"Gimana dok?"Keluarga besar Jay sudah berada dirumah Jay, menunggu hasil dokter pribadi keluarga Jay yang tengah memeriksa Echa dikamarnya
"Selamat Jay, Echa hamil. Usia kandungannya udah masuk dua minggu" tutur Dokter Dewi
"Ya ampun sayang, Bunda seneng banget" ucap Ibu Jay antusias
"Gila gue keduluan" -Yerin
"Gue kapan?," tanya Jun pada dirinya sendiri
"Ih lo ga waras!" Ucap Yerin
"Bukan gue, tapi istri gue nanti"
"Jay," Echa menatap Jay yang berada disebelahnya
"Echa khawatir ya, gapapa Ayah udah atur semua" ucap sang Ayah
"Kamu ga usah khawatir ya, sekarang pikirin kesehatan kamu aja. Soalnya usia kehamilan kamu masih rentan. Jangan banyak pikiran, jangan kecapean"
"Echa nya dijaga ya Jay"
"Iya Dok, Makasih"
"Inget kata Dokter Dewi, kamu harus jaga Echa. Bunda ga mau cucu bunda kenapa-kenapa ya"
"Iya bunda, siap!"
Semua anggota keluarga Jay sudah pulang, kini giliran Jay dan Echa berdua dikamarnya.
Echa yang masih berbaring dengan pikirannya yang sedikit khawatir dan Jay yang malah muntah lagi dikamar mandi."Jay?" Echa menghampiri Jay
"Kamu yang hamil kenapa aku yang muntah-muntah sih,"
"Maaf," kalimat Echa barusan membuat Jay langsung menoleh, "Kok minta maaf? Ini bukan salah kamu, ini salah aku sendiri"
"Iya salah kamu!" Ucap Echa dengan nada sedikit rendah, "Jadi jangan ngeluh kalo kamu yang muntah-muntah!" Lanjutnya lalu pergi
"Lah, kok jadi gini" gumam Jay
-
Jay dan Echa berjalan melewati koridor sekolah yang mulai ramai karna jam istirahat
"Jangan bilang sama yang lain dulu ya, Jay" ucap Echa"Iya sayang," bisiknya
"Jay!!" Suara itu terdengar menyebalkan ditelinga Echa, karena yang barusan memanggil adalah Jihan.
"Aku ke kelas dulu" kata Echa lalu pergi, Jay malah terlihat bingung karena harus menghadapi Jihan sendiri
"Kenapa sekarang jarang main basket? Padahal semua orang nunggu lo main dilapangan basket lagi" ucap Jihan sok lembut
"Gue males, udah ya gue mau cabut dulu" belum juga Jay melangkah, tangannya sudah dicekal oleh Jihan
"Jay, tunggu!"
"Apa lagi?" Jay sudah sedikit risih
"Gue mau ngomong sama lo,"
"Yaudah ngomong aja, ga usah pegang-pegang" Jay menyingkirkan tangan Jihan dari tangannya
"Gue suka sama lo!"
"Jihan ga bisa, gue udah punya Echa. Udah deh mending lo pergi karena gue mau ketemu Echa"
"Jay, plis kasih gue kesempatan"
"Lo ga tau diri banget ya, gue ga suka sama lo dan gue udah punya Echa! Ngerti!?" Ucap Jay lalu dia benar-benar pergi
"Gue bakal dapetin lo, apapun caranya Jay! Lo liat Aja Echa, gue bakal rebut Jay secepatnya"
"Cha!" Panggil Jay, Echa tak menghiraukan panggilan itu dan memilih untuk masuk ke dalam kelas dan duduk disebelah Nana, disana juga ada Febby
"Ngapain kesini?" Ketus Echa
"Ya mau ngajakin ke kantin lah,"
"Ke kantin aja sama Jihan!"
