibukunya ini dia menulis kejadian kejadian yang dia alami baik ataupun buruk kejadian tersebut.

Sama dengan buku dairy pada umumnya, buku itu berwarna biru muda warna kesukaannya buku yang sangat indah karena buku tersebut dia buat sendiri, buku rahasia dan buku itu yang selalu ada di dalam tasnya.

Entah sudah episode keberapa dia menulis kisah hidupnya dibuku ini, mungkin jika dijadikan film akan memakan banyak sekali episode karena sangat terlalu panjang, tiap detik, menit, jam kejadian yang dia alami selalu dia tulis dalam buku dairynya tersebut

Dear hari ini....

Kejadian yang cukup aneh sekaligus lucu terjadi hari ini, cowok itu; aku bingung dengan sikapnya. Apa yang seberarnya dia iginkan?

Sikapnya yang membuatku heran, dia baik tapi beberapa menit kemudian bisa berubah 180° menjadi dingin dan angkuh.

Hari ini; hujan, halte, dan cowok kulkas

Love moreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang