Viona membawaku keluar dari perpustakaan sekolah meninggalkan Devan yang masih fokus membaca.
"Biarin dulu dia sendiri, lagian enggak ada untungnya juga kamu dapetin dia." Ucap viona dengan wajah cemberutnya.
"Sabar vio..." Jawabku.
"Sabar es sama sama baik kok.
"Keysa!" Teriakku.
"Kok enggak ngasih kabar bakal datang hari ini? Kamu kan udah telat beberapa jam pelajaran loh, kamu enggak dimarahin pak satpam? Tanyaku saat tengah memeluk Keysa.
"Mana mungkin pak satpam marah sama orang Badas kayak akoh.." jawab Keysa percaya diri.
"Iya juga.." jawabku yang tidak ingin mematahkan semangat keysa.
"What happen sama bagindamu hari ini?" Sudah ada perubahan enggak?" Tanya Keysa.
"Ada." Jawabku."Apanya?"
"Rasa sayangku nambah lagi." Jawabku.
"Hadeh.. iya deh. Tapi dia benar benar belum ada perubahan apa? Masa iya enggak peka sama sekali." Ucap Keysa sembari mengernyitkan keningnya.
"Namanya juga Baginda."
"Kalau aku jadi kamu ya Ra, jujur aku gak bakal sanggup. Satu jam dicuekin feri aja udah rasa pecah dunia."
"Tapi feri kan memang bukan tipe cowok yang cuek key." Jawabku.
"Iya juga, makanya aku suka sama dia." Timpal keysa.
"Baginda itu punya hati yang hangat. Tapi karena sekarang bukan musim kemarau jadi hatinya sedang dingin." Jelasku.
"Hati itu bukan tergantung sama musim dan cuaca Ra, tapi tergantung pada hati yang ditetapkan."
"Maksudnya Baginda bukan menetapkan hatinya padaku?" Tanyaku.
"Iya jelas dong, kalau memang benar kamu yang ia tetapkan, enggak mungkin dia itu setiap waktu menghindar dari kamu Ra."
"Tapi aku netapin dia kok." Jawabku.
"Iya, itu kan kamu Ra, bukan dia."
"Ada apa si, pada cemberut gitu?" Tanya viona yang membawa tiga botol minuman dingin.
"Biasalah, bagindanya gak peka peka." Jawab Keysa.
"Yaudah, minum dulu." Balas viona sembari memberikan minuman padaku dan Keysa.
"Terus gimana? Mau lanjut atau berhenti?" Tanya viona lagi.
"Lanjut aja."
"Enggak Ra, seharusnya berhenti." Timpal Keysa.
"Iya keputusan ada sama Rara, tapi aku nyaranin si, enggak usah lanjut lagi." Sahut viona.
"Bener banget." Balas Keysa.
"Pokoknya, kasih aku kesempatan selama satu bulan lagi. Kalau dia enggak juga bisa ditakhlukan, berarti hatinya memang bukan untukku."
"Nah, Itu keputusan yang bagus!" Teriak Keysa.
"Iya, aku juga setuju Ra." Timpal viona.
Jam istirahat sudah berakhir kami bertiga menuju kelas.
" Ibu benar benar kecewa sama kalian, terutama sama Rara." Ucap Bu Ririn guru mata pelajaran PKN di sekolahku.
" Kecewa kenapa Bu?" Tanyaku yang tidak mengerti.
"Kamu sudah memecahbelahkan nilai mata pelajaran PKN tahun ini."
"Maksudnya Bu?" Tanya teman teman sekelasku dengan serentak.
" Iya maksudnya, Rara berhasil mendapat nilai tertinggi mata pelajaran PKN se-provinsi Bengkulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGINDA
RomanceDia memang tidak sempurna, namun dimataku dia sempurna. Selamat malam🌙 Baginda, aku mencintaimu💜