"Kok Jihan sih Yang" Echa menoleh, "Bukannya kamu mau berduaan sama dia, yaudah sana"
"Napa sih lo Cha, ga biasanya begini" ucap Nana yang disebelahnya
"Lagian ngapain juga Jay sama Jihan, dia kan suami lo" imbuh Febby
"Kalian berdua itu ngapain sih belain Jay, kalian sama aja tau ga" Echa pun beranjak dari tempat duduknya dan memilih untuk pergi ke kantin sendiri
"Echa kenapa sih?" Tanya Nana
"Gue ga tau, udah ah gue mau susulin bini gue" Jay pun menyusul Echa
"Mereka berdua kaya bocah," -Febby
"Udah biarin, urusan mereka berdua"
"Sayang tunggu ih, jangan lari-lari" Jay meraih tangan Echa
"Lepasin sana pergi!"
"Ga mau, aku pengennya sama kamu. Kamu kenapa sih?"
"Udah kamu pacaran sama Jihan aja sana, dia kan suka sama kamu"
"Ya ampun aku ga suka sama Jihan, dia aja yang godain aku"
"Jay!" Lagi-lagi suara itu membuat Echa sangat kesal
"Lo dipanggil pak Namjoon, katanya masalah tim basket," ucap Jihan
"Iya ntar gue kesana," jawab Jay
"Kata pak Namjoon jangan lama-lama soalnya penting! Soal pertandingan akhir pekan, lo mau diajak diskusi"
"Pertandingan? Kayanya sekarang gue udah ga jadi ketua tim, kenapa ga Taehyun aja sih"
"Ya gue ga tau, pak Namjoon yang nyuruh gue"
Echa hanya menatap kesal Jay, entah sejak kapan Jay semenyebalkan ini dihadapannya.
Jay yang melihat raut wajah Echa pun langsung peka akan suasana hati istrinya itu"Ya udah gue nyusul ntar," ucap Jay segera, Jay menarik tangan Echa untuk menjauh
"Pak Namjoon maunya sekarang"
Echa melangkah kembali untuk lebih dekat dengan Jihan "Ekhemmm, Jihan kayanya lo itu suka banget ya cari kesempatan buat deketin Jay, bahkan godain dia" ketus Echa
"Maksud lo apaan? Lo anggep gue cewek murahan. Lo harusnya mikir, lo itu cuma parasit yang mau manfaatin kekayaan Jay doang. Gue tau Orang tua Jay itu bagian dari sekolah ini, bahkan orang tua Jay itu orang paling kaya dikota ini, dan lo mau manfaatin itu semua demi kesenangan lo!"
"Jihan!" Bentak Jay
"Ckkk, lo ga punya malu ya, gue tau latar belakang keluarga lo yang kaya raya itu, gue juga tau kalau orang tua lo cuma manfaatin jabatannya demi keuntungan dia sendiri!"
Plakkk!!
Satu tamparan keras tepat mengenai pipi kanan Echa,
"Jaga mulut lo ya! Lo nuduh keluarga gue sembarangan!""Jihann!!" Pekik Jay
"Lo nampar gue?" Echa smirks
"Kalo lo berani ngomong kaya gitu lagi, gue bakal jamin hidup lo ga tenang!"
"Dan gue juga ga akan biarin lo buat bersikap seenaknya kaya gini!"
"Jihan lo keterlaluan ya!" Kata Jay
Mata Echa sudah berkaca-kaca, ia tak mau sampai menangis dihadapan Jihan karna ia akan terlihat lemah.
"Echa, tunggu"
"Ga usah ikutin aku Jay!" Dengan langkah pasti, Echa pergi dari sana meninggalkan Jay dan Jihan.
Tak bisa ditepis kalau hatinya sangat sakit mendengar ucapan Jihan tadi. Seolah-olah Echa hanya memanfaatkan Jay sebagai kesenangan nya saja dan Echa berpacaran dengan Jay karna hartanya.
Echa berlari menuju tempat dimana disana jarang sekali orang-orang kunjungi, taman belakang sekolah.
Echa duduk dikursi panjang yang sedikit berdebu karena tak pernah disinggahi.
Echa menundukkan kepalanya sembari mengeluarkan semua air matanya.