1. Pindah

5 1 0
                                    

"Sepertinya semuanya akan baik-baik saja."

***

03 Januari 2019,

Aku menginjakan kaki di rumahku untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Aku sangat merindukan suasana di rumah ini, setelah berapa lamanya aku tinggal di kampung nenekku dan bersekolah disana, akhirnya aku kembali kesini ke kota yang aku rindukan.

Aku menaiki anak tangga sambil menggendong tas besar yang berisikan barang-barangku menuju ke kamarku. Langkahku terhenti saat aku tiba di depan pintu kayu yang di depannya terdapat berbagai stiker kartun Doraemon yang dulu sangat aku sukai. Senyumku mengembang ketika perlahan kubuka pintu itu, menampilkan ruangan yang penuh dengan warna jingga, warna kesukaanku. Rasanya tidak ada yang berubah disini, semuanya masih terasa sama seperti lima tahun yang lalu.

***

"Senja!"

Mendengar namanya dipanggil Senja langsung berbalik mencari sang pemanggil, Senja tersenyum ketika menemukan dua kakak laki-laki kembarnya berdiri di belakangnya. Senja langsung saja berlari menghampiri kedua kakaknya.

"Abang!" Pekik Senja sambil berlari dan memeluk Gema. Gema terkekeh kecil dan membalas pelukan adiknya.

"Kangen nggak sama abang?" Tanya Gema dan di balas anggukan oleh Senja.

"Kangenlah masa nggak," ujar Senja, Senja melepaskan pelukannya pada Gema lalu beralih menatap Dengung.

"Masih aja datar muka abangku yang satu ini," Ujar Senja namun tak mengubah ekspresi datar Dengung.

"Sekolah dimana?" Dengung bertanya dengan ekspresi datarnya sambil mengusap rambut Senja.

Senja yang sudah kebal dengan sikap datar kakaknya itu hanya mengangguk dan menjawab, "Kata mama Senja mau di sekolahin di SMA bang Gema sama bang Dengung dulu,"

Dengung dan Gema saling memandang, ada keraguan di mata kedua laki-laki itu.

"Kamu mudah bergaul kan?" Tanya Gema sedikit khawatir.

"Aku agak pemalu sih, tapi pasti bisa dapat teman," Senja tersenyum saat melihat keraguan di mata kedua kakaknya itu. "Nggak usah khawatir, Senja bakal baik-baik aja kok. Bang Dengung kan dulu juara bela diri terus banyak yang takut sama abang, terus bang Gema dulu ketua ekskul musik di jamin deh nggak ada yang berani gangguin Senja," Jelas Senja panjang lebar dengan senyum yang tak luntur.

Gema dan Dengung mengangguk, mereka harus percaya pada adik mereka sendiri. Lagipula Senja bukan anak kecil lagi, namun mereka juga tidak boleh lalai terhadap Senja.

***

Senja berjalan memasuki gerbang sekolah barunya, gadis itu selalu menampilkan senyum cerianya. Tadi dia di antar oleh mamanya karena Gema dan Dengung sudah lebih dahulu berangkat ke tempat kuliah mereka jadinya Senja harus pasrah di antar oleh sang mama.

Senja menatap semua siswa-siswi yang berlalu lalang di lorong sekolah, dia ingin bertanya di mana letak kantor berada tapi sungguh dia adalah gadis yang sangat pemalu dan pendiam jika berada dikeramaian. Senja menarik nafas dalam dan menetralkan detak jantungnya yang berpacu lebih cepat dari biasanya.

Listen To My StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang