KEEMPAT

6 0 0
                                    

HARI KE 1 ULANG TAHUN SEKOLAH

Kepala sekolah tengah menyampaikan kata sambutan untuk membuka acara ulang tahun sekolah. Begitu banyak penampilan yang ditampilkan oleh para siswa dan siswi  terutama anggota OSIS disekolahku.

Setelah membuka acara ulang tahun sekolah yang telah dibuka oleh kepala sekolah. Seluruh anggota OSIS mulai mengerjakan tugas sesuai yang ditentukan.

Aku melihat Devan sedang memberikan arahan kepada anggota OSIS putra yang tengah berada di lapangan bola voli.

Melihat semangat Devan. Aku langsung menuju ke ruangan panitia perlombaan puisi. Seperti biasa, aku menyampaikan kata sambutan terlebih dahulu kepada para peserta yang mengikuti lomba puisi sebelum memulai acara perlombaan.

Seluruh juri sudah duduk dan para peserta dari SMA lain juga sudah datang. Tiba saatnya Lomba puisi dimulai. Satu demi satu peserta menyampaikan puisi yang berbeda-beda dan dengan cara yang unik pula. Mataku memang tertuju kepada peserta Lomba puisi. Tapi tidak dengan pikiran dan hatiku. Aku harap kalian tidak mencontoh sikapku yang tidak profesional saat itu.

Hatiku tertuju kepada sosok yang selalu mengusik pikiranku. Benar benar jahat bukan? Tapi aku suka. Aku suka dia yang berhasil membuat pikiranku menjadi tidak sepi. Aku tidak pernah kecewa ataupun Marah, karena aku benar benar butuh dia yang mengisi pikiranku.

"Kak Rara, semua peserta sudah menampilkan puisi mereka. Kak Rara boleh menutup acaranya kak." Ujar Tina yang merupakan adik kelasku.

"Emm.. oke." Jawabku.

"Terima kasih kepada seluruh peserta Lomba puisi dalam rangka memeriahkan ulang tahun sekolah kami. Untuk pengumuman pemenang akan diumumkan besok lusa. Jadi setiap peserta atau yang  mewakili diharapkan untuk datang." Ujarku.

Setelah selesai acara Aku meninggalkan ruangan untuk memanggil seluruh anggota OSIS agar berkumpul diruangan OSIS. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh Devan.

Seluruh anggota OSIS sudah berkumpul didalam ruangan. Devan berdiri didepan bersamaku dan feri. Kami bertiga memberikan arahan kepada seluruh anggota OSIS untuk melaksanakan tugas sesuai dengan yang direncanakan. Sekaligus berdiskusi mengenai hari besok.

"Hari ini kita sudah melaksanakan tugas tanpa kendala. Kalian juga sudah berusaha dengan baik. Tetap seperti ini untuk hari esok dan lusa. Karena masih  ada dua hari lagi  dimana tanggung jawab kita masih sangat dibutuhkan." Ucap Devan.

"Saya berterima kasih kepada kalian semua, terutama kepada sekretaris dalam organisasi kita. Yaitu Rara,  hari ini kamu begitu sigap dan teliti. Tidak seperti tahun lalu. Saya harap tetap seperti ini." Tambah Devan dan melirik ke arahku. Semuanya memberikan tepukan tangan untukku.

"ini semua karena kekompakan seluruh anggota OSIS." Balasku sambil melempar senyum ke arah Anggota lainnya.

"oh iya, kepada yang bertugas bidang konsumsi tolong bagikan makan siang kepada seluruh anggota OSIS. Karena ini sudah jam makan siang. Silahkan." Ujar Devan yang mempersilahkan anggota OSIS bidang konsumsi untuk membagikan makanan.

"Dev, kamu enggak nyesal muji Rara didepan anak anak tadi?" Tanya feri kepada Devan yang tengah duduk sambil melihat jadwal perlombaan besok.

"Nyesal? Nyesal kenapa fer?" Tanya Devan tidak mengerti.

"iya siapa tau kamu nyesal muji Rara. Kamu kan enggak suka sama Rara biasanya kamu kan sering ngejek dia." Jawab feri .

"Aku marah sama dia karena ada alasan fer. Lagian aku enggak pernah melibatkan urusan pribadi dengan organisasi. Masalah aku dan Rara itu adalah pribadi, jadi tidak ada sangkut pautnya sama organisasi." Jelas Devan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAGINDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang