MDD-1

34 4 0
                                    

Mana yang kalian pilih, cinta seperti Ali dan Fatimah yang saling mencintai dalam diam atau seperti Zulaikha yang ketika dia mengejar cinta Yusuf terlebih dahulu, Allah malah menjauhkan Yusuf darinya, tapi ketika dia mengejar cinta Allah terlebih dahulu, maka Allah mendekatkan Nabi Yusuf kepada Zulaikha?

Mungkin kadang kita malu untuk mengungkapkan perasaan kita kepada orang yang kita sukai, karena kita takut dia akan menjauh dari kita setelah kita mengungkapkan isi hati kita atau bahkan jijik karena kita (perempuan) yang mengungkapkan terlebih dahulu perasaan kita. Yang kita bisa lakukan adalah mencintai dia dalam diam, jika kita mencintai dia dalam diam maka kita harus siap menanggung konsekuensi nya bahwa orang yg kita kagumi dan cintai dalam diam mencintai orang lain. Mungkin rasanya sakit sekali, tetapi kita harus bisa bersikap tegar dan kuat dihadapan orang-orang.

Namaku adalah Humaira Lailatul Maryam. Anak dari Umi Hanifah dan Abi Ahmad. Aku mempunyai dua adik, yang satu lelaki dan satu lagi perempuan. Dan namanya adalah Adnan dan Syakhila. Dari dulu aku tidak terlalu sering keluar rumah, bahkan saat bulan Ramadhan saja, aku mengerjakan shalat tarawih dirumah dan jarang sekali melakukannya di Masjid ataupun Mushola

Tapi ketika bulan Ramadhan datang kembali, sahabatku sekaligus tetangga dan teman sekolahku yang bernama Rahmah Kayyisah, mengajak aku untuk berbuka dan shalat tarawih di Mushola dekat rumah kita. Awalnya aku menolak, tetapi setelah dia berhasil merayuku akhirnya aku mengikuti permintaannya.

"Ayo dong La buka puasa di Masjid sekalian tarawih di sana. Aku gak ada temennya nih, masa kamu tega banget sama sahabat kamu sendiri."katanya sambil pura-pura marah.

"Nggak mau Mah, aku males banget tau. Mending di rumah aja enak."belaku.

"Ih ini tuh datangnya cuma sekali dalam setahun, jadi jangan sampai kita ketinggalan kegiatan yang istimewa ini. Lagian kamu ngapain sih dirumah aja, kudet tau."

"Kamu tau kan kalau wanita adalah harta yang paling berharga, jadi sebaik-baik wanita adalah yang berdiam diri di rumah. Bukan berarti orang yang selalu diam di rumah itu kudet."

"Iya aku tau La, cuma ayolah ini aku lagi pengen banget buka di Masjid, atau nggak gimana kalau kita bukber dan tarawih nya di Musholah deket rumah Pak RT, kan lebih deket dari sini."

Aku pun berpikir sejenak, setelah itu aku menghela nafas pelan.

"Oke oke, aku ikut."ucapku pasrah.

"Horeee, makasih Laila sahabatku, kamu terbuaaaikk deh!"katanya seraya memelukku.

"Iya sama-sama, jadi kapan kita berangkat?"

"Emm besok aja deh, untuk sekarang kita buka puasa dirumah masing-masing aja."

"Iya, yaudah aku pulang dulu ya, udah mau maghrib, dikit lagi juga mau buka."ucapku sambil hendak berdiri.

"Oke bosque, jangan lupa sama janji kita ya."

"Iya, ya udah Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam dadah Laila."katanya sambil mengayun-ngayunkan tangannya di udara bisa dibilang gaya selamat tinggal (da dah) dan akupun juga melakukan yang sama seperti nya.

🌿🌿🌿

"Assalamu'alaikum."salamku ketika sampai di rumah.

"Wa'alaikumussalam."jawab Umi ku.

"Eh Laila, udah pulang nak, bantuin Umi hidangkan makanan buat buka yuk."katanya.

"Oke Mi."jawabku sambil berjalan ke dapur dan membawa makanan ke meja makan.

"Wah banyak banget makanannya, jadi gak sabar buka."kata Syakhila yang baru datang dari kamarnya lalu duduk di sampingku.

"Sabar dek, dikit lagi buka kok, oh ya Adnan mana? Kok dia gak keliatan?"

"Bang Adnan ada kok Mbak di kamarnya, biasa lagi ngerem."katanya.

"Oh gitu, ya udah kamu panggil Adnan sana."suruhku.

"Dih kakak aja, Khila pengen disini aja sambil nunggu maghrib."katanya sambil mengambil remot tv.

Dan aku pun hanya geleng-geleng melihat tingkah Syakhila, memang Syakhila dan Adnan tidak pernah akur, karena sifat Adnan yang dingin dan cuek kepada sesama dan pasti kalau ngomong irit sekali yang membuat Syakhila jengkel sendiri dengan sikap Abang nya. Tetapi walaupun Adnan mempunyai sifat dingin, cuek dan irit bicara tapi sebenernya dia sangat sayang kepada keluarganya. Dan aku pun mulai menaiki tangga dan mengetuk pintu kamar Adnan.

"Bang, kebawah yuk, dikit lagi buka."kata ku sambil mengetuk pintu.

"Iya Mbak."katanya sambil membuka pintu.

Dan akhirnya aku dan Adnan mulai turun ke ruang makan. Dan sesampainya di ruang makan aku melihat keluarga ku sudah siap untuk buka semua. Dan aku pun mulai mengambil posisi untuk berbuka.

"Adnan kamu pimpin doa ya."ucap Abiku.

"Iya Bi."

"Allahumma Laka Shumtu Wabika Aamantu Wa'alaa Rizkika Aftartu Birahmatika Yaa Arhamar Raa Himiin."

"Aamiin."ucap kami semua setelah Adnan selesai membaca doa buka puasa.

"Mi, Bi, Laila boleh gak besok dan seterusnya buka puasa dan tarawih di mushola deket rumah Pak RT sama Rahmah?"tanyaku di sela-sela makan.

Umi dan Abi agak terlihat kaget, mungkin ini pertama kali aku keluar rumah, mungkin ya.

"Beneran La? Umi malah boleh banget kalau kamu buka puasa sama tarawih di Musholah. Iya kan Bi?"

"Iya Laila, Umi sama Abi malahan senang banget karena kamu sudah mulai berinteraksi dengan dunia luar. Dari pada sholat tarawih di rumah terus."

Entah kenapa semua orang kayaknya seneng banget kalau aku keluar.

"Kapan kamu bukber sama tarawihnya?"tanya Umi ku.

"Besok Mi."

"Khil kamu mau ikut kakak ke Mushola juga gak?"tanyaku pada Khila.

"Enggak ah Mbak, Khila buka nya di rumah aja dan kalau tarawih Khila di Masjid sama temen Khila."katanya sambil memasukkan makanan ke mulut nya.

"Adnan?"

"Kapan-kapan aja Mbak, nanti kalau Adnan lagi mau, Adnan ikut."

"Ya udah deh."

Akhirnya kami kembali menyantap makanan di meja. Selesai makan, aku dan Umi membersihkan piring yang aa di meja. Dan bersiap-siap untuk menunaikan shalata maghrib.

TBC

Mencintaimu Dalam DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang