Happy reading❤
.
.
.
Jam weakernya berbunyi membuatnya terbangun dari tidurnya sedikit meringis karena kepalanya yang terbentur bola basket. Lalu Raka segera siap-siap mandi dan berangkat sekolah. Setelah selesai dia segera turun untuk menuju ruang makan, papanya Prasetya Diningrat sudah menyiapkan sarapan spesial untuknya yaitu nasi goreng udang.
"Raka, ayo makan papa sudah siapkan kesukaanmu" kata Pras.
"Ehmm tapi..." gantung Raka.
"Tapi apa? Tenang papa udah cicipi gak bakal keasinan kayak kemarin haha" kata Pras sambil tertawa.
"O-oke, tapi kalo masih keasinan mending papa gak usah masakin aku lagi mending kita gofood aja" kata Raka.
"Pasti ini enak cobain aja" tawar Pras.
Lalu dengan perlahan Raka menyendok nasi goreng itu sambil menatap penuh keraguan seperti ada racun di dalamnya. Perlahan namun pasti Raka mengunyah dan ekspresi wajahnya berubah menjadi cerah dengan senyum simpul yang manis.
"Serius papa yang buat?" tanya Raka dengan tatapan curiga.
"Wah ini anak bukannya bilang makasi malah curiga sama papanya sendiri" kata Pras.
"Abis dari kemarin papa masaknya asin melulu udah kayak pengen kawin aja" kata Raka dengan jahil.
Dengan cepat Pras mencubit tangan Raka anaknya. Alhasil Raka meringis kesakitan dengan wajah memelas.
"Papa jahat bener sama anaknya cuma bercanda kali" sambil mengelus tangannya.
"Udah gak usah banyak bercanda cepet makan abis itu berangkat sekolah, papa mau ke kantor" kata Pras diwajah cemberutnya.
"IYAA SIAP BOSS" teriak Raka.
"Gak usah teriak papa gak budek" kata Pras sambil memutar matanya.
"Ih papa ngambek nanti gantengnya ilang baru tau" kata Raka sambil mencolek pipi papanya.
"Apaan sih ini anak udah papa berangkat dulu, assalamualaikum" Pras langsung pergi meninggalkan Raka yang masih tertawa melihat kelakuan papanya yang malu-malu kucing itu.
Setelah selesai sarapan Raka bergegas membawa motor vespa merahnya untuk berangkat menuju sekolah tidak lupa menggunakan helm full face. Ditengah perjalanan dia melihat ada mobil yang mogok di pinggir jalan. Meskipun dia cuek dan dingin tapi dia memiliki jiwa penolong yang besar, tanpa ragu Raka menolong supir itu dan memeriksa mobilnya. Setelah di otak atik Raka mobil itu berhasil menyala.
"Terima kasih ya nak udah nolongin saya" kata bapak paruh baya itu.
"Sama-sama pak" jawab Raka sambil membereskan peralatan seperti obeng, kunci inggris dan teman-temannya lalu dimasukkan ke tempat semula.
"Ya sudah pak saya duluan ya takut terlambat, assalamualaikum" kata Raka sambil tersenyum tulus.
"Hati-hati ya nak" kata bapak itu.
Setelah itu Raka melanjutkan perjalanannya. Sesampainya di sekolah ternyata gerbangnya sudah tertutup dan sudah terpampang jelas wajah galak satpam sekolah yaitu Pak Somat.
"Terlambat lagi kau Raka" kata Pak Somat tegas.
"Ya gimana Pak, demi kemanusiaan tadi saya abis nolongin bapak-bapak mobilnya mogok" kata Raka.
"Banyaklah kau alasan, kemarin kau bilang telat karena nolongin anak kucing kecebur got sekarang nolongin bapak-bapak" kata Pak Somat.
Memang sebelumnya Raka sering berbohong tapi kali ini dia benar-benar tidak berbohong. (makanya ganteng jangan boong terus wkwk)
"Yah elah serius ini pak saya gak boong suwer deh" kata Raka sambil membentuk jari V.
Ditengah-tengah perdebatan Pak Somat dan Raka, muncul mobil sedan hitam.
"Yah telat kan gara-gara lo" kata seorang gadis dengan wajah kesalnya
"Lah kok gue sih yang disalahin" jawab laki-laki itu tanpa rasa bersalah.
"Elu kelamaan boker anjir" kata gadis itu sambil menjitak kepala lai-laki itu.
Tanpa mereka sadari sedari tadi Raka melihat adegan mereka bertengkar seperti Tom and Jerry. Raka tersenyum smirk. Setelah itu laki-laki yang tak lain adalah Dion kakak Nindy menyadari keberadaan Raka.
"Eh lo telat juga Rak" kata Dion sambil menghampiri Raka.
Dan si Nindy yang awalnya bawel berhenti menjadi pemalu karena di depannya ada Raka (yah kek author lah kalo ada mas crush langsung beda imagenya sok malu" gitu :p oke lanjut)
"Pak bolehin saya masuk ya saya kan baru telat sekarang" kata Nindy sambil memasang muka memelas.
"Enggak bisa neng peraturan tetep peraturan" jawab Pak Somat tegas.
Dengan terpaksa akhirnya mereka bertiga menjalani hukuman dengan membersihkan area taman sekolah serta menyiram tanaman.
"Gila capek banget ya bro" keluh Dion.
"Perasaan lo baru sedikit nyapu dah capek aja" kata Raka cuek.
"Elah bercanda biar gak kaku" kata Dion sambil nyengir.
Raka melihat sekilas Nindy yang tengah sibuk menyiram bunga-bunga di taman sekolah. Raka sedikit terpana oleh pesona Nindy, wajah yang chubby, kulit putih dan rambut sebahu yang dibiarkan tergerai indah dan dihiasi jepit kecil berwarna gold disamping telinganya.
"Udeh bengongnya lanjut kerja gue tau adek gue emang cakep" kata Dion jail.
"Apaan sih lo siapa yang ngeliatin adek lo orang gue ngeliatan bunga-bunga itu" kata Raka sambil menunjuk salah satu bunga yang ada di dekat Nindy.
Setelah setengah jam akhirnya pekerjaan mereka bertiga selesai dan diperbolehkan kembali ke kelas masing-masing.
Oke sampe sini dulu ya guys nanti aku lanjutin lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Nindy
Teen FictionMencintaimu dalam diam adalah hobiku Melihatmu bahagia adalah impianku - Anindya Ini pertama kalinya aku nulis cerita jadi maafin ya guys kalo masih amatir 🙏 Selamat membaca 😊