2. Kasus

2 2 0
                                    

"Aku diam tapi bukan berarti tidak bisa membalas apa yang telah kalian lakukan."

***

"Bagaimana hari pertama kamu di sekolah barumu Senja?"

Pertanyaan itu keluar dari mulut papanya. Sekarang Senja dan keluarga berada di halaman belakang rumah. Mereka menghabiskan waktu bersama disini.

"Biasa aja pah," Ungkap Senja berbohong.

Papanya mengangguk menanggapi ucapan Senja.

"Nggak ada yang gangguin kamu kan?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Gema yang penasaran akan hari pertama Senja di SMA Cakrawala.

Senja menunduk lalu tersenyum tipis, haruskah dia berbohong lagi?

"Nggak ada bang,"

"Bagus," Gema lanjut meneguk minumannya hingga tandas.

Namun Dengung melihat keraguan di mata adik perempuanya itu, tapi dia hanya diam tak berkomentar. Dia akan mencari tahu sendiri.

"Kamu harus berhati-hati dalam mencari teman, sekarang banyak pergaulan bebas. Papa nggak mau kalau kamu sampe bikin malu keluarga," Rama memberi nasihat pada anak perempuan satu-satunya itu. Memang benar, sekarang pergaulan anak-anak remaja semakin bebas. Bahkan kemarin sempat ramai kasus salah satu teman seangkatan Dengung dan Gema yang hamil di luar nikah, sungguh Rama masih dibuat khawatir dengan berita itu.

Hanum, sang mama datang membawa buah dan minuman segar di atas nampan, membuat rasa tegang yang tadinya sangat kental kian mencair.

"Disebelah ada tetangga baru loh," Ucap Hanum memberitahu.

Semua atensi kini tertuju padanya,

"Siapa mah?" Tanya Gema

"Pak Dean sama bu Laksita, mereka punya anak perempuan katanya sekolah di SMA Cakrawala juga,"

Senja menatap mamanya dengan alis yang bertaut.

"Nama anaknya siapa?"

Hanum tersenyum mendengar pertanyaan Senja.

"Namanya Sinar," Senja seketika tersedak minumannya, Dengung yang berada  di sebelah Senja langsung terbelalak padahal tadinya terlihat datar-datar saja, seketika berubah panik.

"Hati-hati," Peringat Dengung sambil mengusap punggung adiknya itu. Sudah terlihat jelas bukan seberapa sayangnya Dengung pada adik perempuannya?

Hanum, Rama, dan Gema hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Senja yang selalu saja ceroboh.

"Sinar Bagaskara?"

Hanum menggeleng pelan,

"Mama nggak tau nama lengkapnya siapa, kamu kenal?"

Senja Menggeleng cepat, "Nggak kok mah,"

Gema menatap Senja penasaran, sementara Dengung menatap Senja dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

***

Senja berjalan di lorong sekolah yang masih sepi, sejujurnya dia masih sangat ingin tidur tapi pagi-pagi sekali Gema datang membawa ember dan membuat kebisingan di kamar Senja. Rasanya telinga Senja akan pecah dengan kebisingan itu membuat Senja terpaksa harus bangun begitu awal dan ikut berangkat bersama kedua kakaknya.

Listen To My StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang