Bagian 2 : gadis manja

17 2 5
                                    

"Rey! Tungguin gue!" teriak seorang gadis yang sedang berlari terengah-engah. Rayna Nayara, itulah namanya.

"Makanya, gak usah sok ngambek deh lo sama gue Ray." tawa kecil keluar dari bibir tampan laki-laki tersebut. Namanya, Rey Aksa Pradipa.

Rey meninggalkan Rayna yang sedang mendiami dirinya sejak kemarin. Entah apa alasan Rayna mendiami Rey, Rey pun tidak tahu. Dasar gak jelas!

Rey mengendarai motor nya seolah-olah akan meninggalkan Rayna sendirian di depan rumah nya. Tak mau ditinggal, Rayna pun langsung mengejar Rey yang sudah berlalu di depannya. Oke, dia tidak bisa berpura-pura untuk marah kepada Rey, kalau tidak Rayna yang akan rugi.

"Woyy Rey! Lo budeg yaa? Rayna bilang tunggu!" teriak Rayna sekali lagi, malah dibalas tawa oleh Rey. "Rey lo nyebelin banget sih!"

Rey memberhentikan motornya, ia turun dari motor lalu menghampiri Rayna yang sudah sangat lelah mengejar dirinya.

"Hahaha gimana? Enak lari pagi?" ledek Rey.

Rayna berkacak pinggang dan menatap Rey tajam, "Puas lo? Gue capek tau Rey. Rey! Gendong Rayna dong, capek nih." dasar peri kecil manja! Ucap Rey dalam hati.

Rey tersenyum kecut, "Males amat! Udah buruan naik motor gue, gak usah ngambek gak jelas lagi."

Rey dan Rayna berjalan menuju motor. Terlihat wajah bahagia dari mereka berdua. Ya, begitulah kehidupan mereka setiap harinya. Dimana Rey yang selalu bersama Rayna, begitu pun sebaliknya.

Sampai-sampai Rey tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya Rayna tanpa diri nya. Gadis yang manja, cengeng dan petakilan itu tidak akan bisa menjaga diri nya sendiri. Walaupun umur Rayna sudah 16 tahun, tetap saja Rayna menjadi gadis kecil dihadapan Rey.

Saat tiba di Sekolah, Rey dan Rayna berjalan sampingan, membuat semua mata yang melihat mereka menjadi iri. Iri, karena Rey merupakan cowok paling ganteng di Sekolah ini. Sedangkan Rayna? Dia senang sekali membuat semua cewek-cewek di Sekolah ini sebal karena nya. Di saat Rayna mendapatkan tatapan tajam, ia malah terus-terusan mepet-mepet dan menggandeng tangan Rey. "mampus lo! Panas kan lo lo pada? Rey cuma punya gue! Cuma gue yang bisa jalan gandengan sama Rey! HAHAHA" ucap Rayna dalan hati.

"Woy hello kitty! Lo gak liat?" ucap Rey.

"Liat apaan Rey?" balas Rayna.

"Itu orang-orang pada melotot sama lo tengil. Lo ga takut?"

"Enggak. Kan ada Rey yang jagain Rayna, ngapain takut"

"Gua kira lo udah berubah jadi pemberani sekarang, eh ternyata masih ngandelin gue juga yaa"

"Iyalahh, kan Rey pawang nyaa haha" gelak tawa keluar dari bibir Rayna, membuat Rey terkekeh geli melihatnya.

Mereka berdua berjalan terus menuju kelas, ya seperti biasany, Rey setiap pagi harus mengantar Rayna terlebih dulu ke kelasnya. Kebiasaan, pinta Rayna, kalau tidak Rayna akan mendiami Rey seperti tadi. Masih ingat kan? Diam gak jelas!

"Silahkan masuk kelas tuan putri"

"Bacot amat sii Rey, biasanya juga gak gitu kan? Biasanya langsung dorong gue gitu aja supaya masuk kelas. Kayak ibu tiri, jahat sama anak nya" omel Rayna.

"Buru masuk, mau gue dorong kayak biasanya? Biar nyungsep lo kayak si siti di koridor atas?"

"Ya gak mau lah! Hmm, yaudah Rayna masuk Rey, semangat belajarnya, jangan tidur terus, nanti jadi bego loh kayak rayna" canda Rayna.

"iyaa sih, gampang, yaudah bye"

Bel masuk pun berbunyi tepat disaat rayna memasuki kelasnya, Rey pun langsung berlari menuju kelasnya sendiri, jangan sampai ia terlambat lagi, pikirnya.

Rey & RayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang