Chapter 5

113 29 0
                                    

Happy Reading

! Typo's berserakan!

.










.



Minseok sedang mencuci piring dan peralatan selesai memasak, sedangkan Daeul sudah tertidur pulas di kamar nya. Anak itu baru selesai makan malam, tapi Jongdae belum juga pulang hingga tadi membuat Daeul marah padanya. Namun berkat pengertian dari Minseok anak itu pun akan memaafkan ayah nya nanti.

Ceklek

"Ayah pulang Daeul!" Teriak si ayah dengan semangat dari arah pintu.

"Oh? Kau sudah pulang?"

Jongdae menghentikan langkah tepat di dapur, melihat Minseok dengan celemek hijau miliknya lalu ruang tengah yang sudah rapi dan tak terdengar suara cekikikan Daeul, apa anak itu tidur?

"Ah iya, aku sangat terlambat sampai-sampai Daeul sudah tidur duluan." Ucap Jongdae sedih, ia memilih duduk di kursi meja makan.

Minseok yang melihat hanya bisa tersenyum simpul, "ini nona Minseok, cokelat milik mu." Ucap Jongdae, ia mengeluarkan dua bungkus cokelat berukuran sedang dari saku jas nya.

"Ya ampun? Aku tidak tau jika kau sungguh memberiku cokelat ini, Jongdae."

Jongdae terkekeh, "aku berusaha menepati janji. Tapi aku juga melanggar nya." Minseok duduk di kursi juga, tepat di hadapan Jongdae.

"Apa aku boleh cerita padamu?" Tanya Jongdae setelah keduanya terdiam beberapa menit. Minseok terlihat berpikir lantas mengangguk, Jongdae sepertinya memang butuh bercerita padanya.

"Iya, katakan dan aku akan mendengarkan." Ucap Minseok.

Jongdae menghela nafas, "sebenarnya, dari pagi sampai malam aku berada di gedung pengadilan."

Minseok hanya diam selama Jongdae cerita. "Aku bertemu istri ku, dia datang seolah tidak memiliki masalah atau merasa bersalah. Apalagi pada Daeul."

"Aku ingin egois, ingin marah padanya karena menelantarkan putra nya sendiri sejak Daeul kecil. Tapi, sepertinya percuma, seolah hatinya tertutup rapat."

Tubuh Jongdae meringkuk sedikit, dia menundukkan pandangan ke meja makan. Kedua tangan nya saling bertautan. "Maksudku, apa salahnya datang dan menyapa Daeul, setidaknya ia melihat putra nya mulai tumbuh besar."

"Padahal dia yang duluan setuju saat kami di jodohkan, tapi kenapa dia lari dari tanggung jawab nya. Aku bahkan sempat di fitnah orang tuanya, mereka bilang aku selingkuh serta tidak menginginkan Daeul dan dia."

Minseok berkaca-kaca mendengar cerita Jongdae, ia tak pernah bisa membayangkan betapa sedih nya Daeul yang bahkan tidak bisa memeluk ibunya dalam tidur.

"Aku ingin memukul nya saat dengan mudah dia ikut memfitnah ku, tapi dia wanita dan ibu dari anak ku. Akan sangat pecundang jika aku melakukannya."

"Dan beberapa minggu lagi, kami akan bercerai. Apa yang akan ku katakan pada Daeul nanti, jika ibunya lebih memilih berpisah tanpa ucapan sampai jumpa."

Pertahanan Jongdae runtuh, ia menangis. "Aku merasa gagal menjadi suami dan ayah."

Minseok mengusap air mata yang mengalir di pipi nya. Ia mendengar dengan jelas jika Jongdae juga menangis. "Aku tau jika aku egois karena dari dulu tidak pernah mencintai dia. Tapi setidaknya aku berusaha menjadi suami yang baik untuk nya. Aku bahkan melangkahi kak Junmyeon karena menikah duluan."

"Tapi--"

Jongdae tidak sanggup melanjutkan ucapan nya. Ia melepas beban pikiran nya selama ini di hadapan orang asing, bahkan kedua orang tuanya tidak pernah tau rasa sakit di hati nya.

[7] Kim J BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang