"Bangun." Jungkook menendang-nendang punggung Yoonji dengan kakinya.
Gadis dengan rambut sebahu, yang sedang tertidur miring dan memeluk guling itu, membuka matanya dan berkedip beberapa kali sebelum mendudukan diri. Yoonji tersenyum jahil saat melihat wajah Jungkook yang terlihat sangat judes menatapnya.
"Tidak berteriak lagi?" Yoonji terkekeh, mendudukkan diri di tempat tidur dan menatap Jungkook dengan senyum bodohnya.
"Sangkin seringnya kau muncul tiba-tiba di rumahku, aku bahkan tidak bisa terkejut lagi." Jungkook melipat kedua tangannya di depan dada. "Bangun."
Tanpa menjawab, Yoonji turun dari tempat tidur dan mendudukan diri di lantai. "Jungkook, hari ini mau ke mana? Tidak sekolah?"
"Ini hari minggu. Kenapa kau datang?"
"Hari minggu, ya. Sia-sia aku datang ke sini." Yoonji mengernyitkan hidungnya dan menatap kosong pada pintu kamar Jungkook.
"Kau pikir, aku senang kau datang ke sini? Heh, Yoonji, kenapa-"
"Ponselmu bunyi." Yoonji melirik pada ponsel Jungkook yang berkedip-kedip dalam genggaman Jungkook.
"Ah, pacarku." Jungkook menekan tombol hijau pada layar ponselnya saat nama Taehyung, muncul di sana. "Hyung?"
"Jungkook, toko roti milik keluarga Yoongi Hyung, disegel."
"Huh? Disegel? Kenapa?"
"Ada segel dari dinas kesehatan di depan pintu masuk toko rotinya. Kata Ahjumma yang berjualan di samping toko roti keluarga Yoongi Hyung, ada yang mengadukan toko roti keluarga Yoongi Hyung, menjual roti yang sudah berjamur." Jelas Taehyung.
"Hah? Seumur hidup, aku tidak pernah menemukan jamur di roti milik keluar Yoongi Hyung. Rotinya juga selalu habis terjual. Siapa yang tega menjelek-jelekkan toko roti milik keluarga Yoongi Hyung, jahat sekali." Ucap Jungkook, wajahnya terlihat sedih.
Yoonji yang mendengar nama Yoongi dibawa-bawa dalam pembicaraan Jungkook, berjalan mendekat pada Jungkook dan menempelkan telingnya di ponsel milik Jungkook.
"Awas!" Jungkook mendorong kepala Yoonji dengan jarinya.
"Aku mau dengar!" Yoonji berusaha mendekatkan telinganya lagi pada ponsel Jungkook.
"Yah! Awas!" omel Jungkook.
"Jungkook? Kau bersama siapa?" tanya Taehyung penasaran.
"Yoonji, Hyung. Aish, Yoonji! Aku sedang bicara serius!" kesal Jungkook.
"Tapi, aku mau dengar. Ada apa dengan Appaku?"
"Appamu? Siapa yang membicarakan Appamu? Sudah gila, ya?" kesal Jungkook.
"Maksudku, Yoongi-ssi, ada apa dengan Yoongi-ssi?" Yoonji mengoreksi ucapannya. "Kenapa tidak diloudspeaker saja, sih?" omel Yoonji.
"Benar juga." Jungkook menekan tombol loudspeaker pada layar ponselnya. "Lalu, bagaimana, Hyung?"
"Kata Ahjumma itu, untuk sementara, toko roti milik keluarga Yoongi Hyung harus ditutup sampai ada pemeriksaan dari dinas kesehatan yang turun langsung memeriksa toko rotinya." Jelas Taehyung.
"Sampai kapan?" tanya Jungkook, khawatir.
"Mungkin selama seminggu ini, atau bisa lebih lama lagi."
"Siapa yang tega melaporkan hal yang tidak benar seperti ini." Guman Jungkook, sedih.
Taehyung menghela napas. Tidak bisa menjawab pertanyaan Jungkook barusan.
YOU ARE READING
PATERA
FanfictionKapan lagi punya kesempatan emas untuk melihat masalalu orangtuamu?